Kremlin: Turki Jangan Berilusi Menjadi Anggota Uni Eropa
Editor
Ida Rosdalina
Selasa, 11 Juli 2023 20:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Turki seharusnya tidak berilusi bahwa suatu hari nanti mungkin diizinkan untuk bergabung dengan Uni Eropa, kata Kremlin pada Selasa, 11 Juli 2023, ketika Moskow menekankan keinginannya untuk menjalin hubungan yang kuat dengan Ankara terlepas dari banyak ketidaksepakatan, termasuk mengenai perluasan NATO.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menanggapi pertanyaan tentang keputusan anggota NATO Turki untuk mencabut penentangannya terhadap Swedia yang bergabung dengan aliansi pada malam pertemuan dua hari NATO di Lithuania.
Presiden Turki Tayyip Erdogan berusaha mempertahankan hubungan baik dengan Moskow dan Kyiv selama perang 16 bulan di Ukraina. Dia telah menolak untuk bergabung dengan sanksi Barat terhadap Rusia atas invasi tersebut dan telah mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengunjungi Turki pada Agustus.
Turki telah menahan aksesi Swedia, menuduh negara Nordik itu tidak berbuat cukup untuk menindak orang-orang yang dianggap Ankara sebagai teroris. Namun pada Senin, Erdogan membatalkan keberatannya terhadap Swedia menjadi anggota ke-32 NATO.
Rusia melihat ekspansi NATO sebagai ancaman terhadap keamanannya sendiri, tetapi Peskov mengecilkan pernyataan seorang reporter bahwa Turki menjauh dari Rusia dan menuju Barat.
"Turki dapat mengorientasikan dirinya ke Barat, kita tahu bahwa dalam sejarah Republik Turki ada periode orientasi intensif ke Barat, ada periode yang kurang intensif," katanya dalam jumpa pers harian.
<!--more-->
Kacamata Merah Jambu
"Tapi kita juga tahu bahwa... tidak ada yang mau melihat Turki di Eropa, maksud saya orang Eropa. Dan di sini mitra Turki kita juga tidak boleh memakai kacamata berwarna merah jambu," katanya.
Dia menyinggung penolakan UE yang sudah berlangsung lama untuk mengakui Turki, negara Muslim yang besar dan relatif miskin yang berdampingan dengan Timur Tengah. Ini pertama kali diterapkan untuk bergabung dengan blok tersebut pada 1987.
Erdogan, Senin, mengatakan bahwa Uni Eropa harus membuka jalan bagi dimulainya kembali pembicaraan yang macet tentang upaya Turki untuk bergabung dengan blok tersebut sebagai imbalan atas dukungan Ankara terhadap permintaan Swedia untuk bergabung dengan NATO, tetapi para pemimpin Eropa mengatakan mereka tidak dapat menerima hubungan seperti itu.
Peskov mengatakan Rusia memahami bahwa Turki harus memenuhi kewajibannya sebagai anggota NATO atas Swedia, tetapi dia menambahkan bahwa Moskow ingin terus membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan Ankara meskipun "semua ketidaksepakatan".
Turki saat ini mencoba membujuk Rusia untuk memperpanjang kesepakatan yang dibantunya dengan PBB musim panas lalu yang memungkinkan Ukraina mengekspor biji-bijian melalui Laut Hitam. Moskow marah atas penerapan aspek-aspek kesepakatan dan mengatakan mungkin tidak mengizinkan perpanjangannya setelah 17 Juli.
Turki juga membantu tahun lalu untuk menengahi pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina, dan Kremlin mengatakan Putin sangat menghargai upaya Erdogan untuk menengahi perang.
Kremlin juga ingin membangun pusat baru di Turki untuk ekspor gas Rusia, karena Moskow mengubah rute pengiriman sebagai tanggapan atas langkah Eropa sejak awal perang untuk secara tajam mengurangi ketergantungan pada energi Rusia.
REUTERS
Pilihan Editor: Populasi Uni Eropa Naik Lagi, Berkat Migrasi