98 Tahun Buku Mein Kampf: Manifesto Politik Kontroversial Pemimpin Nazi Adolf Hitler

Rabu, 19 Juli 2023 10:19 WIB

Mein Kamp karya Adolf Hitler edisi berbahasa Belanda "Mijn Strijd" [www.libris.nl]

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 18 Juli 1925, Adolf Hitler, pemimpin Partai Nazi Jerman yang kontroversial, menerbitkan buku berjudul Mein Kampf atau dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai "Perjuanganku". Buku ini menjadi manifesto politik yang sangat berpengaruh dalam sejarah Jerman dan dunia.

Ditulis saat Hitler dipenjara

Dilansir dari US Holocaust Memorial Museum, Mein Kampf adalah sebuah buku yang ditulis oleh Adolf Hitler saat ia dipenjara di Landsberg am Lech setelah upaya kudeta yang gagal pada 1923, yang dikenal sebagai Putsch Biru di Munich.

Buku ini terdiri dari dua volume yang berisi pandangan politik dan ideologi Hitler, serta sejarah pribadinya. Dalam buku ini, Hitler mengungkapkan keyakinan ekstremisnya mengenai ras, antisemitisme, dan nasionalisme Jerman.

Isi Mein Kampf mencerminkan pandangan Hitler yang terkait dengan ras dan teori superioritas Jerman. Dia mengadvokasi ideologi rasial Arya, yang menyatakan bahwa bangsa Jerman adalah ras yang superior dan memiliki hak atas dominasi di dunia.

Advertising
Advertising

Hitler juga menyuarakan antisemitisme yang kuat, mempercayai bahwa Yahudi merupakan musuh bangsa Jerman dan bertanggung jawab atas berbagai masalah sosial dan ekonomi.

Perluasan wilayah Jerman

Dalam buku ini, Hitler juga mengungkapkan rencananya untuk memperluas wilayah Jerman dan mengembalikan kejayaan negaranya. Dia mempromosikan ide penaklukan dan penjajahan wilayah Timur, mengusulkan penyerapan Austria ke dalam negara Jerman, serta menyatakan niatnya untuk merebut kembali wilayah yang hilang dalam Perang Dunia I.

Mein Kampf juga memaparkan strategi politik Hitler untuk merebut kekuasaan. Dia menjelaskan bagaimana ia bermaksud membangun Partai Nazi menjadi kekuatan politik yang dominan dan menggulingkan pemerintahan demokrasi.

Buku ini memberikan wawasan yang mendalam tentang pemikiran Hitler, strategi propaganda, dan kecenderungan otoriter yang menjadi ciri khas rezim Nazi yang akan datang.

Jadi buku wajib di sekolah hingga dilarang

Dikutip dari annefrank.org, setelah Hitler menjadi Kanselir Jerman pada tahun 1933, penjualan Mein Kampf meningkat pesat. Buku ini menjadi wajib baca di sekolah-sekolah dan institusi Nazi, dan sejauh itu menjadi elemen penting dalam propaganda Nazi.

Namun, setelah Perang Dunia II, penerbitan buku ini dilarang di Jerman dan beberapa negara lain karena dianggap sebagai simbol kebencian dan ideologi yang bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi dan hak asasi manusia.

Meskipun Mein Kampf dipandang sebagai karya yang kontroversial dan berbahaya, banyak ahli sejarah dan ilmuwan sosial yang mempelajarinya untuk memahami pemikiran Hitler dan faktor-faktor yang mempengaruhi naiknya rezim Nazi.

Pilihan Editor: Perang Dunia II, Berapa Kali Adolf Hitler Lolos dari Persobaan Pembunuhan?

Berita terkait

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

2 hari lalu

Wawancara Eksklusif Duta Besar Ina Lepel: Begini Cara Jerman Atasi Kekurangan Tenaga Kerja Terampil

Dubes Jerman untuk Indonesia menjelaskan tentang UU terbaru yang diterapkan untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil di Jerman.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

2 hari lalu

Top 3 Dunia: 9 Negara Tolak Keanggotaan Palestina di PBB hingga Serangan Bom Nuklir ke Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 14 Mei 2024 diawali oleh alasan 9 negara menolak Palestina menjadi anggota penuh PBB.

Baca Selengkapnya

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

2 hari lalu

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

Berikut peraturan baru untuk mempermudah proses mencari kerja di Jerman bagi warga negara di luar Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

3 hari lalu

Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

Dubes Jerman Ina Lepel mengatakan ada minat dari negaranya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

3 hari lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Diincar Jerman, Penghiliran Nikel Jalan Terus

5 hari lalu

Diincar Jerman, Penghiliran Nikel Jalan Terus

Pemerintah Jerman masih menginginkan produk nikel mentah Indonesia. Namun pemerintah Indonesia tetap akan jalankan penghiliran industri nikel.

Baca Selengkapnya

Nonton The Ministry of Ungentlemanly Warfare, Ini Komentar Komunitas Reenactor Indonesia

7 hari lalu

Nonton The Ministry of Ungentlemanly Warfare, Ini Komentar Komunitas Reenactor Indonesia

Screening film The Ministry of Ungentlemanly Warfare dihadiri oleh komunitas Indonesian Reenactors (IDR) yang berseragam ala tentara Inggris dan Nazi.

Baca Selengkapnya

Maxton Hall - The World Between Us Serial Romantis Beda Status Sosial Tayang 9 Mei

9 hari lalu

Maxton Hall - The World Between Us Serial Romantis Beda Status Sosial Tayang 9 Mei

Maxton Hall - The World Between Us diadaptasi dari novel terlaris pemenang penghargaan, Save Me, karya Mona Kasten.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

9 hari lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

9 hari lalu

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.

Baca Selengkapnya