Indonesia Belum akan Bergabung, Ini Sejarah Terbentuknya BRICS

Editor

Nurhadi

Jumat, 25 Agustus 2023 15:40 WIB

Orang-orang berjalan melewati Sandton Convention Centre, yang akan menjadi tuan rumah KTT BRICS mendatang, di Johannesburg, Afrika Selatan, 19 Agustus 2023. REUTERS/James Oatway

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memastikan Indonesia belum akan bergabung dengan kelompok negara berkembang BRICS. Jokowi menyebut Indonesia belum menyampaikan surat “expression of interest”. “Kita ingin mengkaji, mengkalkulasi terlebih dahulu. Kita tidak ingin tergesa-gesa,” ucap Jokowi dalam keterangan pers pada Kamis, 24 Agustus 2023.

BRICS sendiri telah mengundang Arab Saudi, Iran, Ethiopia, Mesir, Argentina, dan Uni Emirat Arab untuk bergabung. Ini merupakan langkah yang bertujuan untuk menumbuhkan pengaruh blok yang telah berjanji untuk memperjuangkan "Global Selatan".

Sejarah Pembentukan BRICS

BRICS adalah kelompok negara informal yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. BRICS sendiri merupakan kepanjangan dari Brazil, Rusia, India, China, dan South Africa.

Dilansir dari laman resminya, Rusia merupakan negara yang memprakarsai pembentukan BRICS. Pada 20 September 2006, Pertemuan Tingkat Menteri BRICS yang pertama diselenggarakan atas usulan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York.

Advertising
Advertising

Para menteri luar negeri dari Rusia, Brasil, dan Cina serta Menteri Pertahanan India ikut serta dalam pertemuan ini. Mereka menyatakan minat mereka untuk memperluas kerja sama multilateral. Pada 16 Mei 2008, Yekaterinburg menjadi tuan rumah Pertemuan Menteri Luar Negeri BRICS atas prakarsa Rusia.

Setelah pertemuan tersebut, sebuah Komunike Bersama dikeluarkan. Komunike Bersama ini mencerminkan sikap bersama mengenai isu-isu pembangunan global. Langkah penting lainnya diambil pada 9 Juli 2008.

Pada waktu itu, Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, bertemu dengan Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva; Perdana Menteri India, Manmohan Singh; dan Presiden Cina, Hu Jintao, di sela-sela KTT G8 di Toyako, Jepang.

Kemudian pada 16 Juni 2009, Yekaterinburg menjadi tuan rumah KTT BRICS yang pertama. Para Pemimpin BRICS mengeluarkan pernyataan bersama setelah KTT.

Dokumen tersebut menetapkan tujuan BRICS, yakni untuk mempromosikan dialog dan kerja sama di antara negara-negara BRICS dengan cara yang bertahap, proaktif, pragmatis, terbuka, dan transparan.

Dialog dan kerja sama negara-negara BRICS tidak hanya kondusif untuk melayani kepentingan bersama negara-negara berkembang, tetapi juga untuk membangun dunia yang harmonis dengan perdamaian abadi dan kemakmuran bersama.

Pada 2013, BRICS menyumbang sekitar 27 persen dari PDB global (dalam hal paritas daya beli mata uang nasional mereka). Total populasi BRICS adalah 2,88 miliar (42 persen dari seluruh populasi global).

Pilihan Editor: Jokowi Sebut Indonesia Tak Mau Tergesa-gesa Gabung BRIC

Berita terkait

Kemenag: Ibadah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Dideportasi hingga Denda Setara Rp 42,5 Juta

7 jam lalu

Kemenag: Ibadah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Dideportasi hingga Denda Setara Rp 42,5 Juta

Jemaah tanpa visa haji resmi bisa dikenakan sanksi deportasi dan dilarang memasuki Arab Saudi sesuai jangka waktu yang diatur UU

Baca Selengkapnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

1 hari lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

Sidang Kedua di ICJ, Afrika Selatan: Serangan Israel di Rafah Harus Dihentikan!

1 hari lalu

Sidang Kedua di ICJ, Afrika Selatan: Serangan Israel di Rafah Harus Dihentikan!

Afrika Selatan meminta ICJ untuk mendesak Israel agar segera menarik pasukannya dan menghentikan serangan militer mereka di Kota Rafah, Gaza

Baca Selengkapnya

Untuk Kedua Kali Afrika Seret Israel ke ICJ, Apa Kasusnya Kali ini?

2 hari lalu

Untuk Kedua Kali Afrika Seret Israel ke ICJ, Apa Kasusnya Kali ini?

Afrika Selatan kembali membawa kasus genosida Israel ke ICJ dan meminta penghentian darurat serangan ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Apresiasi Penambahan Kuota Haji 2024 dari Saudi

2 hari lalu

Bamsoet Apresiasi Penambahan Kuota Haji 2024 dari Saudi

Bamsoet mengapresiasi penambahan kuota haji sebesar 20 ribu orang pada tahun 2024, sehingga total kuota Jemaah Haji Indonesia menjadi 241.000 orang.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya