Hamas: Kami Punya yang Dibutuhkan untuk Bebaskan Warga Palestina dari Penjara Israel

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Selasa, 17 Oktober 2023 08:33 WIB

Pemimpin Hamas Khaled Meshaal saat mengumumkan dokumen kebijakan baru di Doha, Qatar, 1 Mei 2017. REUTERS/Naseem Zeitoon

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pemimpin tinggi Hamas, Senin, 16 Oktober 2023, mengatakan bahwa kelompoknya "memiliki apa yang dibutuhkan" untuk membebaskan semua warga Palestina di penjara-penjara Israel, mengindikasikan bahwa kelompok militan tersebut mungkin mencoba menggunakan warga Israel yang mereka culik sebagai alat tawar-menawar untuk menjamin pembebasan tahanan Palestina.

Segera setelah pejabat Hamas Khaled Meshaal membuat pernyataan mengenai para tawanan, termasuk warga Israel dan non-Israel yang diculik oleh Hamas pada 7 Oktober, sayap bersenjata kelompok tersebut secara terpisah mengatakan bahwa warga non-Israel adalah “tamu” yang akan dibebaskan “bila keadaan memungkinkan."

Orang-orang bersenjata dari Hamas menyandera sejumlah orang setelah mengamuk di komunitas dan pangkalan militer Israel selatan, menewaskan lebih dari 1.300 orang. Militer Israel mengatakan kelompok itu menyandera 199 orang di Gaza. Hamas mengatakan mereka memiliki antara 200 dan 250 orang.

Hamas, yang seperti faksi lainnya telah lama menyerukan pembebasan sekitar 6.000 warga Palestina di penjara Israel, “memiliki apa yang dibutuhkan untuk mengosongkan penjara dari semua tahanan,” Meshaal, mantan ketua Hamas yang kini mengepalai kantor diasporanya di Doha, mengatakan kepada AlAraby TV.

Pada 2011, Israel menukar ratusan tahanan Palestina untuk memperoleh pembebasan satu tentara Israel, Gilad Shalit, yang ditahan selama lima tahun. Pertukaran semacam itu – yang pada saat itu dikritik oleh sebagian warga Israel karena dianggap terlalu timpang – tampaknya merupakan tawar-menawar yang mustahil karena puluhan orang ditahan.

Advertising
Advertising

Israel, yang telah membombardir Gaza dengan serangan yang menewaskan ratusan warga Palestina, mengatakan pihaknya akan bertindak untuk membebaskan para sandera sekaligus melenyapkan Hamas.

Para tawanan diyakini termasuk warga negara termasuk Thailand dan Jerman. Negara-negara lain telah melaporkan warganya hilang. Warga Israel dengan kewarganegaraan ganda di negara-negara termasuk AS juga diyakini telah diculik.

Dalam pesan video, juru bicara sayap bersenjata Hamas, Abu Obeida, mengatakan Hamas memiliki "sekelompok tahanan dari berbagai negara, mereka adalah tamu kami dan kami berupaya melindungi mereka."

Dia menambahkan: "Kami akan membebaskan tahanan dari berbagai negara jika keadaan di lapangan memungkinkan." Dia tidak menjelaskan lebih lanjut.

Pejabat senior Hamas lainnya, Moussa Abu Marzouk, mengatakan pada Senin bahwa “tahanan asing tidak dapat dibebaskan karena berlanjutnya pengeboman Israel di Jalur Gaza.”

REUTERS

Pilihan Editor: FBI: Kasus Pembunuhan di AS Turun pada 2022, tetapi Pencurian Naik

Berita terkait

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 jam lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

ICJ akan Gelar Sidang Serangan Israel ke Rafah Pekan Ini

11 jam lalu

ICJ akan Gelar Sidang Serangan Israel ke Rafah Pekan Ini

Pengadilan tinggi PBB (ICJ) menggelar sidang atas permintaan Afrika Selatan agar Israel dipaksa menghentikan serangan ke Rafah

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

13 jam lalu

Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 14 Mei 2024 diawali oleh alasan 9 negara menolak Palestina menjadi anggota penuh PBB.

Baca Selengkapnya

PM Qatar Sebut Negosiasi Gencatan Senjata Buntu setelah Serangan Israel di Rafah

14 jam lalu

PM Qatar Sebut Negosiasi Gencatan Senjata Buntu setelah Serangan Israel di Rafah

Perdana Menteri Qatar mengatakan negaranya akan terus melakukan mediasi antara Hamas dan Israel.

Baca Selengkapnya

Blockout 2024: Aksi blokir Akun Selebritas yang Bungkam soal Gaza

16 jam lalu

Blockout 2024: Aksi blokir Akun Selebritas yang Bungkam soal Gaza

Gerakan "Blockout 2024" mendesak pengguna untuk memblokir akun selebritas yang tetap bungkam mengenai krisis kemanusiaan di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

21 jam lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

Begini Metode Penyiksaan Israel yang Mengerikan terhadap Tahanan Palestina

21 jam lalu

Begini Metode Penyiksaan Israel yang Mengerikan terhadap Tahanan Palestina

Penyiksaan terhadap para tahanan Palestina dilakukan hanya karena dendam dan tidak dimaksudkan untuk pengumpulan informasi intelijen.

Baca Selengkapnya

HRW: Delapan Serangan Israel Tewaskan dan Lukai 31 Petugas Kemanusiaan di Gaza

22 jam lalu

HRW: Delapan Serangan Israel Tewaskan dan Lukai 31 Petugas Kemanusiaan di Gaza

HRW melaporkan Israel telah membunuh atau melukai sedikitnya 31 pekerja kemanusiaan di Gaza sejak Oktober dalam setidaknya delapan serangan.

Baca Selengkapnya

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

22 jam lalu

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) membuka rumah sakit dengan kapasitas 60 tempat tidur di Rafah, Gaza selatan.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

23 jam lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya