Ukraina dan Polandia Saling Panggil Duta Besar, Gara-gara Tudingan Panas Ini!

Reporter

Tempo.co

Rabu, 2 Agustus 2023 12:00 WIB

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan Presiden Polandia Andrzej Duda berjabat tangan setelah memperingati para korban Perang Dunia II di Katedral Saint Peter dan Paul, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Lutsk, Ukraina 9 Juli 2023. REUTERS/Alina Smutko

TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina dan Polandia memanggil duta besar dari negara masing-masing pada Selasa menyusul memanasnya hubungan kedua negara. Seperti dilansir Reuters, hal ini terjadi setelah penasihat kebijakan luar negeri presiden Polandia mengatakan Kyiv harus lebih menghargai dukungan Warsawa dalam perangnya dengan Rusia.

Sang penasihat presiden, Marcin Przydacz, juga mengatakan pemerintah Polandia harus membela kepentingan petani negaranya sendiri. Hal ini merujuk pada referensi larangan impor komoditas Ukraina yang akan berakhir bulan depan.

Kyiv dan Warsawa telah menjadi sekutu yang kuat selama konflik yang meletus setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. Namun, pernyataan Przydacz mencerminkan adanya masalah yang terpendam.

Juru bicara kementerian luar negeri Ukraina Oleh Nikolenko mengatakan duta besar Polandia diberitahu dalam pertemuan itu bahwa pernyataan tentang dugaan tidak berterima kasih Ukraina atas bantuan Polandia "tidak benar dan tidak dapat diterima".

"Kami yakin bahwa persahabatan Ukraina-Polandia jauh lebih dalam daripada kepentingan politik. Politik seharusnya tidak mempertanyakan saling pengertian dan kekuatan hubungan antara rakyat kami," kata pernyataan Ukraina.

Advertising
Advertising

Polandia juga memanggil duta besar Ukraina untuk Warsawa sebagai tanggapan atas "komentar perwakilan otoritas Ukraina," tulis Kementerian Luar Negeri Polandia di platform X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Posting media sosial tidak menyebutkan komentar apa yang dimaksud.

<!--more-->

POLITIK TERKADANG "DI ATAS PERSATUAN"

Setelah pernyataan Przydacz, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengeluarkan seruan persatuan di tengah manuver diplomatic. Ia menegaskan tidak mungkin ada "celah" pada perisai dukungan kuat Polandia untuk Ukraina.

Zelensky, juga menulis di X, mengatakan bahwa perselisihan tersebut mengungkap "berbagai sinyal bahwa politik kadang-kadang mencoba untuk berada di atas persatuan.

"Kami sangat menghargai dukungan historis Polandia, yang bersama kami telah menjadi perisai nyata Eropa dari laut ke laut. Dan tidak boleh ada satu celah pun pada perisai ini," tulis Zelensky dalam bahasa Inggris.

"Kami tidak akan membiarkan momen politik apa pun merusak hubungan antara rakyat Ukraina dan Polandia, dan emosi pasti akan mereda."

Media Polandia pada Senin mengutip Przydacz yang berbicara tentang kemungkinan perpanjangan larangan impor Polandia pada produk pertanian Ukraina. “Yang paling penting hari ini adalah membela kepentingan petani Polandia," kata Przydacz.

Dia juga berkata: "Saya pikir akan bermanfaat bagi (Kyiv) untuk mulai menghargai peran apa yang telah dimainkan Polandia untuk Ukraina selama beberapa bulan dan tahun terakhir."

Uni Eropa pada Mei mengizinkan Polandia, Bulgaria, Hungaria, Rumania, dan Slovakia untuk melarang penjualan domestik gandum Ukraina, jagung, rapeseed, dan biji bunga matahari.

Setelah invasi Rusia memblokir pelabuhan Laut Hitam, biji-bijian Ukraina dalam jumlah besar, yang lebih murah daripada yang diproduksi di UE, tetap berada di Eropa Tengah karena kemacetan logistik. Hal ini memukul harga dan penjualan untuk petani lokal.

Kelima negara itu menginginkan larangan impor gabah diperpanjang setidaknya hingga akhir tahun. Ini akan berakhir pada 15 September.

Perdana Menteri Polandia mengatakan bulan ini bahwa negaranya tidak akan mencabut larangan itu pada 15 September bahkan jika Uni Eropa tidak menyetujui perpanjangannya.

Kyiv menggambarkan keputusan Polandia sebagai "tidak ramah" dan mendesak mitra Ukraina dan Komisi Eropa untuk memastikan ekspor tanpa hambatan dari semua produk pertanian Ukraina ke Uni Eropa.

Kementerian luar negeri Polandia tidak menanggapi permintaan komentar pada Selasa.

Pilihan Editor: Polandia Bentuk Koalisi Pesawat untuk Ukraina, Akan Kirim F-16?

REUTERS

Berita terkait

Anak Petani dan PNS Calon Mahasiswa Unri Disebut Masuk Kelompok UKT Tinggi

3 jam lalu

Anak Petani dan PNS Calon Mahasiswa Unri Disebut Masuk Kelompok UKT Tinggi

Aliansi Pendidikan Gratis Riau mencatat, lebih dari 50 calon mahasiswa Unri masuk kelompok UKT tidak sesuai kemampuan ekonomi orang tua mereka.

Baca Selengkapnya

Tambang Ilegal Lewati Jalan di Desa Lumbung Padi Kalimantan Timur Sejak 2019, Sebabkan Warga Kesulitan Air Bersih

6 jam lalu

Tambang Ilegal Lewati Jalan di Desa Lumbung Padi Kalimantan Timur Sejak 2019, Sebabkan Warga Kesulitan Air Bersih

Aktivitas tambang ilegal batu bara di Desa Sumbersari, Kutai Kartaanegara, Kalimantan Timur berdampak buruk bagi warga.

Baca Selengkapnya

Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Jelaskan soal Tudingan Intimidasi dengan Menyebut Anak Hakim Tinggi

7 jam lalu

Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Jelaskan soal Tudingan Intimidasi dengan Menyebut Anak Hakim Tinggi

Istri eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean membantah apabila dia pernah mengintimidasi Wijanto Tirtasana, bekas kongsi bisnisnya.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

8 jam lalu

Penjelasan Istri Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta soal Pinjaman Rp 7 Miliar yang jadi Polemik

Margaret Christina Yudhi Handayani Rampalodji, istri bekas Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean menjelaskan asal-usul Rp 7 miliar.

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Klaim Neraca Perdagangan Surplus tapi Ekspor Turun

1 hari lalu

Zulkifli Hasan Klaim Neraca Perdagangan Surplus tapi Ekspor Turun

Mendag Zulkifli Hasan klaim neraca perdagangan surplus tapi ekspor turun.

Baca Selengkapnya

Impor Turun, Mendag Zulkifli Hasan: Produksi Menurun

1 hari lalu

Impor Turun, Mendag Zulkifli Hasan: Produksi Menurun

Menteri Perdagangan Indonesia, Zulkifli Hasan mengatakan ada penurunan impor non-migas pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

1 hari lalu

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

Kemendag berencana memanfaatkan perjanjian dagang bilateralnya dengan Cile untuk meningkatkan ekspor ke Amerika Selatan.

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

1 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

1 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya