India Sahkan RUU Quota untuk Perempuan di Parlemen

Reporter

Tempo.co

Jumat, 22 September 2023 13:35 WIB

Zarifa Ghafari merupakan wali kota perempuan pertama di Afganistan. Lulusan sarjana ekonomi di India yang sempat menjadi wirausaha itu pernah memiliki sebuah stasiun radio populer yang ditujukan untuk wanita di Wardak, Afganistan. Facebook/zarifa.ghafari

TEMPO.CO, Jakarta - Majelis tinggi India pada Kamis, 21 September 2023, meloloskan sebuah RUU yang akan mencadangkan satu pertiga kursi di level dewan legislatif nasional dan negara bagian untuk perempuan. Perdana Menteri India Narendra Modi memuji pencapaian ini dan menyebutnya sebagai momentum yang bisa menentukan perjalanan demokrasi di India.

Total 215 anggota di majelis tinggi India atau Rajya Sabha, memberikan suara dukungan untuk RUU ini atau berselang sehari setelah diloloskan oleh majelis rendah India atau bernama Lok Sabha, dimana di majelis rendah 454 suara mendukung dan dua suara menentang.

“Ini adalah momentum yang menentukan dalam perjalanan demokrasi bangsa kita! Selamat pada 140 crore India dengan disahkannya Nari Shakti Vandan Adhiniyam

Advertising
Advertising

di parlemen. Kita mengantarkan era keterwakilan dan pemberdayaan yang lebih kuat pada perempuan India. Ini bukan sekadar undang-undang. Ini adalah penghormatan pada perempuan, yang telah membangun negara kita,” kata Perdana Menteri Modi dalam unggahannya di X (Twitter). Sejumlah politikus India juga menyebut hal ini sebagai sebuah pencapaian.

Dengan pengesahan dari majelis tinggi ini, maka RUU untuk quota perempuan di level dewan legislatif nasional dan negara bagian membutuhkan ratifikasi setidaknya oleh 50 persen majelis negara bagian untuk menjadi undang-undang. Jika RUU ini sudah menjadi undang-undang, maka bisa dipastikan satu pertiga kursi di dewan legislatif di negara bagian dan pusat, harus dialokasikan untuk perempuan. Namun ini masih belum berlaku di parlemen majelis tinggi dan badan legislatif negara bagian. Quota kursi bagi perempuan diharapkan bisa berlanjut sampai 15 tahun ke depan.

Walau RUU yang dinamai Women’s Reservation pada prinsipnya sudah diterima oleh sebagian besar pemimpin partai politik, namun masih ada sejumlah kritik yang mempertanyakan penundaan penerapan RUU ini. Sebab penerapan RUU ini masih bergantung pada upaya penetapan batas untuk menyusun ulang daerah pemilihan dan majelis berdasarkan sensus nasional India, yang dijadwalkan pada 2021 tetapi ditunda karena pandemi Covid-19.

Pemerintah India lalu mengklarifikasi kalau berdasarkan article 82 Konstitusi India, amandemen 2022, pelaksanaan delimitasi berikutnya dapat dilakukan berdasarkan sensus pertama yang dilakukan setelah 2026, di mana itu artinya penerapan RUU Women’s Reservation baru dapat dilakukan setelah 2029.

Sumber: RT.com

Pilihan Editor:Komisi II DPR RI dan Pemerintah Bakal Bentuk Panja Revisi UU IKN

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Teaser Baru Vivo Y200 Pro Muncul di India, Miliki Desain Ramping dengan Layar Lengkung 3D

49 menit lalu

Teaser Baru Vivo Y200 Pro Muncul di India, Miliki Desain Ramping dengan Layar Lengkung 3D

Teaser menampilkan Vivo Y200 Pro yang memiliki bodi ramping dan layar melengkung.

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

5 jam lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Memahami Bahaya Hipertensi pada Perempuan yang Sering Diabaikan

10 jam lalu

Memahami Bahaya Hipertensi pada Perempuan yang Sering Diabaikan

Penting bagi perempuan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya hipertensi yang diperlukan untuk menjaga kesehatan jantung dan kesejahteraan mereka.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

1 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa, UNODC dan ILO Luncurkan PROTECT untuk Lindungi Hak Perempuan Pekerja Migran

2 hari lalu

Uni Eropa, UNODC dan ILO Luncurkan PROTECT untuk Lindungi Hak Perempuan Pekerja Migran

PROTECT ditujukan untuk memperkuat hak-hak perempuan pekerja migran, anak-anak dan kelompok berisiko di Indonesia

Baca Selengkapnya

14 Orang Tewas Tertimpa Papan Reklame di Mumbai saat Badai Petir

3 hari lalu

14 Orang Tewas Tertimpa Papan Reklame di Mumbai saat Badai Petir

Papan reklame tersebut roboh menimpa beberapa rumah dan sebuah pompa bensin di Mumbai, India akibat angin kencang dan hujan deras

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

3 hari lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

3 hari lalu

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

Sebelum membuat motor, Royal Enfield memproduksi sejumlah produk di bawah tanah

Baca Selengkapnya

Perempuan Lansia Meninggal di Rumahnya di Jakpus, Ditemukan Tetangga dalam Kondisi Mulai Membusuk

3 hari lalu

Perempuan Lansia Meninggal di Rumahnya di Jakpus, Ditemukan Tetangga dalam Kondisi Mulai Membusuk

Tetangga mencurigai perempuan berusia 71 tahun itu lama tidak keluar rumah. Jasadnya ditemukan dalam kondisi mulai membusuk.

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual, Perempuan Jepang Kurang Berminat Daftar Tentara

4 hari lalu

Dugaan Pelecehan Seksual, Perempuan Jepang Kurang Berminat Daftar Tentara

Jumlah tentara Jepang hanya 9 persen. Beberapa korban mengatakan budaya pelecehan yang mengakar telah membuat perempuan enggan mendaftar ke militer.

Baca Selengkapnya