Didakwa Bersekongkol Batalkan Hasil Pilpres 2020, Donald Trump: Saya Tak Bersalah!

Reporter

Tempo.co

Jumat, 4 Agustus 2023 06:50 WIB

Mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump berbicara di konvensi Partai Republik Carolina Utara di Greensboro, Carolina Utara, AS 10 Juni 2023. REUTERS/Jonathan Drake

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Kamis mengaku tidak bersalah atas sejumlah dakwaan yang menuduhnya memimpin persekongkolan jahat untuk berusaha menipu warga Amerika dengan membatalkan hasil pemilihan presiden AS 2020.

Trump, kandidat calon presiden AS 2024 unggulan dari kubu Partai Republik, mengajukan pernyataan tidak bersalahnya dalam sidang dakwaan di pengadilan Washington. Di pengadilan yang sama, ratusan pendukungnya telah divonis bersalah dan dijatuhi hukuman atas peran mereka dalam serangan ke Gedung Kongres AS pada 6 Januari 2021.

“Tidak bersalah,” kata Trump setelah Hakim Moxila Upadhyaya membacakan sejumlah dakwaan serta ancaman hukuman penjara maksimum dalam berkas dakwaan setebal 45 halaman yang diajukan Jaksa Khusus Jack Smith.

Sesaat sebelum meninggalkan klub golfnya di Bedminster, New Jersey, untuk terbang dengan jet pribadinya ke Washington, DC, Trump kembali mengulang klaim bahwa pilpres 2020 yang dimenangkan Joe Biden adalah kemenangan yang “dicuri” darinya.

Taipan berusia 77 tahun itu sebelumnya sudah didakwa dalam dua kasus pidana berbeda. Dakwaan persekongkolan terbaru yang dihadapinya meningkatkan kemungkinannya terlibat lebih jauh dalam proses hukum pada puncak kampanye pemilu tahun depan.

Advertising
Advertising

Keamanan diperketat di sekitar pengadilan federal E. Barrett Prettyman di Washington, DC, di mana persidangan digelar. Tampak barikade logam dipasang untuk memblokir akses dan pengamanan oleh polisi patroli di sekitar lokasi.

Di sekitar gedung pengadilan, awak media memenuhi trotoar untuk melaporkan kejadian bersejarah itu. Wisatawan dan sejumlah kecil pengunjuk rasa turut hadir di lokasi.

Medea Benjamin dan suaminya, asal Washington DC, datang ke lokasi sambil mengenakan kostum balon berbentuk bayi dengan wajah Trump dan mengoloknya dengan seruan, “Saya tidak mau dipenjara.”

“Kami merasa ini adalah hari yang baik untuk demokrasi, karena seseorang melakukan tindak kejahatan, berpura-pura memenangkan pemilu padahal tidak, hingga mendukung pemberontakan seperti peristiwa 6 Januari. Mereka harus mempertanggungjawabkannya,” kata Medea.

Pendukung Trump juga berdatangan, salah satunya John Johnson yang datang dari New Jersey.

“Kami di sini untuk mendukung bos kami. Pria itu (Trump) adalah pahlawan Amerika. Ia tidak melakukan kesalahan. Kita membutuhkannya sekarang lebih dari kapan pun. Ia telah mengungkap kejahatan keluarga Biden, kejahatan keluarga Barack Hussein Obama, kejahatan keluarga Clinton. Menurut Anda kenapa mereka sekarang sangat panik?,” ujar Johnson.

Tuduhan bahwa Trump dan enam konspirator yang tidak disebutkan namanya berencana untuk membatalkan pemilu 2020 adalah kasus pidana paling serius yang mengancam kansnya untuk kembali ke Gedung Putih.

Dalam unggahannya di situs Truth Social, Trump mengeluh bahwa ia “ditangkap karena menentang pemilu yang tidak jujur, dicurangi dan dicuri (darinya).” “LOKASI YANG TIDAK ADIL, HAKIM YANG TIDAK ADIL,” ungkapnya.

Pilihan Editor: Donald Trump Mengaku Terancam Bui 561 Tahun, Kirim Email ke Pendukungnya

REUTERS | FRANCE 24

Berita terkait

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

17 jam lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

22 jam lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

23 jam lalu

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

1 hari lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

1 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

1 hari lalu

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

Antony Blinken memperingatkan serangan Israel bisa memicu sebuah pemberontakan.

Baca Selengkapnya

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

1 hari lalu

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

Gabungan kekayaan pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin mencapai kuadriliun. Berapa triliun banyaknya?

Baca Selengkapnya

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

1 hari lalu

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

Korea Utara pada Ahad mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan "hak dan keistimewaan" kepada Palestina

Baca Selengkapnya

7 Momen Langka Sidang Majelis Umum PBB Sepanjang Masa: Terbaru Dubes Israel Hancurkan Piagam PBB

1 hari lalu

7 Momen Langka Sidang Majelis Umum PBB Sepanjang Masa: Terbaru Dubes Israel Hancurkan Piagam PBB

Dubes Israel untuk PBB Gilad Erdan mengeluarkan mesin penghancur kertas di podium Sidang Majelis Umum PBB pada Jumat, 10 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Hadir sebagai Saksi Kasus Donald Trump, Ini Profil Bintang Film Dewasa Stormy Daniels

2 hari lalu

Hadir sebagai Saksi Kasus Donald Trump, Ini Profil Bintang Film Dewasa Stormy Daniels

Bintang film dewasa Stormy Daniels hadir sebagai saksi dalam kasus pidana Donald Trump pada Selasa, 7 Mei 2024. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya