Perjuangan Yasser Arafat Bebaskan Palestina dari Israel dan Kematiannya yang Misterius

Sabtu, 14 Oktober 2023 07:07 WIB

Poster mantan pemimpin Palestina Yasser Arafat. REUTERS/Abed Omar Qusini

TEMPO.CO, Jakarta - Tanah Palestina berkobar sejak akhir pekan lalu. Israel melancarkan serangan balasan setelah Hamas menyerbu secara mendadak dan menewaskan ratusan orang. Bagaimanapun, Hamas berdalih upaya itu untuk membebaskan Palestina dari blokade Israel sejak 2007.

Upaya mengusir Israel dari tanah mereka itu adalah warisan Yasser Arafat, ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Lebih dari separuh umurnya, dia habiskan di medan perjuangan. Bagi Yasser, pengorbanan apa pun tak menjadi soal. Asalkan untuk mengusir Israel. Semasa hidupnya, kepada Tempo Yasser pernah bilang: Demi kehormatan bangsanya, perjuangan tak akan surut.

"Saya tidak akan pernah surut dari perjuangan segala cara akan tetap saya tempuh demi kehormatan bangsa saya," ujar Arafat, dinukil dari Majalah Tempo edisi Sabtu, 28 Desember 1985.

Yasser Arafat lahir di Kairo, Mesir, pada 1929. Saat usai empat tahun, ibunya meninggal dan dia harus tinggal bersama pamannya di Yerusalem. Dia diboyong oleh sang ayah ke tanah kelahiran saat usia delapan tahun. Namun, Palestina sudah memeluknya erat. Penindasan Israel atas bangsa itu membuatnya berkobar. Perjuangan membebaskan Palestina telah bergandeng tangan dengan Yasser sejak ia remaja.

Di usianya yang masih belia untuk dikatakan sebagai pejuang, dia telah tahu bagaimana menyelundupkan senjata ke Palestina untuk melawan Yahudi dan Inggris. Bahkan saat ayahnya memasukkannya ke perguruan tinggi, Universitas Faud I (kini Universitas Kairo), Yasser memilih cabut. Dia memutuskan turun ke medan tempur melawan orang-orang Yahudi selama Perang Arab-Israel 1948. Meskipun pada akhirnya Palestina kalah dan Israel berdiri sebagai negara.

Advertising
Advertising

Yasser menyadarkan orang-orang Palestina, tanpa perjuangan bersenjata, masalah Palestina tidak akan lebih dari masalah pengungsian. Meski pada akhirnya hal itu menyebabkan bencana yang membuat lebih dari 700 ribu orang Palestina kehilangan rumah mereka di tempat yang kemudian menjadi wilayah Israel. Tapi perjuangan tak terhenti. Di Kuwait pada 1958, Arafat dan rekannya mendirikan Al-Fatah, jaringan bawah tanah yang melawan Israel dengan senjata.

Pada pertengahan 1960-an, kelompok itu vakum sehingga Yasser meninggalkan Kuwait, menjadi revolusioner penuh waktu dan melancarkan serangan ke Israel. Yasser mendirikan PLO pada 1964. Organisasi ini menyatukan sejumlah kelompok yang memperjuangkan negara Palestina yang merdeka. Menjadi satu-satunya organisasi yang diakui PBB mewakili Palestina.

Tiga tahun kemudian, Perang Enam Hari meletus, dengan Israel sekali lagi diadu dengan negara-negara Arab. Perang dimenangkan Israel, dan setelahnya Yasser Arafat menjadi ketua komite eksekutif PLO pada 1969. Setelah kalah perang, Yasser memindahkan operasi ke Yordania, dan terus mengembangkan PLO. Namun diusir oleh Raja Hussein, dan memindahkan PLO ke Lebanon.

Tapi lagi-lagi PLO diusir dari Lebanon pada awal 1980-an. Arafat kemudian meluncurkan gerakan protes intifadah terhadap pendudukan Israel di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Intifadah ditandai dengan kekerasan terus-menerus di jalan-jalan dengan pembalasan Israel. Nama Yasser sebenarnya mulai jadi momok menakutkan bagi Israel setelah gerilyawan Al Fatah memukul mundur lawan dalam Perang Karameh, 1968.

“Israel, kabarnya, mengakui bahwa penyerbuan mereka terhadap markas Al Fatah di Yordania itu merupakan salah satu perang yang mereka bayar mahal: puluhan prajurit Korto mereka terbunuh di tangan lawan,” tulis Majalah Tempo edisi Sabtu, 28 Desember 1985.

Polemik Meninggalnya Yasser Arafat

Yasser Arafat meninggal dunia di Rumah Sakit Militer Percy, dekat Paris, saat berusia 75 pada 11 November 2004. Dia sempat mengeluh sakit perut di kantor pusatnya di Kota Ramallah, Tepi Barat. Kemudian dia dinyatakan meninggal akibat gangguan darah. Namun pemeriksaan barang-barang miliknya dan penggalian kerangkanya untuk analisis lebih lanjut pada 2012 menunjukkan ia mungkin telah diracun dengan radioaktif polonium-210.

Dilansir dari Reuters, Arafat menghabiskan bulan-bulan terakhir hidupnya bersembunyi di sebuah kompleks bekas pertempuran di kota Ramallah Tepi Barat, dikelilingi oleh tank-tank Israel. Di dalam gedung, sekelompok ajudan inti mengurus setiap kebutuhan pemimpin mereka yang sudah lanjut usia. Laporan Institut Fisika Radiasi Rumah Sakit Universitas Lausanne menyatakan Yasser jatuh sakit parah sekitar empat jam setelah makan pada 12 Oktober 2004. Dia tidak pernah pulih dan meninggal sebulan kemudian di sebuah rumah sakit Paris pada usia 75.

Sebelum kematian suaminya, Suha Arafat yang melarikan diri dari wilayah Palestina dengan putri kecil mereka setelah pecahnya pemberontakan melawan pendudukan Israel pada 2000, tidak bertemu dengan Arafat selama tiga tahun kemudian berhasil menjenguk suaminya. Kepada Al-Jazeera, Suha mengatakan kematian suaminya menyimpan konspirasi. “Saya meminta Anda untuk menyadari ruang lingkup konspirasi. Mereka mencoba mengubur Abu Ammar (Arafat) hidup-hidup,” katanya.

Dilansir dari Antara, pada 2013, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mendesak dilakukannya penyelidikan internasional mengenai kematian pendahulunya Yasser Arafat itu. Dalam kunjungannya ke Kairo, Mesir pada November 2013, Abbas meminta Sekretaris Jenderal Liga Arab agar mengaktifkan resolusi lama organisasi itu untuk membentuk komite penyelidikan internasional mengenai kematian Arafat.

Kemudian pada 2015, Tim investigasi Palestina yang menyelidiki misteri kematian Yasser Arafat, mengklaim mantan pemimpin Palestina itu dibunuh Israel. Hasil investigasi itu menyebutkan Arafat dibunuh di rumah sakit militer di Paris, Prancis. Ketua Investigasi Tawfiq Tirawi, pada Rabu, 11 November 2015, seperti dilansir laman Al-Araby, menyebut Israel dalang di balik kematian Yasser.

“Komite penyelidikan telah mengidentifikasi pembunuh mantan Presiden Yasser Arafat, dan Israel bertanggung jawab soal itu,” kata dia.

Namun Israel menyangkal keras peran apa pun dalam kematian Arafat, dengan mengatakan bahwa mereka secara politik telah mengisolasinya pada saat itu dan tidak memiliki alasan untuk membunuhnya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Yigal Palmor mengatakan orang-orang Palestina harus menghentikan omong kosong tersebut

“Biarkan saya menyatakan ini sesederhana yang saya bisa: Israel tidak membunuh Arafat. Dan berhenti mengangkat tuduhan tak berdasar ini tanpa bukti apa pun,” kata dia

Pilihan Editor: Yasser Arafat dan Konspirasi di Sekitar Kematiannya

Berita terkait

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

1 jam lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

2 jam lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

3 jam lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis Hambat Bantuan ke Gaza!

3 jam lalu

Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis Hambat Bantuan ke Gaza!

Menlu Retno Marsudi menilai bantuan kemanusiaan ini sangat diperlukan masyarakat Gaza saat ini.

Baca Selengkapnya

Deklarasi Manama: Dukungan Negara-negara Arab untuk Warga Palestina yang Tertindas

4 jam lalu

Deklarasi Manama: Dukungan Negara-negara Arab untuk Warga Palestina yang Tertindas

Liga Arab menyerukan "perlindungan pasukan penjaga perdamaian PBB di wilayah Palestina yang diduduki" hingga solusi dua negara diimplementasikan.

Baca Selengkapnya

Sidang Kedua di ICJ, Afrika Selatan: Serangan Israel di Rafah Harus Dihentikan!

6 jam lalu

Sidang Kedua di ICJ, Afrika Selatan: Serangan Israel di Rafah Harus Dihentikan!

Afrika Selatan meminta ICJ untuk mendesak Israel agar segera menarik pasukannya dan menghentikan serangan militer mereka di Kota Rafah, Gaza

Baca Selengkapnya

Setelah Perang Gaza Usai, Apa Sebenarnya Rencana Netanyahu?

6 jam lalu

Setelah Perang Gaza Usai, Apa Sebenarnya Rencana Netanyahu?

Ketika Israel terus mengebom Gaza, banyak pertanyaan tentang kapan Israel akan berhenti dan apa yang akan dilakukan Netanyahu selanjutnya.

Baca Selengkapnya

AFC Dukung Usulan Palestina untuk Menangguhkan Keanggotaan Israel di FIFA

7 jam lalu

AFC Dukung Usulan Palestina untuk Menangguhkan Keanggotaan Israel di FIFA

AFC memberikan dukungannya terhadap usulan Palestina untuk menangguhkan keanggotaan Israel dari FIFA menyusul konflik yang sedang berlangsung di Gaza.

Baca Selengkapnya

Jadi Bantuan Kemanusiaan ke Jalur Gaza Viral Diinjak-injak Warga Israel, Berikut Sesungguhnya Prestasi Indomie

9 jam lalu

Jadi Bantuan Kemanusiaan ke Jalur Gaza Viral Diinjak-injak Warga Israel, Berikut Sesungguhnya Prestasi Indomie

Tampak dalam video tersebut salah satu bantuan makanan ke Jalur Gaza yang dirusak ekstremis Israel adalah produk mi instan Indomie asal Indonesia

Baca Selengkapnya

Daftar 15 Anggota NATO yang Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, Siapa Saja?

9 jam lalu

Daftar 15 Anggota NATO yang Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, Siapa Saja?

Sebanyak 15 negara anggota NATO juga mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, siapa saja?

Baca Selengkapnya