Presiden Brasil Serukan anti-Perang ke Joe Biden

Reporter

Tempo.co

Minggu, 13 Agustus 2023 17:30 WIB

Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengangkat tangannya saat memberikan pidato saat upacara pelantikannya di Istana Planalto, di Brasilia, Brasil, 1 Januari 2023. Lula yang kini berusia 76 tahun kembali ke kursi kepresidenan setelah absen selama 12 tahun. REUTERS/Adriano Machado

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva meluncurkan sebuah kampanye baru yang dinamai Growth Acceleration Program untuk mendorong pembangunan infrastruktur dan mengundang masuknya investasi asing. Lula juga membuat seruan anti-perang kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

“Kami akan mengatakan pada Biden kalau Amerika Serikat hanya memikirkan perang selama bertahun-tahun, bukan memikirkan soal investasinya di Brasil. Anda bisa mengeluarkan sedikit uang untuk berinvestasi di negara kami karena ini juga akan membawa perdamaian,” kata Presiden Lula, Jumat, 11 Agustus 2023.

Menurut Lula, para pucuk pimpinan di Brasil perlu melakukan perjalanan ke luar negeri untuk menjual proyek-proyek di Brasil dan agar bisa mendapatkan pembiayaan luar negeri serta investasi asing. Negara-negara yang menjadi incaran Brasil adalah Cina, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab dan negara-negara di Eropa.

Advertising
Advertising

Lula dijadwalkan bertemu Presiden Biden pada September 2023 disela-sela Sidang Umum PBB di Kota New York. Lula sejauh ini telah menjaga netralitas atas perang Ukraina, bahkan menyerukan berulang kali agar ada perundingan damai untuk mengakhiri pertempuran.

“Dunia ini mulai merasa lelah terhadap krisis Ukraina,” kata Lula pada bulan lalu setelah menggelar sebuah rapat dengan Uni Eropa dan para pemimpin dari Amerika Latin di Ibu Kota Brussels.

Presiden Biden sebelumnya telah memimpin sebuah kampanye internasional untuk mengirimkan dana miliaran dollar agar bisa mempersenjatai Kiev dan menjatuhkan sanksi-sanksi guna menghukum Rusia atas meletupnya perang Ukraina. Otoritas di Rusia sudah menegaskan kalau bantuan militer asing hanya akan memperpanjang pertumpahan darah dan meningkatkan risiko konflik melebar.

Sedangkan Growth Acceleration Program adalah kampanye yang diharapkan bisa menanam investasi total senilai 1,7 triliun reais (Rp 5.363 triliun) di sektor energi terbarukan, perumahan hingga pengendalian banjir. Dari total nilai tersebut, sekitar 36 persen atau USD 125 miliar (Rp 1.915 triliun) diharapkan berasal dari sektor swasta dan lebih dari USD 75 miliar (Rp 1.149 triliun) akan berasal dari anggaran federal.

Rencananya, Presiden Lula akan mencari dana pinjaman sekitar USD 74 miliar (Rp 1.133 triliun) untuk menutupi kekurangan. Adapun perusahaan – perusahaan BUMN di Brasil diharapkan bisa mengucurkan investasi total USD 70 miliar (Rp 1.072 triliun).

Sumber: RT.com

Pilihan Editor: Pulau Ular Kembali ke Ukraina, Menjadi Simbol Perlawanan terhadap Rusia

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

20 jam lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

23 jam lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

1 hari lalu

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bertemu untuk membahas penguatan kerja sama

Baca Selengkapnya

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

1 hari lalu

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

AXA Mandiri Financial Services berhasil meraup laba bersih senilai Rp 1,33 triliun pada 2023 atau tumbuh 13,2 persen dibanding tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Jokowi Harap RI jadi Anggota OECD: Supaya Mudah Akses Investasi

1 hari lalu

Jokowi Harap RI jadi Anggota OECD: Supaya Mudah Akses Investasi

Presiden Jokowi meyakini OECD akan memberikan manfaat yang konkret bagi Indonesia terutama supaya tidak terjebak dalam middle income trap

Baca Selengkapnya

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

2 hari lalu

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

Satgas PASTI menutup aktivitas 915 entitas keuangan ilegal, yang terdiri 19 investasi ilegal dan dan 896 pinjol ilegal selama 1 Januari-30 April 2024.

Baca Selengkapnya

Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

2 hari lalu

Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

Dubes Jerman Ina Lepel mengatakan ada minat dari negaranya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Korban Tewas dalam Banjir Bandang di Brasil Naik Jadi 143 Orang

3 hari lalu

Korban Tewas dalam Banjir Bandang di Brasil Naik Jadi 143 Orang

Jumlah korban tewas akibat banjir bandang di Brasil sampai Minggu, 12 Mei 2024, mencapai 143 orang, sebelumnya 136 orang

Baca Selengkapnya

Indonesia-Kazakhstan Segera Rampungkan Perjanjian Kerja Sama Promosi dan Perlindungan Investasi

3 hari lalu

Indonesia-Kazakhstan Segera Rampungkan Perjanjian Kerja Sama Promosi dan Perlindungan Investasi

Pemerintah Indonesia dan Kazakhstan merencanakan kelanjutan proses negoisasi terkait promosi dan investasi pada Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Ingin Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas, Celios Beberkan Risiko Kerugian Ekonomi

3 hari lalu

Bahlil Ingin Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas, Celios Beberkan Risiko Kerugian Ekonomi

Celios memaparkan akan ada dampak buruk ekonomi dan lingkungan jika pemerintah memberikan izin tambang untuk ormas keagamaan.

Baca Selengkapnya