Situs ICC Diretas, Sedang Selidiki Kejahatan Perang Rusia hingga Afghanistan

Reporter

Tempo.co

Rabu, 20 September 2023 13:30 WIB

Markas Besar ICC, Mahkamah Pidana Internasional di Den Haag, Belanda .

TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada Selasa mengalami serangan peretasan, sebuah pelanggaran yang dilakukan di salah satu lembaga internasional paling terkenal di dunia.

ICC mengatakan telah mendeteksi aktivitas tidak biasa di jaringan komputernya pada akhir pekan lalu, sehingga memicu penyelidikan yang masih berlangsung.

Seorang juru bicara ICC menolak berkomentar mengenai seberapa serius peretasan tersebut, apakah peretasan tersebut telah diselesaikan sepenuhnya, atau siapa yang mungkin berada di balik peretasan tersebut.

“Langkah-langkah segera diambil untuk menanggapi insiden keamanan siber ini dan untuk mengurangi dampaknya,” kata ICC dalam pernyataan singkatnya.

ICC adalah pengadilan kejahatan perang permanen di Den Haag, yang didirikan pada 2002 untuk mengadili kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Jaksa di pengadilan saat ini sedang melakukan 17 investigasi terhadap situasi di Ukraina, Uganda, Venezuela, Afghanistan dan Filipina.

Advertising
Advertising

Pada Maret, pengadilan menjadi berita utama ketika mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia dicurigai mendeportasi anak-anak secara ilegal dari Ukraina. Kremlin menolak tuduhan tersebut maupun yurisdiksi pengadilan.

Dokumen-dokumen yang sangat sensitif di ICC dapat mencakup apa saja mulai dari bukti hingga nama saksi yang dilindungi, meskipun pengadilan tidak mengungkapkan bagian mana dari sistemnya yang telah diakses.

Pengadilan mengatakan dalam pernyataannya bahwa mereka terus “menganalisis dan memitigasi dampak insiden ini” dengan bantuan pemerintah Belanda. Dikatakan pihaknya juga mengambil langkah-langkah untuk memperkuat keamanan sibernya.

“Prioritas juga diberikan untuk memastikan bahwa pekerjaan inti pengadilan terus berlanjut,” kata pernyataan itu.

Badan intelijen Belanda (AIVD) mengatakan dalam laporan tahunannya 2022 bahwa ICC “menarik bagi Rusia karena mereka sedang menyelidiki kemungkinan kejahatan perang Rusia di Georgia dan Ukraina”.

Pada Juni 2022, AIVD mengungkapkan bahwa mereka telah menemukan agen militer Rusia yang menyamar sebagai warga Brasil dalam upaya menyusup ke pengadilan.

Pada Agustus 2023, Jaksa ICC Karim Khan mengatakan bahwa serangan dunia maya dapat menjadi bagian dari investigasi kejahatan perang di masa depan dan memperingatkan bahwa ICC sendiri mungkin rentan dan harus memperkuat pertahanannya.

“Disinformasi, perusakan, perubahan data, dan kebocoran informasi rahasia dapat menghalangi penyelenggaraan peradilan di ICC dan, dengan demikian, merupakan kejahatan dalam yurisdiksi ICC yang dapat diselidiki atau dituntut,” tulisnya dalam Foreign Policy. Laporan Analytics didanai oleh Microsoft.

“Tetapi mencegah tetap lebih baik daripada mengobati.”

Pilihan Editor: ICC Buka Kantor di Kyiv untuk Investigasi Kejahatan Perang Rusia

REUTERS

Berita terkait

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

18 jam lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

22 jam lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

1 hari lalu

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

Mahkamah Pidana Internasional pernah mengerbitkan surat penangkapan sejumlah pimpinan negara. Belum ada dari Israel

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

1 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

1 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

1 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: ICC Didesak Tangkap Netanyahu, Marak Aksi Blockout 2024

1 hari lalu

Top 3 Dunia: ICC Didesak Tangkap Netanyahu, Marak Aksi Blockout 2024

Top 3 dunia adalah ICC didesak tiga negara tangkap Netanyahu, Kemlu AS minta kongres evaluasi bantuan ke Israel hingga aksi blockout selebritas.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

2 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

2 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

2 hari lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya