Nyawa Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Guatemala Terancam
Reporter
Tempo.co
Editor
Ida Rosdalina
Jumat, 25 Agustus 2023 13:27 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Hak Asasi Manusia Antar-Amerika meminta Guatemala untuk memberikan lebih banyak perlindungan bagi Presiden terpilih Bernardo Arevalo dan Wakil Presiden terpilih Karin Herrera, katanya pada Kamis, 24 Agustus 2023, dengan alasan risiko "serius dan mendesak" terhadap kelangsungan hidup mereka.
Dalam pernyataannya, komisi tersebut mengatakan ancaman tersebut mencakup dua rencana jahat terhadap nyawa para politisi. Sebagai tanggapan, pemerintah mengatakan telah memperkuat keamanan, dan meminta IACHR untuk bersikap “hati-hati.”
Kandidat antikorupsi Arevalo menang telak dalam pemilihan presiden Guatemala pada Minggu setelah adanya upaya untuk mendiskualifikasi partainya dan mengesampingkan pencalonannya.
Sebelum pemilihan putaran kedua, Arevalo mengatakan dia memperkirakan akan ada upaya untuk mencegah dia menjabat jika dia menang.
IACHR, sebuah badan otonom Organisasi Negara-negara Amerika yang berbasis di Washington, mengatakan pihaknya secara resmi meminta pemerintah Guatemala untuk mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi kehidupan Arevalo dan Herrera.
Komisi tersebut mengutip dua rencana yang merugikan Arevalo dan Herrera, termasuk satu rencana yang telah diberitahukan oleh jaksa Guatemala, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
IACHR, mencatat bahwa pihak berwenang Guatemala telah memberi tahu mereka bahwa Arevalo dan Herrera memiliki “skema perlindungan luas” yang telah diperkuat oleh negara, meminta pemerintah untuk melaporkan tindakan yang telah diambil untuk menyelidiki ancaman tersebut.
Pemerintah, dalam sebuah pernyataan, mengatakan pihaknya telah memberikan “semua tindakan perlindungan yang diperlukan”.
“Komisi harus selalu berbicara obyektif dan menjamin ketidakberpihakan akibat pernyataan yang tidak berdasar,” kata pemerintah.
Belum lama ini, kandidat presiden Ekuador Fernando Villavicencio terbunuh saat selesai berkampanye. Villavicencio, mantan anggota parlemen dan jurnalis investigasi dengan rekam jejak mengungkap korupsi, berulang kali mengatakan dia tidak takut dengan geng meski mendapat ancaman.
REUTERS
Pilihan Editor: WSJ: Arab Saudi Pertimbangkan Tawaran Cina untuk Pembangkit Nuklir