China dan Rusia Latihan Bersama di Laut Jepang, Turunkan 7 Kapal Perang

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Minggu, 16 Juli 2023 17:18 WIB

Kapal perang Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) dan Angkatan Laut Rusia saat Latihan angkatan laut gabungan Rusia-Cina Joint Sea-2021 di Laut Jepang pada 14 Oktober 2021. Militer Rusia mengerahkan kapal anti-kapal selam besar Laksamana Panteleev, korvet proyek 20380 Pahlawan Federasi Rusia Aldar Tsydenzhapov dan Gromkiy, dua kapal penyapu ranjau pangkalan, kapal selam Ust- Bolsheretsk. Foto : Naval Post

TEMPO.CO, Jakarta - Armada Angkatan Laut China dan Rusia menggelar latihan bersama di Laut Jepang untuk "menjaga keamanan jalur air strategis". Dengan nama sandi "Utara/Interaksi-2023", latihan tersebut menandai peningkatan kerja sama militer antara China dan Rusia sejak invasi Moskow ke Ukraina dan berlangsung saat Beijing terus menolak seruan AS untuk melanjutkan komunikasi militer.

Armada China yang terdiri dari lima kapal perang dan empat helikopter, meninggalkan pelabuhan timur Qingdao dan akan bertemu dengan pasukan Rusia di "area yang telah ditentukan" di Laut Jepang, kata Kementerian Pertahanan China di akun WeChat resminya pada Minggu, 16 Juli 2023.

Pada hari Sabtu, kementerian mengatakan angkatan laut dan udara Rusia akan berpartisipasi dalam latihan yang berlangsung di Laut Jepang.

Ini akan menjadi pertama kalinya kedua pasukan Rusia ambil bagian dalam latihan itu, kata surat kabar pemerintah Global Times mengutip pernyataan pengamat militer.

Gromkiy dan Sovershenniy, dua kapal perang Rusia yang ikut serta dalam latihan Laut Jepang, awal bulan ini telah melakukan pelatihan terpisah dengan angkatan laut China di Shanghai tentang pergerakan formasi, komunikasi, dan penyelamatan laut.

Sebelum berlabuh di pusat keuangan Shanghai, kapal yang sama telah berlayar melewati Taiwan dan Jepang, mendorong Taipei dan Tokyo untuk memantau kapal perang Rusia.

Beberapa hari sebelum Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, Presiden Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping mendeklarasikan kemitraan "tanpa batas" yang menurut mereka ditujukan untuk melawan pengaruh Amerika Serikat.

Salah satu bidang kemitraan yang menonjol adalah kerja sama militer.

Advertising
Advertising

Ketika Menteri Pertahanan China Li Shangfu bertemu dengan Kepala Angkatan Laut Rusia, Laksamana Nikolai Yevmenov, di Beijing bulan ini, kedua belah pihak menegaskan kembali janji untuk memperkuat hubungan militer.

Kepala Staf Gabungan militer China Liu Zhenli dan Kepala Staf Umum Rusia Valery Gerasimov membuat janji yang sama selama panggilan video pada bulan Juni.

REUTERS

Pilihan Editor Gempa Magnitudo 7,2 di Alaska, Sempat Muncul Peringatan Tsunami

Berita terkait

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

13 jam lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

19 jam lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

19 jam lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

1 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

1 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

1 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

1 hari lalu

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

Banjir bandang di Sungai Yangtze pada 1931 merupakan salah satu bencana alam terburuk dalam sejarah China, bahkan di dunia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

1 hari lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

1 hari lalu

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bertemu untuk membahas penguatan kerja sama

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

3 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya