Makin Mesra, Rusia Rayu Korea Utara Agar Mau Jual Amunisi

Reporter

Tempo.co

Kamis, 31 Agustus 2023 17:06 WIB

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjabat tangan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Vladivostok, Rusia dalam foto tak bertanggal yang dirilis pada 25 April 2019 oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA). KCNA melalui REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Hubungan antara Rusia dan Korea Utara kian dekat. Amerika Serikat khawatir bahwa perundingan senjata antara kedua negara akan mengalami kemajuan.

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan pada konferensi pers bahwa Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu telah mencoba mengunjungi Korea Utara untuk meyakinkan Pyongyang agar menjual amunisi artileri ke Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah bertukar surat dan berjanji untuk meningkatkan kerja sama mereka. Amerika Serikat memiliki data intelijen yang mengindikasikan sekelompok pejabat Rusia lainnya telah melakukan perjalanan ke Pyongyang setelah kunjungan menteri pertahanan.

Misi Korea Utara dan Rusia untuk PBB di New York tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Washington telah memperingatkan sebelumnya bahwa Korea Utara dapat memberikan lebih banyak senjata kepada Rusia. Awal bulan ini Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap tiga entitas yang dituduh terkait dengan kesepakatan senjata antara Korea Utara dan Rusia.

Kirby mengatakan Korea Utara mengirimkan roket dan rudal infanteri ke Rusia tahun lalu. Sejak itu Moskow berupaya memperoleh amunisi tambahan.

Advertising
Advertising

“Kami tetap khawatir bahwa Korea Utara terus mempertimbangkan untuk memberikan dukungan militer kepada tentara Rusia di Ukraina,” kata Kirby. Ia mengacu pada Korea Utara dan mengutip “informasi baru” bahwa pembicaraan semacam itu mengalami kemajuan. “Diskusi tingkat tinggi mungkin berlanjut dalam beberapa bulan mendatang,” katanya.

Berdasarkan potensi kesepakatan tersebut, Rusia akan menerima amunisi yang rencananya digunakan dalam perang Ukraina, kata Kirby. Kesepakatan itu juga dapat mencakup bahan mentah yang membantu basis industri pertahanan Rusia.

“Kami mendesak Korea Utara untuk menghentikan perundingan senjata dengan Rusia dan mematuhi komitmen publik yang telah dibuat Pyongyang untuk tidak menyediakan atau menjual senjata ke Rusia,” kata Kirby.

Di PBB, duta besar AS Linda Thomas-Greenfield menyampaikan pernyataan atas nama Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan dan Inggris. Pernyataan itu adalah setiap kesepakatan senjata antara Rusia dan Korea Utara akan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

REUTERS

Pilihan Editor: RI Komentari Soal Peta Baru Cina yang Diprotes Malaysia hingga India

Berita terkait

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

2 jam lalu

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

Kim Yo Jong adik Kim Jong Un menyangkal tuduhan Amerika Serikat dan Korea Selatan kalau senjata Korea Utara digunakan dalam perang Ukraina

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

23 jam lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

1 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

1 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Catatan Jual-Beli Amunisi Anggota TNI-Polri dan KKB di Papua

1 hari lalu

Catatan Jual-Beli Amunisi Anggota TNI-Polri dan KKB di Papua

Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani akui ada anggota TNI-Polri jual amunisi ke KKB. Berikut beberapa kasusnya.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

1 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

2 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

2 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

3 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Kepala Operasi Damai Cartenz Akui Ada Jual-Beli Amunisi Anggota TNI-Polri dan KKB Sepanjang 2021-2023

4 hari lalu

Kepala Operasi Damai Cartenz Akui Ada Jual-Beli Amunisi Anggota TNI-Polri dan KKB Sepanjang 2021-2023

Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani, mengakui banyak menangani kasus anggota TNI-Polri yang berjual-beli amunisi dengan TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya