Kisah Ulama Besar Palestina Pengaruhi Dunia Arab hingga Berbondong-bondong Dukung Kemerdekaan Indonesia
Reporter
Mutiara Roudhatul Jannah
Editor
Hisyam Luthfiana
Senin, 16 Oktober 2023 14:03 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah tokoh Palestina dikenal punya peran penting mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bahkan ada yang berperan mempengaruhi dunia Arab hingga memberikan dukungan internasional untuk kemerdekaan Indonesia.
Seperti diketahui, dalam perjuangan kemerdekaan, dukungan dunia internasional mutlak diperlukan. Begitupun saat Indonesia berjuang untuk merdeka. Dukungan internasional turut memperkuat posisi Indonesia. Adapun komunitas internasional pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia adalah bangsa Arab di Timur Tengah.
Mesir menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia, dukungan senada juga muncul dari para tokoh Timur Tengah lainnya, salahsatunya dari Mufti besar Palestina, yaitu Syekh Muhammad Amin Al Husaini.
Dilansir dari buku Mata Air Keteladanan karya Yudi Latif, Syekh Amin Al Husaini yang sedang diasingkan di Jerman turut mempopulerkan kemerdekaan Indonesia melalui radio Berlin berbahasa Arab.
Amin Al Husaini dikenal sebagai sosok yang aktif melobby banyak pimpinan di negara-negara Arab untuk mengakui dan membela Indonesia Merdeka. Berkat jasanya, Indonesia diakui pertama kali secara de jure oleh Mesir dan diikuti oleh Suriah, Lebanon, serta beberapa negara Timur Tengah lainnya.
Dilansir dari laman NU Online, saat itu, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini memberi ucapan selamat pada Indonesia melalui Radio Berlin dengan berbahasa Arab yang saat itu tengah berada di Jerman. Maka secara de facto Palestina mengakui kedaulatan Indonesia pada 6 September 1944. Padahal, pemberian kemerdekaan Indonesia tersebut masih sebatas janji dari Perdana Menteri Jepang, Kaiso.
Berita yang disiarkannya melalui radio tersebut terus disebarluaskan selama dua hari berturut-turut. Bahkan, berita kemerdekaan Indoneisa ini juga disiarkan oleh Buletin terkenal, yakni buletin harian “Al-Ahram”.
Pada saat momen kemerdekaan Indonesia, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini diketahui tengah bersembunyi di Jerman pada permulaan Perang Dunia II. Ulama asal Palestina tersebut mengumumkan dukungannya atas kemerdekaan Indonesia di tengah situasi sulit. Bahkan, dirinya diketahui tengah berjuang melawan imperialis Inggris dan Zionis yang ingin menguasai kota Al-Quds, Palestina.
Sosok Syekh Muhammad Amin Al-Husaini tak bisa dilepaskan dari sejarah Indonesia. Meskipun tidak ikut berjuang di garis depan, tetapi dirinya dinilai memiliki andil besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia di kancah internasional. Pengaruhnya sebagai mufti yang diperhitungkan di dunia Arab, membuat sejumlah negara Timur Tengah turut memberikan dukungannya kepada kemerdekaan Indonesia. Hingga akhirnya, pengakuan negara-negara tersebut akhirnya melengkapi syarat kemerdekaan Indonesia.
Selain jasanya terhadap kemerdekaan Indonesia, Muhammad Al Amin Al Husaini juga dikenal dekat dengan tokoh Muslim Indonesia dan berkenan menyambut kedatangan delegasi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Al Amin Al Husaini bahkan sempat berdiskusi dengan Wakil Presiden RI, Mohammad Hatta dan H Agus Salim saat deklarasi pengakuan Indonesia Merdeka oleh negara-negara Arab, di Kairo, Mesir.
Diusulkan Dapat Bintang Kehormatan
Melihat peran penting dan jasanya dalam kemerdekaan Indonesia, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia RI, Hidayat Nur Wahid, mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo untuk menganugerahkan bintang tanda kehormatan kepada Muhammad Al Amin Al Husaini dan tokoh Palestina lain yang berjasa ikut membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia seperti M Ali Taher.
Dilansir dari laman MPR RI, Hidayat menuturkan bahwa kedua tokoh tersebut memiliki banyak peran dalam membantu perjuangan Indonesia mendapatkan kemerdekaan dari penjajahan Belanda. Juga membantu Indonesia untuk mendapatkan pengakuan atas kemerdekaannya dari negara-negara Arab.
“Dulu Bung Karno dikabarkan sempat berinisiatif untuk memberikan tanda kehormatan kepada Ali Taher asal Palestina tersebut, tetapi belum terlaksana. Sekarang saat yang tepat bagi Presiden Jokowi untuk meneruskan hal tersebut, dengan memberikan penghargaan kepada M Ali Taher juga kepada As Sayyid al Amin al Husaini yang diundang Bung Karno untuk menghadiri Konferensi Asia Afrika di Bandung, tahun 1955,” ujar Hidayat melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu, 23, Mei, 2021.
Adapun pemberian tanda kehormatan kepada Warga Negara Asing (WNA) yang berjasa bagi Indonesia sangat dimungkinkan sesuai Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan beserta aturan turunannya. Ketentuan Pasal 38 ayat (1) secara tegas menyebutkan bahwa “tanda jasa dan/atau tanda kehormatan dapat diberikan kepada WNA”.
Selain itu, Pasal 38 ayat (2) juga menegaskan bahwa pemberian tanda jasa dan/atau tanda kehormatan kepada WNA harus memenuhi (a) keseteraaan hubungan timbal balik kenegaraan; dan atau (b) berjasa besar pada bangsa dan negara Indonesia.
Pilihan Editor: Sumbangkan Harta untuk Perjuangan Kemerdekaan Indonesia, Tokoh Palestina Ini Dukung RI Lepas dari Penjajahan