Setelah Referendum Akui Aborigin Gagal, PM Australia Cari Cara Baru

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 17 Oktober 2023 16:30 WIB

PM Australia Anthony Albanese bersama masyarakat Aborigin. (Twitter/@AlboMP)

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintahan Partai Buruh Australia akan meluangkan waktu untuk merencanakan cara melakukan rekonsiliasi dengan masyarakat adat di negara tersebut, kata Perdana Menteri Anthony Albanese menyusul kegagalan referendum untuk mengakui mereka dalam konstitusi.

Sekitar 61% warga Australia pada hari Sabtu, 14 Oktober 2023, menolak referendum mengenai apakah akan mengubah konstitusi untuk mengakui masyarakat Aborigin dan Pulau Selat Torres melalui badan penasehat Masyarakat Adat "Suara untuk Parlemen".

Albanese mengatakan pada hari Selasa, 17 Oktober 2023, bahwa pemerintahnya akan menemukan cara baru untuk menanggapi Uluru Statement from the Heart, sebuah dokumen tahun 2017 yang dibuat oleh para pemimpin Masyarakat Adat yang telah mengusulkan Suara untuk Parlemen sebagai bagian dari rencana rekonsiliasi Australia yang lebih luas.

Namun, ia mengatakan pemerintahnya akan meluangkan waktu untuk merumuskan respons secara hati-hati, mendengarkan pendapat penduduk asli di negara tersebut, dan akan menghormati minggu hening yang diserukan oleh para pemimpin masyarakat adat menyusul hasil tersebut.

“Pernyataan Uluru dari Hati dikembangkan selama beberapa dekade. Harapan bahwa langkah selanjutnya harus dikembangkan dalam beberapa hari, tidaklah terhormat,” katanya di parlemen.

“Kita harus menemukan jalan baru. Dan kami akan melakukannya dengan cara yang konstruktif dan penuh pertimbangan.”

Albanese menyampaikan pernyataannya dalam serangkaian perdebatan sengit dengan anggota oposisi selama sesi tanya jawab di parlemen ketika mereka bertanya kepada pemerintah apakah pemerintah akan mengubah taktik setelah referendum gagal.

Partai Liberal yang berhaluan kanan-tengah menentang Voice, dan pemimpinnya Peter Dutton mengatakan pemungutan suara tersebut memecah belah bangsa.

Advertising
Advertising

Wakil Perdana Menteri Richard Marles mengatakan pemerintah akan mencari cara lain untuk "menutup kesenjangan", mengacu pada upaya untuk meningkatkan kehidupan masyarakat Pribumi di negara tersebut yang merupakan 3,8% dari populasi tetapi menderita kemiskinan dan tingkat bunuh diri yang sangat tinggi, serta kekerasan dalam rumah tangga dan pemenjaraan.

“Upaya untuk menutup kesenjangan tidak lagi dapat dicapai melalui reformasi konstitusi, namun kami berkomitmen penuh terhadap proses rekonsiliasi dan kami sangat berkomitmen pada proses untuk menutup kesenjangan tersebut,” kata Marles.

REUTERS

Pilihan Editor MER-C Berjibaku Tangani Korban Hamas Vs Israel di Gaza, Ini Profil Tim Medis Asal Indonesia

Berita terkait

Airlangga Sebut IA-CEPA Dorong Perdagangan RI-Australia Melonjak 90 Persen

21 jam lalu

Airlangga Sebut IA-CEPA Dorong Perdagangan RI-Australia Melonjak 90 Persen

Menteri Airlangga menyatakan IA-CEPA pada tahun 2020 telah berhasil menggenjot nilai perdagangan Indonesia dan Australia melonjak hingga 90 persen.

Baca Selengkapnya

Imigrasi Surabaya Tangkap Warga Negara Bangladesh yang Diduga Terlibat Penyelundupan Manusia

21 jam lalu

Imigrasi Surabaya Tangkap Warga Negara Bangladesh yang Diduga Terlibat Penyelundupan Manusia

Seorang Warga Negara Bangladesh berinisial HR yang jadi DPO kasus penyelundupan manusia ditangkap Kantor Imigrasi Kelas I TPI Surabaya.

Baca Selengkapnya

Seputar Jokowi Terima David Hurley di Istana Bogor: Dari Tanam Pohon hingga Jadi Sopir

1 hari lalu

Seputar Jokowi Terima David Hurley di Istana Bogor: Dari Tanam Pohon hingga Jadi Sopir

Jokowi menerima kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Bogor untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik kedua negar

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

1 hari lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

1 hari lalu

Kala Jokowi Menjadi Sopir Gubernur Jenderal Australia Keliling Kebun Raya Bogor

Jokowi menjadi sopir Gubernur Jenderal Australia David Hurley saat mengendarai mobil golf mengelilingi Kebun Raya Bogor

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

1 hari lalu

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

Presiden Jokowi menyambut kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

1 hari lalu

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

Gubernur Jenderal Australia menjadikan pertemuan dengan Jokowi sebagai bagian rangkaian untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Australia Matikan Jaringan 3G, Tawarkan Daur Ulang Ponsel Lama

1 hari lalu

Australia Matikan Jaringan 3G, Tawarkan Daur Ulang Ponsel Lama

Jaringan 3G berkembang sejak 2001 lalu, menjadi awal mula internet dapat diakses lewat telepon genggam.

Baca Selengkapnya

Telin dan BW Digital Jalin Kolaborasi Percepat Konektivitas Indonesia dan Australia

3 hari lalu

Telin dan BW Digital Jalin Kolaborasi Percepat Konektivitas Indonesia dan Australia

Anak perusahaan Telkom Indonesia, PT Telekomunikasi Indonesia International (Telin) dan BW Digital, menandatangani nota kesepahaman (MoU) pengembangan dan pembangunan bersama Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Hawaiki Nui 1.

Baca Selengkapnya

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

3 hari lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya