Jerman Tak Mau Kirim Tentara untuk Bertempur di Perang Ukraina

Reporter

Tempo.co

Minggu, 20 Agustus 2023 11:00 WIB

Puluhan tank Leopard 1 buatan Jerman dan kendaraan lapis baja lainnya, dimiliki oleh Freddy Versluys, CEO perusahaan pertahanan Belgia OIP Land Systems, yang mengatakan dapat membantu Ukraina jika mendapat izin ekspor dari pemerintah daerah Wallonia Belgia dan dari Jerman untuk menjualnya , terlihat di hanggar di Tournais, Belgia 31 Januari 2023. REUTERS/Yves Herman

TEMPO.CO, Jakarta - Kanselir Jerman Olaf Scholz meyakinkan Jerman tidak akan menceburkan diri dalam perang Ukraina, namun Jerman akan terus mensuplai persenjataan ke Kyev. Kepastian itu disampaikan Scholz di tengah sebuah diskusi publik soal apakah Berlin harus mensuplai rudal – rudal Taurus jarak Panjang ke Kyev.

Menurut Scholz, pihaknya sangat mencegah Jerman secara aktif terlibat dalam perang Ukraina. Untuk itulah kenapa Jerman tidak menempatkan tentara di Ukraina dan pengerahan tentara ke sana tidak akan pernah terjadi. Akan tetapi, Scholz memastikan Berlin akan tetap mengirimkan dukungan ke Ukraina lewat pengiriman senjata-senjata. Baginya, setiap keputusan harus dihormati karena sudah dipertimbangkan dengan baik-baik dan dikoordinasikan dengan sekutu-sekutunya. Dia pun yakin, negara-negara Barat tidak menginginkan konflik berkembang menjadi perang antara Rusia dengan NATO.

Sebelumnya pada awal bulan ini, anggota parlemen Ukraina Egor Chernev mengklaim banyak dari mitra-mitranya di Jerman bersedia memberikan bantuan ke Kyev dengan mengirimkan rudal Taurus, yang punya jarak tembus hingga 500 kilometer. Dalam klaimnya, Chernev juga menyebut konsensus luas tentang masalah ini telah dicapai di antara politikus Jerman dan Ukraina saat ini menunggu keputusan resmi.

Advertising
Advertising

Stasiun televisi asal Jerman RTL dan komisi n-tv melakukan sebuah jajak pendapat pada warga negara Jerman. Hasil survei mengindikasikan sekitar 66 persen responden menolak gagasan ini (mengirim rudal Taurus). Hanya 28 persen yang mendukung.

Ukraina sudah merengek pada Jerman agar mengirimkan rudal Taurus setidaknya sejak akhir Mei 2023. Permintaan ini sudah dilayangkan pada sejumlah pejabat tinggi Jerman, di antaranya Kanselir Scholz dan Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius. Namun sejauh ini permintaan Ukraina tersebut masih ditolak Jerman.

Jerman sebelumnya selama berbulan-bulan ragu-ragu mengirimkan tank Leopard untuk bertempur (di perang Ukraina). Akan tetapi, pada akhirnya menyetujuinya pada akhir Januari 2023.

Sumber: RT.com

Pilihan Editor: Top 3 Dunia: Warga Sudan Merasa Ditinggalkan, Biden Ketuaan untuk Pilpres 2024

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Kota Metropolitan di Jerman yang Nyaman Dijelajahi dengan Berjalan Kaki

20 jam lalu

Kota Metropolitan di Jerman yang Nyaman Dijelajahi dengan Berjalan Kaki

Tidak hanya di Jerman, Munich juga kota yang paling nyaman berjalan kaki di Eropa

Baca Selengkapnya

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

1 hari lalu

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

Kim Yo Jong adik Kim Jong Un menyangkal tuduhan Amerika Serikat dan Korea Selatan kalau senjata Korea Utara digunakan dalam perang Ukraina

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

3 hari lalu

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

Dubes Jerman untuk Indonesia menjelaskan tentang UU terbaru yang diterapkan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil di Jerman.

Baca Selengkapnya

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

3 hari lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

3 hari lalu

Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 14 Mei 2024 diawali oleh alasan 9 negara menolak Palestina menjadi anggota penuh PBB.

Baca Selengkapnya

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

3 hari lalu

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

Berikut peraturan baru untuk mempermudah proses mencari kerja di Jerman bagi warga negara di luar Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

4 hari lalu

Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

Dubes Jerman Ina Lepel mengatakan ada minat dari negaranya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

4 hari lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

4 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya