Kenapa Intelijen Israel Bisa Kecolongan Serangan Hamas?
Reporter
Andika Dwi
Editor
Ida Rosdalina
Selasa, 10 Oktober 2023 15:03 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kemampuan Badan Intelijen dan Keamanan Israel tengah disorot dunia internasional. Intelijen Israel disebut gagal mengantisipasi serangan besar-besaran yang dilancarkan kelompok Hamas Palestina, pada Sabtu, 7 Oktober 2023. Apa penyebabnya?
Dikutip dari laman Organisasi Penyiaran Nirlaba Amerika Serikat (NPR), sekitar 1.000 militan menembaki warga sipil di wilayah Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sementara menurut media Israel, sedikitnya 700 warga sipil tewas dan lebih dari 2.100 orang terluka.
Israel pun membalas serangan di jalur Gaza, sehingga lebih dari 400 warga Palestina tewas dan lebih dari 2.300 orang luka-luka. Namun, jumlah korban tewas kemungkinan akan bertambah seiring dengan berlanjutnya gencatan senjata.
“Tidak ada badan intelijen nasional yang tahu segalanya atau tanpa cela, tapi ini hanyalah kegagalan besar. Sungguh mengherankan hal ini bisa terjadi,” kata peneliti senior bidang kontra terorisme dan keamanan dalam negeri di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Bruce Hoffman.
Israel telah lama dengan bangga menjaga pagar perbatasan dan tembok bawah tanah di dekat Gaza menggunakan teknologi canggih. Akan tetapi, pejuang Hamas berhasil menembus perbatasan dengan memakai bahan peledak dan alat berat. Para militan juga diketahui melakukan operasi amfibi di Laut Mediterania.
Hamas pun mengirimkan personelnya untuk mencapai wilayah Israel menggunakan paralayang. Ribuan roket yang diluncurkan sukses mengejutkan badan intelijen setempat. Pasalnya, Israel mengklaim mampu mendengarkan hampir seluruh panggilan telepon di Gaza dan mempunyai banyak informan di Palestina.
“Mereka sudah merencanakan hal ini sejak lama. Jelas ini merupakan serangan yang sangat terkoordinasi dan sayangnya mereka mampu mengejutkan kami secara taktis, serta menimbulkan kerusakan amat parah,” ucap mantan Penasihat Keamanan Nasional Israel Eyal Hulata kepada Reuters.
<!--more-->
Israel Mengaku Terkejut
Pihak Israel menyebut tak tahu-menahu dengan rencana serangan Hamas pada Sabtu, 7 Oktober 2023. Mereka mengaku terkejut dengan pertempuran yang terjadi bertepatan dengan Hari Sabat Yahudi dan hari raya keagamaan.
“Ini adalah peristiwa 9/11 (seperti Serangan 11 September 2001) yang kami alami. Mereka menangkap kami. Mereka mengejutkan kami dan mereka datang dengan cepat dari berbagai tempat, baik dari udara, darat, maupun laut,” ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Israel Mayor Nir Dinar.
Taktik Hamas
Sementara itu, menurut beberapa sumber kepada Reuters, Hamas memanfaatkan taktik intelijen yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menyesatkan Israel selama beberapa bulan terakhir. Mereka memberikan kesan bahwa tidak bersedia melancarkan perlawanan atau konfrontasi kepada Israel sambil menyiapkan operasi besar-besaran.
“Hamas memberikan kesan kepada Israel bahwa mereka belum siap berperang,” kata salah satu sumber yang tidak ingin disebutkan namanya.
Salah satu strategi dari persiapan Hamas adalah membangun pemukiman tiruan Israel di Gaza. Tujuannya untuk melakukan pendaratan militer dan berlatih untuk menyerbu Israel. “Israel pasti melihat mereka, tapi tidak yakin jika Hamas tertarik untuk menyerang,” kata sumber itu.
Hamas justru berusaha untuk meyakinkan Israel bahwa mereka lebih peduli terhadap nasib pekerja di Gaza, agar lebih dari dua juta penduduk bisa memiliki akses untuk bekerja di seberang perbatasan dan tidak tertarik untuk memulai peperangan baru.
Sejak perang dengan Hamas pada 2021, Israel telah berusaha menawarkan stabilitas ekonomi di Gaza dengan memberikan insentif. Selain itu, mereka juga memberi izin kepada ribuan warga Gaza agar bisa bekerja di Israel, di mana gaji di sektor konstruksi, jasa, atau pertanian bisa mencapai 10 kali lipat dari gaji di Gaza.
“Kami yakin bahwa mereka datang untuk bekerja, sehingga akan menciptakan ketenangan. Ternyata kami salah. Mereka membuat kami mengira bahwa mereka hanya menginginkan uang,” kata salah satu juru militer Israel.
MELYNDA DWI PUSPITA | REUTERS
Pilihan Editor: Sejumlah Negara Evakuasi Warganya dari Israel, Meksiko Hingga Hungaria Kerahkan Pesawat