Apa Penyebab Kasus Malaria di AS Muncul Setelah 20 Tahun Hilang?

Reporter

Andika Dwi

Kamis, 6 Juli 2023 20:02 WIB

Nyamuk malaria (Reuters Photo/Paulo Whitake

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat (AS) pada 1951 menyatakan bahwa mereka telah bersih dari malaria. Melansir npr.org, tonggak sejarah tersebut dicapai melalui upaya penggunaan insektisida, parit drainase, serta kasa jendela. Namun, baru-baru warga AS dihebohkan dengan berita utama tentang “kembalinya” malaria dengan temuan empat kasus di Florida dan satu di Texas. Ini tentu memicu kekhawatiran yang melanda seluruh negeri.

Selama bertahun-tahun, malaria merupakan masalah kesehatan yang serius di AS. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention atau CDC) bahkan didirikan pada 1946 hanya untuk menghentikan penyakit mematikan itu. Tercatat sebanyak 15.000 kasus malaria pada 1947. Tiga tahun kemudian, jumlahnya menurun menjadi 2.000. Hingga pada 1951, CDC mengumumkan bahwa mereka telah menang melawan malaria.

Malaria tidak hilang sepenuhnya dari AS. Masih ada sekitar 2.000 diagnosis per tahun dengan gejala demam tinggi, nyeri tubuh, diare, dan muntah. Pemerintah juga melihat beberapa kematian tahunan akibat penyakit itu. Ahli epidemiologi percaya bahwa para pasien kemungkinan besar adalah pelancong atau imigran yang terjangkit di luar AS. Walakin, terdapat kasus tak terduga pada 2003 di mana delapan kasus teridentifikasi sebagai transmisi lokal di Palm Beach, Florida.

Lima kasus malaria di Florida dan Texas kali ini juga diindikasikan sebagai transmisi lokal tanpa adanya catatan perjalanan internasional pada pasien. CDC mengungkap bahwa mereka telah tertular Plasmodium vivax dalam dua bulan terakhir, jenis parasit yang menyebabkan malaria dengan gejala ringan, tetapi masih dapat berakibat fatal pada ibu hamil dan anak-anak.

Lebih lanjut menurut CDC, setiap kasus malaria bagaimanapun harus tetap dianggap sebagai kondisi darurat medis. Penderita malaria perlu dirawat di rumah sakit untuk memastikan gejalanya tidak berkembang menjadi penyakit yang sangat parah dan berujung pada kematian. Setiap tahunnya, 600.000 orang di seluruh belahan Bumi meninggal dunia akibat malaria.

Malaria dan Perubahan Iklim

Iklim Florida sejatinya selalu ramah bagi nyamuk yang merupakan vektor utama malaria. Texas pun demikian, mengingat wabah Zika di wilayah selatan pada 2016, negara itu mungkin sedang berada dalam ambang suhu yang sesuai untuk penularan malaria.

Suhu yang memanas serta curah hujan yang meningkat adalah dua indikator utama tumbuhnya perkembangbiakan nyamuk, terutama karena genangan air. Oleh karena itu, pemanasan global disinyalir dapat menyebabkan penyebaran malaria yang lebih luas. Nyamuk bersahabat dengan iklim hangat dan tersingkir oleh cuaca dingin.

Musim panas yang lebih panjang dan hangat lantas membuat beberapa bagian AS makin ramah terhadap nyamuk malaria. Akan tetapi, para ilmuwan masih perlu penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah kasus terkini di AS berkaitan dengan perubahan iklim. Ini perlu menjadi perhatian khusus bagi negara-negara lain, khususnya yang beriklim tropis.

Advertising
Advertising

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO), kasus malaria secara global sedikit meningkat dari angka 245 juta pada 2020 menjadi 247 juta pada 2021. Peningkatan kasus itu dapat disebabkan oleh sejumlah kombinasi alasan, termasuk kesulitan dalam upaya pencegahan gigitan nyamuk.

WHO juga percaya bahwa dunia akan segera mengalami 250.000 kematian tambahan terkait malaria, malnutrisi, serta sengatan panas akibat perubahan iklim. Bencana cuaca ekstrem pada umumnya juga dapat mengganggu perawatan kesehatan, terutama di negara-negara miskin, sehingga lebih sulit untuk mengobati penyakit seperti malaria.

Selagi CDC melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap situasi AS sekaligus mencari lebih banyak kasus di Florida dan Texas, pakar kesehatan masyarakat menyarankan penduduk dunia untuk memakai obat nyamuk di sore dan malam hari, waktu ketika nyamuk cenderung lebih aktif. Selain itu, segera laporkan genangan air ke badan pengendalian nyamuk setempat.

NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM

Pilihan Editor: TV Pemerintah Rusia Serang Pemimpin Grup Wagner Yevgeny Prigozhin

Berita terkait

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

32 menit lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

17 jam lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

19 jam lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

22 jam lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

1 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

1 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

1 hari lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

2 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

2 hari lalu

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

Grup vokal legendaris dari Amerika Serikat, All 4 One menggelar konser bertajuk All 4 One 30 Years Anniversary Tour di Jakarta pada 23 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya