Menteri Luar Negeri Libya Bertemu Menlu Israel, Langsung Diskors

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 28 Agustus 2023 11:00 WIB

Menteri Luar Negeri Libya Najla el-Mangoush berbicara saat konferensi pers dengan kepala kebijakan luar negeri UE Josep Borell (tidak terlihat), di Tripoli, Libya 8 September 2021. REUTERS/Hazem Ahmed

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Libya menskors Menteri Luar Negeri Najla Mangoush pada hari Minggu, 28 Agustus 2023, dan merujuknya untuk penyelidikan setelah Israel mengatakan Menlu Eli Cohen telah bertemu dengannya pekan lalu meskipun kedua negara tidak memiliki hubungan formal.

Israel menyatakan, pada pertemuan di Italia tersebut, kedua menteri membahas kemungkinan kerja sama. Pernyataan ini memicu protes kecil di Libya, yang tidak mengakui Israel.

Kementerian Luar Negeri Libya mengatakan Mangoush telah membantah pertemuan dengan perwakilan Israel dan bahwa apa yang terjadi adalah "pertemuan biasa yang tidak dipersiapkan selama pertemuan di Kementerian Luar Negeri Italia."

Pernyataan kementerian Libya mengatakan interaksi tersebut tidak mencakup “diskusi, perjanjian atau konsultasi apa pun” dan menambahkan bahwa kementerian tersebut “memperbarui penolakannya secara menyeluruh dan mutlak terhadap normalisasi” dengan Israel.

Sejak tahun 2020 Israel melakukan normalisasi hubungan dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Sudan melalui apa yang disebut "perjanjian Abraham" yang ditengahi oleh Amerika Serikat.

“Saya berbicara dengan menteri luar negeri tentang potensi besar kedua negara dari hubungan mereka,” kata Cohen dari Israel dalam sebuah pernyataan.

Pertemuan tersebut difasilitasi oleh Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani, kata Kementerian Luar Negeri Israel, seraya menambahkan bahwa mereka telah membahas kemungkinan kerja sama dan bantuan Israel dalam masalah kemanusiaan, pertanian, dan pengelolaan air.

Advertising
Advertising

Cohen mengatakan dia telah berbicara dengan Mangoush tentang pentingnya melestarikan warisan Yahudi di Libya.

Kebijakan luar negeri Libya diperumit oleh konflik bertahun-tahun dan perpecahan internal yang sengit mengenai kendali pemerintah dan legitimasi setiap langkah yang diambil oleh pemerintahan Tripoli.

Pemerintah Persatuan Nasional (GNU) dibentuk pada awal tahun 2021 melalui proses perdamaian yang didukung oleh PBB, tetapi legitimasinya ditentang sejak awal tahun 2022 oleh parlemen yang berbasis di wilayah timur setelah upaya ymenyelenggarakan pemilu gagal.

Langkah kebijakan luar negeri GNU sebelumnya, termasuk perjanjian yang dicapai dengan Turki, telah ditolak oleh parlemen dan mendapat tantangan hukum.

Dewan Kepresidenan, yang berfungsi sebagai kepala negara, mengeluarkan pernyataan pada hari Minggu meminta Perdana Menteri Abdulhamid al-Dbeibah untuk mengklarifikasi apa yang telah terjadi.

Dewan Tinggi Negara, yang berperan sebagai penasihat dalam politik Libya, menyuarakan “keterkejutannya” atas laporan pertemuan tersebut dan mengatakan mereka yang terlibat “harus dimintai pertanggungjawaban.”

REUTERS

Pilihan Editor Top 3 Dunia: Pelemahan Ekonomi Cina, Sukses Pengusaha Tegal di AS, Pilot Ukraina Tewas

Berita terkait

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

1 jam lalu

Orang Tua 900 Tentara Israel Desak Menhan Hentikan Serangan ke Rafah: Ini Jebakan Maut!

Orang tua dari lebih 900 tentara Israel yang bertugas di Gaza telah menulis surat yang mendesak militer Israel untuk membatalkan serangan di Rafah

Baca Selengkapnya

5 Tentara Israel Tewas di Gaza, Tertembak Tank Teman

2 jam lalu

5 Tentara Israel Tewas di Gaza, Tertembak Tank Teman

Militer Israel mengatakan lima tentara Israel tewas tertembak tank mereka sendiri di Jabalia.

Baca Selengkapnya

Pengungsi Palestina Terlunta-lunta, PMI akan Kirim Bantuan 500 Unit Tenda ke Gaza

4 jam lalu

Pengungsi Palestina Terlunta-lunta, PMI akan Kirim Bantuan 500 Unit Tenda ke Gaza

Sekretaris Jenderal PMI menyatakan akan terus mengirim bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina, termasuk 500 unit tenda yang bakal dikirim pekan ini

Baca Selengkapnya

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

5 jam lalu

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

Meta Platforms kembali menaikkan unggahan Facebook dari media Malaysia tentang pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan petinggi Hamas.

Baca Selengkapnya

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

5 jam lalu

Deretan Pimpinan Negara yang Pernah Dapat Surat Penangkapan dari Mahkamah Pidana Internasional

Mahkamah Pidana Internasional pernah mengerbitkan surat penangkapan sejumlah pimpinan negara. Belum ada dari Israel

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

6 jam lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Staf Yahudi Biden Mundur Memprotes Dukungan AS terhadap Israel di Gaza

7 jam lalu

Pertama Kali, Staf Yahudi Biden Mundur Memprotes Dukungan AS terhadap Israel di Gaza

Lily Greenberg Call, seorang staf Yahudi di Departemen Dalam Negeri AS, menuduh Biden memberikan dukungan bagi "bencana" serangan Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

9 WNI Relawan MER-C Tertahan Keluar dari Jalur Gaza

7 jam lalu

9 WNI Relawan MER-C Tertahan Keluar dari Jalur Gaza

Sembilan orang relawan medis MER-C tertahan ketika berupaya keluar dari Jalur Gaza lewat perbatasan Rafah.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kutuk Blokade Bantuan Kemanusiaan Gaza oleh Warga Israel

9 jam lalu

Indonesia Kutuk Blokade Bantuan Kemanusiaan Gaza oleh Warga Israel

Indonesia mengecam perintangan pengantaran bantuan kemanusiaan dari masyarakat internasional untuk masyarakat Palestina di Gaza oleh warga Israel

Baca Selengkapnya

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

11 jam lalu

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

Pejabat AS mengatakan Israel tak bisa menang melawan Hamas karena strateginya meragukan.

Baca Selengkapnya