Miliarder di India Kritik Anak Muda karena Produktivitas Rendah

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 28 Oktober 2023 20:35 WIB

Pekerja Mahindra Automotive mengerjakan kendaraan off-road ROXOR yang dirakit sebagian di Pabrik MANA di Auburn Hills, Michigan, AS, 30 Januari 2019. Mahindra ROXOR didasarkan pada Mahindra Thar M2DICR, Kendaraan Utilitas yang diproduksi di India. REUTERS/Rebecca Cook

TEMPO.CO, Jakarta - Narayana Murthy, pendiri perusahaan teknologi raksasa Infosys, membuat pernyataan yang dianggap kontroversi ketika dia menyarankan anak-anak muda di India agar bekerja setidaknya 70 jam per Minggu. Sebab produktivitas di India saat ini rendah.

“Anak-anak muda di negara kita harus berkata, ini adalah negara saya dan saya ingin bekerja 70 jam dalam seminggu. Ini persis seperti apa yang dilakukan warga Jerman dan warga Jepang setelah perang dunia II,” kata Murthy, dalam sebuah podcast.

Menurutnya, anak-anak muda di India punya sebuah kebiasaan yang tidak biasa dilakukan orang-orang Barat dan kebiasaan anak-anak muda India tersebut tidak berkontribusi pada negara. Untuk itu, India perlu meningkatkan produktifitasnya dalam bekerja, korupsi di tubuh pemerintahan harus dikurangi dan mengurangi sistem pengambilan keputusan yang terlalu birokrasi. Sebab itu semua tidak akan membuat negara bisa bersaing dengan negara-negara yang sudah membuat kemajuan pesat.

Advertising
Advertising

Komentar Murthy pun langsung mengundang perdebatan di media sosial, yang menyoroti perbedaan besar antara harapan para pekerja muda dan para pemimpin perusahaan, yang sama-sama menyaksikan pertumbuhan India hingga menjadi sebuah negara besar di panggung dunia, khususnya disektor perkembangan teknologi dan bisnis.

Sejumlah pengusaha menguatarakan dukungan pada pandangan Muthy, namun banyak orang mengkritiknya dengan menyinggung soal kesenjangan pendapatan dan hidup yang seimbang (antara kehidupan pribadi dan bekerja).

“Para miliarder maunya punya tenaga kerja yang murah dan jam kerja yang panjang (dengan kata lain, perbudakan)! Mereka mungkin berdoa agar pasar tenaga kerja memburuk,” tulis pengguna X (Twitter), Amitranjan Gantait.

Forbes mencatat, Muthy memiliki kekayaan bersih senilai USD4.3 miliar (Rp 68 triliun). Pada tahun lalu, sejumlah media di India mewartakan berdasarkan data dari sebuah perusahaan riset Center for Monitoring Indian Economy mengungkap pada periode 2017 dan 2022 ada jutaan orang di India meninggalkan pasar tenaga kerja, yang bahkan tanpa mencari pekerjaan baru. Total secara keseluruhan, angka rata-rata partisipasi tenaga kerja turun dari 46 persen ke 40 persen.

Sumber: RT.com

Pilihan Editor: Ciri Orang Alami Kecemasan Terkait Produktivitas

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Berita terkait

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

10 jam lalu

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

Berikut peraturan baru untuk mempermudah proses mencari kerja di Jerman bagi warga negara di luar Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

14 Orang Tewas Tertimpa Papan Reklame di Mumbai saat Badai Petir

11 jam lalu

14 Orang Tewas Tertimpa Papan Reklame di Mumbai saat Badai Petir

Papan reklame tersebut roboh menimpa beberapa rumah dan sebuah pompa bensin di Mumbai, India akibat angin kencang dan hujan deras

Baca Selengkapnya

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

13 jam lalu

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

Sebelum membuat motor, Royal Enfield memproduksi sejumlah produk di bawah tanah

Baca Selengkapnya

5 Kontroversi Bob Marley, Isu Plagiat hingga Poligami

3 hari lalu

5 Kontroversi Bob Marley, Isu Plagiat hingga Poligami

11 Mei 1981 Bob Marley meninggal dunia. Musisi reggae tersebut semasa hidupnya kerap berkaitan dengan kontroversi, Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Maskapai India Ini Batalkan 85 Penerbangan Gara-gara Awak Kabin Cuti Massal

5 hari lalu

Maskapai India Ini Batalkan 85 Penerbangan Gara-gara Awak Kabin Cuti Massal

Maskapai penerbangan Air India membatalkan sejumlah penerbangan karena awak kabin ramai-ramai sakit.

Baca Selengkapnya

Bisa Produksi Dalam Negeri, Militer India Siap Hentikan Impor Amunisi

5 hari lalu

Bisa Produksi Dalam Negeri, Militer India Siap Hentikan Impor Amunisi

Angkatan Bersenjata India berencana menghentikan impor amunisi pada tahun depan karena industri dalam negeri sudah mampu memenuhi kebutuhan domestik.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Pramugari Cuti Sakit, Air India Express Batalkan 40 Penerbangan Setiap Hari sampai 13 Mei

5 hari lalu

Ramai-ramai Pramugari Cuti Sakit, Air India Express Batalkan 40 Penerbangan Setiap Hari sampai 13 Mei

Sekitar 13.000 penumpang terkena dampak pembatalan penerbangan Air India Express.

Baca Selengkapnya

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

6 hari lalu

Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

India adalah pangsa pasar pariwisata terbesar Maladewa pada 2023, dengan lebih dari 11 persen dari 1,8 juta kunjungan wisatawan

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

7 hari lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

7 hari lalu

4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.

Baca Selengkapnya