TEMPO.CO, Jakarta -Rusia memprotes Azerbaijan atas komentar mengenai pemilihan umum regional yang digelar pekan lalu di beberapa wilayah Rusia, termasuk empat provinsi Ukraina yang dianeksasi.
Protes dilayangkan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova pada Rabu.
Pada akhir pekan, Azerbaijan mengeluarkan pernyataan menyebut “pemilihan umum palsu di wilayah-wilayah tertentu di Ukraina” — merujuk pada pemungutan suara yang dilakukan Rusia di Donetsk, Kherson, Luhansk, dan Zaporizhzhia.
Pernyataan tersebut mengatakan pemungutan suara Rusia berlangsung di wilayah yang diakui secara internasional sebagai bagian dari Ukraina, oleh karena itu batal secara hukum.
Azerbaijan menjadi salah satu dari sejumlah negara-negara yang mengecam pemilu ini. Sabtu lalu, Menteri Luar Negeri Jepang, Yoshimasa Hayashi juga mengeluarkan pernyataan resmi yang mengatakan pemilu tersebut merupakan tindakan yang sama sekali tidak dapat diterima.
Selain itu, organisasi hak asasi manusia Council of Europe pun mengeluarkan pernyataan serupa dengan Azerbaijan, menyebut “pemilu palsu” ini dapat dianggap batal demi hukum berdasarkan hukum internasional.
Zakharova mengatakan kepada wartawan bahwa Rusia telah mengajukan protes diplomatik karena komentar Azerbaijan “tidak dapat diterima oleh kami dan tidak sesuai dengan sifat hubungan sekutu antar negara kami”.
“Kami berangkat dari fakta bahwa Baku harus memperlakukan integritas wilayah negara kami dengan rasa hormat yang sama seperti yang diharapkan Baku dari kami, perihal integritas wilayah Azerbaijan,” imbuhnya.
Di samping komentar Azerbaijan, dia juga menuduh Armenia telah membuat pernyataan “tidak dapat diterima dan berbahaya” yang merusak prospek penyelesaian damai antara negara tersebut dan Azerbaijan atas wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri.
Komentar Zakharova mencerminkan memburuknya hubungan Rusia dengan kedua negara, yang telah berperang dua kali dalam tiga dekade sejak runtuhnya Uni Soviet.
Ketegangan antara Armenia dan Azerbaijan meningkat dalam seminggu terakhir, dengan masing-masing pihak saling menuduh bahwa pihak lainnya sedang membangun konsentrasi pasukan di dekat perbatasan mereka.
Armenia menuduh Rusia, yang telah mempertahankan pasukan penjaga perdamaian di wilayah tersebut sejak perang terakhir pada 2020, gagal melindungi negara tersebut dari apa yang mereka sebut sebagai agresi Azerbaijan.
Zakharova mengatakan pernyataan Armenia baru-baru ini memiliki “karakter yang tidak bersahabat” dan merusak proses perdamaian di Nagorno-Karabakh.
Wilayah ini diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi sebagian besar dihuni oleh etnis Armenia yang memisahkan diri dari Baku dalam perang pada tahun 1990-an.
Pilihan Editor: Penjaga Istana Putin Membelot, Kabur ke Ekuador
REUTERS