Pakar: Meski Kurang Canggih, Amunisi Korea Utara dapat Mendukung Pasukan Rusia di Ukraina

Reporter

Tempo.co

Selasa, 12 September 2023 18:30 WIB

Peluncuran artileri self-propelled saat parade militer memperingati 70 tahun berdirinya Korea Utara di Pyongyang, Korea Utara, 9 September 2018. REUTERS/Danish Siddiqui/

TEMPO.CO, Jakarta - Jika Korea Utara menyediakan peluru artileri dan senjata lainnya kepada Rusia untuk perang di Ukraina, hal ini dapat membantu pasukan Kremlin menambah persediaan amunisi mereka yang semakin menipis.

Kendati demikian, sejumlah analis militer mengatakan kepada Reuters pada Selasa 12 September 2023 bahwa hal ini kemungkinan besar tidak akan mengubah arah konflik.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tiba di Rusia pada Selasa untuk bertemu dengan Presiden Vladimir Putin, di mana para pejabat Amerika Serikat mengatakan mereka menduga kedua belah pihak akan mencapai kesepakatan jual beli senjata.

Korea Utara diyakini memiliki persediaan peluru artileri dan roket dalam jumlah besar yang kompatibel dengan senjata era Soviet, serta sejarah memproduksi amunisi semacam itu.

Besarnya simpanan tersebut dan penurunannya dari waktu ke waktu masih kurang jelas, begitu pula dengan skala produksi yang sedang berlangsung.

Advertising
Advertising

Namun, simpanan ini dapat membantu mengisi kembali persediaan yang sangat terkuras di Ukraina, kata Joseph Dempsey, peneliti pertahanan di Institut Internasional untuk Kajian Strategis.

“Meskipun akses terhadap amunisi tersebut mungkin akan memperpanjang konflik, tetapi hal tersebut sepertinya tidak akan mengubah hasilnya,” kata dia.

Baik Ukraina maupun Rusia telah menggunakan peluru dalam jumlah besar, dan meminta sekutu dan mitra di seluruh dunia untuk mengisi kembali persediaan amunisi mereka.

Rusia menembakkan 10-11 juta peluru tahun lalu di Ukraina, perkiraan seorang pejabat Barat pada Jumat.

Amunisi yang diberikan AS kepada Ukraina antara lain adalah peluru dengan kemampuan canggih, seperti Excalibur, yang menggunakan panduan GPS dan sirip kemudi untuk mencapai sasaran sekecil 3 meter dari jarak hingga 40 kilometer.

Penawaran Korea Utara kemungkinan tidak terlalu berteknologi tinggi, tetapi mengakses amunisi tersebut kemungkinan akan meningkatkan kemampuan Rusia secara signifikan dalam jangka pendek, sementara jalur produksi Korea Utara akan membantu dalam jangka panjang, kata Siemon Wezeman, dari Stockholm International Peace Research Institute.

“Hampir tidak ada amunisi yang ‘canggih’ – ini akan mendukung penggunaan artileri tradisional Rusia tetapi tidak memberi Rusia amunisi presisi apa pun,” katanya.

Untuk memiliki persediaan minimal untuk semua artileri kaliber 100mm-152mm berarti Korea Utara akan memiliki setidaknya jutaan cadangan peluru, kata Wezema. Dan untuk mengisi kembali amunisi yang ditembakkan dalam latihan atau demonstrasi akan memerlukan kapasitas produksi yang serius.

Gedung Putih mengatakan Rusia ingin membeli “jutaan” peluru artileri dan roket dari Korea Utara.

Berita terkait

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

2 jam lalu

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

Kim Yo Jong adik Kim Jong Un menyangkal tuduhan Amerika Serikat dan Korea Selatan kalau senjata Korea Utara digunakan dalam perang Ukraina

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

3 jam lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

5 jam lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

19 jam lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

22 jam lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

23 jam lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

1 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

1 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Catatan Jual-Beli Amunisi Anggota TNI-Polri dan KKB di Papua

1 hari lalu

Catatan Jual-Beli Amunisi Anggota TNI-Polri dan KKB di Papua

Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani akui ada anggota TNI-Polri jual amunisi ke KKB. Berikut beberapa kasusnya.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

1 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya