Pemilu Regional Rusia di Wilayah Ukraina Dikecam, Dubes Vorobieva: Apanya yang Tidak Demokratis?

Kamis, 14 September 2023 11:00 WIB

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva memberikan keterangan pers terkait rencana kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin dalam KTT G20, di Rumah Dinas Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Jakarta, Rabu, 23 Maret 2022. KTT G20 akan berlangsung di Bali pada akhir 2022. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta -Pemilihan umum regional yang diadakan oleh Rusia pekan lalu dikecam oleh sejumlah negara dan disebut melanggar hukum internasional. Pasalnya, pemungutan suara juga digelar di empat wilayah Ukraina yang diduduki Rusia yaitu provinsi Donetsk, Kherson, Luhansk, dan Zaporizhzhia.

Namun, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva menegaskan bahwa pemilu ini digelar secara transparan dan demokratis.

“Apa yang tidak demokratis dari pemilu yang sangat transparan? Banyak pengamat internasional. Tidak ada yang tertutup dari pengamat internasional,” kata Vorobieva saat ditemui Tempo di Kedutaan Besar Rusia di Indonesia, Rabu.

Menurut Vorobieva, wilayah-wilayah Ukraina tempat diadakan pemilu tersebut tidak dianeksasi atau diserobot dengan paksa.

Orang-orang di wilayah ini, katanya, memberikan suara mereka saat referendum untuk menjadi bagian dari Rusia. “Apa yang tidak demokratis dalam referendum?” tambahnya. “Di mana-mana terjadi referendum dan masyarakat memberikan suara untuk mendukungnya.”

Vorobieva menyebut partisipasi tertinggi justru datang dari wilayah-wilayah Ukraina jika dibandingkan dengan seluruh Rusia. Pejabat Rusia sebelumnya juga sempat mengklaim pemilih di keempat provinsi masing-masing menyumbang 70 persen suara untuk Rusia Bersatu, partai yang mendukung Vladimir Putin.

Lebih lanjut, Vorobieva berkata bahwa penduduk di wilayah-wilayah tersebut bahagia menjadi bagian dari Rusia, berdasarkan liputan yang dia lihat di televisi nasional. Menurutnya, penduduk senang dapat memilih pemerintah daerah mereka sendiri dengan cara yang “sangat damai dan transparan”, kontras dengan apa yang terjadi di bawah Ukraina.

Sementara, Stanislav Andreychuk, salah satu ketua kelompok hak pemilih bernama Golos, mengatakan bahwa kecurangan yang terjadi di banyak wilayah di negara tersebut menunjukkan bahwa “ini bukanlah pemilu yang sebenarnya”.

Melansir dari Reuters, Andreychuk mengatakan organisasinya telah menerima laporan mengenai kandidat oposisi yang ditahan, mobil mereka dirusak, dan bahkan suatu kasus yaitu pemantau pemilu diserahkan surat wajib militer.

Pilihan Editor: Rusia Memprotes Komentar Azerbaijan tentang Pemilu Regional di Wilayah Ukraina

NABIILA AZZAHRA | REUTERS

Advertising
Advertising

Berita terkait

Puluhan Turis Australia Terkatung-katung di Kaledonia Baru

13 jam lalu

Puluhan Turis Australia Terkatung-katung di Kaledonia Baru

Sekitar 30 turis Australia terkatung-katung di Kaledonia Baru menunggu kesempatan untuk bisa keluar dari negara itu dengan aman usai pecah kerusuhan

Baca Selengkapnya

Hugua Kader PDIP Usulkan Politik Uang Dilegalkan, Cermati Bentuk Money Politics dalam Pemilu

1 hari lalu

Hugua Kader PDIP Usulkan Politik Uang Dilegalkan, Cermati Bentuk Money Politics dalam Pemilu

Politik uang jadi sorotan setelah diusulkan Hugua, anggota Komisi II DPR yang juga kader PDIP agar dilegalkan. Seperti apa bentuk money politics?

Baca Selengkapnya

Kader PDIP Usul Politik Uang Dilegalkan, Ini Aturan Larangan Money Politics dan Sanksi Bagi Pelanggarnya

1 hari lalu

Kader PDIP Usul Politik Uang Dilegalkan, Ini Aturan Larangan Money Politics dan Sanksi Bagi Pelanggarnya

Anggota Komisi II DPR yang juga Kader PDIP, Hugua usulkan politik uang dalam Pemilu dilegalkan. Bagaimana regulasi money politics dan sanksinya?

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Respons Mendagri Tito Karnavian Soal Perlunya Sistem Pemilu Dievaluasi

2 hari lalu

Respons Mendagri Tito Karnavian Soal Perlunya Sistem Pemilu Dievaluasi

Mendagri mengatakan perbaikan sistem pemilu melalui RUU jangan sampai bersifat kejar tayang.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

4 Alasan Komisi II DPR Sebut Sistem Pemilu Harus Dievaluasi

2 hari lalu

4 Alasan Komisi II DPR Sebut Sistem Pemilu Harus Dievaluasi

KPU menyatakan siap memberikan masukan perihal revisi Undang-Undang Pemilu.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Tolak Usulan Money Politics Dilegalkan Saat Pemilu

3 hari lalu

Ramai-ramai Tolak Usulan Money Politics Dilegalkan Saat Pemilu

ICW menganggap usulan melegalkan money politics saat pemilu tidak pantas dan sangat tidak menunjukkan integritas.

Baca Selengkapnya