Tren Fesyen 'Baik untuk Pernikahan' di Cina Bikin Geram Kelompok Feminis, Kenapa?

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 9 September 2023 09:00 WIB

Seorang wanita memegang akta nikahnya saat pasangan berpartisipasi dalam pernikahan massal yang dipentaskan, yang diselenggarakan sebagai bagian dari acara perjodohan untuk menginspirasi para lajang untuk menikah, di daerah pinggiran kota Shanghai, 18 Mei 2013. REUTERS/Carlos Barria

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah tren fesyen di Cina yang dijuluki “baik untuk pernikahan” telah menimbulkan kehebohan di media sosial, dengan banyak perempuan mengatakan bahwa gaya pakaian sopan dan feminin berperan dalam stereotip gender dan menghambat kemandirian finansial.

Tren tersebut baru-baru ini menjadi populer setelah beberapa influencer media sosial mempromosikan cara-cara yang menurut mereka akan membuat perempuan lebih menarik bagi calon suami, ketika para pejabat bergulat dengan cara-cara untuk meningkatkan jumlah pernikahan dan kelahiran.

Pemerintah Cina sedang menggenjot angka kelahiran, yang turun ke rekor terendah tahun lalu hingga mengarah ke angka penurunan populasi untuk ertama kalinya dalam enam dekade.

Jumlah bayi baru lahir sangat erat kaitannya dengan angka perkawinan karena kebijakan resmi yang mempersulit perempuan lajang untuk memiliki anak.

"Saya mati-matian berupaya mewujudkan 'gaya yang sulit untuk dinikahi'. Saya suka berolahraga, berbelanja, dan saya seorang feminis super yang suka berdebat," tulis salah satu pengguna di platform media sosial Weibo di Tiongkok.

Pengguna Weibo lainnya mengunggah, "Saya sangat bahagia sendirian. Sangat bahagia! Jadilah gadis yang sulit dinikahi, bijaksana, mementingkan diri sendiri, dan mencintai dirinya sendiri."

Riasan warna pastel dan pakaian sopan yang menjadi ciri khas gaya "baik untuk menikah" didasarkan pada "Brilliant Girls", sebuah drama tahun 2021 tentang seorang wanita yang ingin menikah secepatnya.

Advertising
Advertising

Dalam bahasa Cina, tren ini secara harafiah diterjemahkan sebagai "tradisi keluarga yang baik". Secara tradisional, perempuan dipandang sebagai pengasuh utama bagi anak-anak dan rumah tangga mereka.

Banyak perempuan muda Tiongkok menyebutkan tingginya biaya penitipan anak, karir yang terganggu dan tidak ingin menikah sebagai alasan utama mereka tidak menginginkan anak.

Angel, seorang pengguna situs media sosial Little Red Book Cina mengatakan dia bekerja keras untuk menjadi "sulit untuk menikah".

“Pada akhirnya yang terpenting adalah menjadi kaya dan mandiri secara finansial,” ujarnya.

REUTERS

Pilihan Editor Elon Musk Dituduh Dukung Rusia Serang Kota-kota di Ukraina

Berita terkait

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

8 jam lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

15 jam lalu

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

Cina menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, namun Taiwan bersikeras pihaknya sudah memiliki pemerintahan independen sejak 1949.

Baca Selengkapnya

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

23 jam lalu

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

Biden memutuskan menaikkan tarif impor produk Cina termasuk mobil listrik dan baterainya.

Baca Selengkapnya

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

1 hari lalu

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

Hubungan ekonomi Cina-Indonesia disebut mencapai masa keemasan di era Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

1 hari lalu

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

AS membatasi izin ekspor teknologi untuk Cina. Qualcomm dan Intel tak lagi bisa memasok produknya ke perusahaan seperti Huawei.

Baca Selengkapnya

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

2 hari lalu

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

Perlambatan perekonomian di Cina memberi dampak ke Indonesia. Sebab sasaran pasar terbesar untuk kegiatan ekspor komoditas alam berada di Cina

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

2 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

Terpopuler: Jokowi memberlakukan kelas standar untuk rawat inap pasien BPJS Kesehatan, Muhammadiyah tanggapi bagi-bagi izin tambang untuk Orman.

Baca Selengkapnya

Huawei Vs Amerika: Pura 70 Pro Gunakan Komponen Lokal Cina Lebih Banyak

2 hari lalu

Huawei Vs Amerika: Pura 70 Pro Gunakan Komponen Lokal Cina Lebih Banyak

Smartphone Huawei seri Pura 70 dinilai hampir menjadi simbol kemandirian Cina menghadapi tekanan sanksi dari Amerika. Chip masih titik terlemah.

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

2 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Pasukan Penjaga Pantai Filipina Pastikan Jaga Laut Cina Selatan

3 hari lalu

Pasukan Penjaga Pantai Filipina Pastikan Jaga Laut Cina Selatan

Penjaga Pantai Filipina berkomitmen menjaga wilayah Laut Cina Selatan yang dipersengketakan agar Beijing tidak bisa reklamasi.

Baca Selengkapnya