PBB Setujui Pengiriman Misi Keamanan ke Haiti untuk Atasi Geng Kriminal

Reporter

Tempo.co

Selasa, 3 Oktober 2023 10:00 WIB

Orang-orang membawa barang-barang mereka saat melarikan diri dari lingkungan mereka Carrefour Feuilless setelah geng mengambil alih, di Port-au-Prince, Haiti 15 Agustus 2023. REUTERS/Ralph Tedy Erol

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Keamanan PBB pada Senin memutuskan untuk mengirim pasukan multinasional ke Haiti yang dipimpin oleh Kenya untuk membantu memerangi geng-geng kriminal di negara Karibia yang bermasalah itu.

Keputusan ini diambil setahun setelah negara Karibia itu meminta bantuan PBB untuk memerangi geng-geng kriminal yang menguasai sebagian besar ibu kotanya, Port-au-Prince. Ini menandai pertama kalinya pasukan dikerahkan ke Haiti sejak misi yang disetujui PBB hampir 20 tahun lalu.

“Lebih dari sekedar pemungutan suara sederhana, ini sebenarnya merupakan ekspresi solidaritas terhadap masyarakat yang berada dalam kesusahan,” kata Jean Victor Généus, menteri luar negeri Haiti. “Ini adalah secercah harapan bagi orang-orang yang sudah terlalu lama menderita.”

Dewan beranggotakan 15 negara tersebut mengadopsi sebuah resolusi, yang dirancang oleh Amerika Serikat (AS) dan Ekuador, yang memberikan wewenang kepada misi Dukungan Keamanan Multinasional “untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan” – sebuah kode untuk penggunaan kekuatan.

Namun, Cina dan Rusia abstain dalam pemungutan suara tersebut, karena khawatir PBB akan mengizinkan penggunaan kekuatan secara menyeluruh berdasarkan Bab 7 Piagam PBB. Sebanyak 13 anggota sisanya memberikan suara mendukung.

Advertising
Advertising

Resolusi tersebut mengizinkan pasukan tersebut untuk dikerahkan selama satu tahun, dan peninjauannya setelah sembilan bulan.

Tanggal penempatan belum ditentukan, meskipun Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken baru-baru ini mengatakan misi keamanan ke Haiti dapat dikerahkan “dalam beberapa bulan”.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Kenya, Alfred Mutua, mengatakan pekan lalu bahwa pasukan tersebut akan dikerahkan dalam waktu dua hingga tiga bulan, atau mungkin awal Januari. Dia juga mencatat bahwa para perwira kunci diajari bahasa Prancis.

Belum jelas seberapa besar kekuatan yang akan ditimbulkan. Pemerintah Kenya sebelumnya telah mengusulkan pengiriman 1.000 petugas polisi. Selain itu, Jamaika, Bahama, serta Antigua dan Barbuda juga telah berjanji mengirimkan personel.

“Dengan tindakan ini, dewan tersebut telah menyalakan secercah harapan bagi masyarakat Haiti yang terkepung,” kata Martin Kimani, perwakilan Kenya di PBB.

Bulan lalu, pemerintahan Presiden AS Joe Biden berjanji untuk menyediakan logistik dan US$100 juta untuk mendukung pasukan pimpinan Kenya.

Perwakilan Federasi Rusia, Vassily Nebenzia, mengatakan pada prinsipnya dia tidak keberatan dengan resolusi tersebut. Namun, mengatakan bahwa pengiriman angkatan bersenjata ke suatu negara bahkan atas permintaannya “merupakan tindakan ekstrem yang harus dipikirkan matang-matang.”

Perwakilan Cina, Zhang Jun, mengatakan dia berharap negara-negara yang memimpin misi tersebut akan mengadakan konsultasi mendalam dengan para pejabat Haiti mengenai penempatan pasukan keamanan dan menjelaskan penolakannya terhadap resolusi tersebut.

“Tanpa adanya pemerintahan yang sah, efektif, dan bertanggung jawab, dukungan eksternal apa pun akan sulit memberikan dampak jangka panjang,” katanya, seraya menambahkan bahwa konsensus untuk transisi sangat dibutuhkan serta jadwal yang “layak dan kredibel”. “Sayangnya, resolusi yang baru saja diadopsi gagal memberikan sinyal terkuat mengenai hal tersebut.”

Menteri Luar Negeri Haiti Généus mengatakan bersyukur resolusi tersebut disetujui karena angkatan bersenjata asing sangat penting. Namun, ia menekankan bahwa hal itu “tidak cukup.”

“Pembangunan sosial-ekonomi harus diperhitungkan untuk mengatasi kemiskinan ekstrem,” katanya.

Ia menambahkan bahwa kemiskinan ekstrem adalah sumber dari banyak masalah Haiti dan telah menciptakan lahan subur bagi perekrutan generasi muda oleh geng-geng.

Sekitar 60 persen dari 11 juta penduduk Haiti berpenghasilan kurang dari $2 per hari, dengan kemiskinan yang semakin parah dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan melonjaknya inflasi.

Pengerahan angkatan bersenjata diharapkan dapat memulihkan perdamaian dan keamanan di Haiti sehingga juga dapat menyelenggarakan pemilihan umum yang telah lama ditunggu-tunggu yang telah berulang kali dijanjikan oleh Perdana Menteri Ariel Henry setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moïse pada Juli 2021.

Haiti kehilangan lembaga terakhir yang dipilih secara demokratis pada Januari setelah masa jabatan 10 senator yang tersisa berakhir, sehingga tidak ada satu pun anggota parlemen di DPR atau Senat negara tersebut. Sementara itu, Henry telah memerintah negaranya dengan dukungan komunitas internasional.

Presiden Dewan Keamanan PBB, Sérgio França dari Brasil, menyatakan bahwa tanpa solusi politik Haiti yang didasarkan pada pemilu yang bebas, transparan, dan adil, “tidak ada bantuan yang dapat menjamin keberhasilan jangka panjang.”

Intervensi internasional di Haiti mempunyai sejarah yang rumit. Misi stabilisasi yang disetujui PBB ke Haiti yang dimulai pada Juni 2004 dirusak oleh skandal pelecehan seksual dan masuknya penyakit kolera. Misi tersebut berakhir pada Oktober 2017.

Pilihan Editor: Amerika Serikat Kucurkan Bantuan Rp900 M untuk Atasi Kekerasan di Haiti

REUTERS

Berita terkait

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

2 jam lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Gilad Erdan Dubes Israel Sobek Salinan Piagam PBB Usai Voting Status Palestina, Ini Profilnya

6 jam lalu

Gilad Erdan Dubes Israel Sobek Salinan Piagam PBB Usai Voting Status Palestina, Ini Profilnya

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan merobek salinan Piagam PBB, memprotes pemungutan suara resolusi yang mendukung keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Staf PBB Tewas Diserang Israel di Rafah, Guterres Minta Penyelidikan Penuh

10 jam lalu

Staf PBB Tewas Diserang Israel di Rafah, Guterres Minta Penyelidikan Penuh

Seorang staf PBB tewas di Rafah setelah kendaraannya ditabrak saat sedang melakukan perjalanan ke sebuah rumah sakit.

Baca Selengkapnya

Donor Internasional Janjikan Bantuan Lebih dari Rp32 Triliun untuk Gaza

10 jam lalu

Donor Internasional Janjikan Bantuan Lebih dari Rp32 Triliun untuk Gaza

Sebuah konferensi donor internasional di Kuwait menjanjikan bantuan lebih dari US$2 miliar atau sekitar Rp32 triliun ke Gaza

Baca Selengkapnya

Inilah Daftar 143 Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

1 hari lalu

Inilah Daftar 143 Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Ada sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota PBB, termasuk Indonesia. Berikut daftarnya.

Baca Selengkapnya

Daftar 9 Negara yang Menolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Tetangga Indonesia

2 hari lalu

Daftar 9 Negara yang Menolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Tetangga Indonesia

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara abstain.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 11 Mei 2024 diawali oleh tanggapan Dubes Palestina Zuhair Al-Shun soal perdagangan antara Indonesia-Israel

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

3 hari lalu

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

Indonesia mendorong pemberian hak-hak istimewa bagi Palestina dalam Sidang Darurat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Baca Selengkapnya

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

3 hari lalu

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Dubes Cina untuk PBB Fu Cong mendesak Amerika Serikat untuk tidak menghalangi proses keanggotaan penuh Palestina di PBB yang didukung Majelis Umum

Baca Selengkapnya

Kisah Israel Diterima Jadi Anggota PBB 75 Tahun Lalu, Diwarnai Pendudukan dan Pengusiran Paksa Warga Palestina

3 hari lalu

Kisah Israel Diterima Jadi Anggota PBB 75 Tahun Lalu, Diwarnai Pendudukan dan Pengusiran Paksa Warga Palestina

Pemberian mandat negara Israel didasari anggapan warga Yahudi berhak jadi tuan atas nasib sendiri seperti halnya semua bangsa lainnya yang berdaulat.

Baca Selengkapnya