Rusia Selidiki Keterlibatan Barat dalam Pemberontakan Grup Wagner, Biden: Tak Ada Hubungannya
Reporter
Tempo.co
Editor
Naufal Ridhwan
Rabu, 28 Juni 2023 09:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan intelijen Rusia sedang menyelidiki apakah agen mata-mata Barat berperan dalam pemberontakan yang dibatalkan oleh tentara bayaran Grup Wagner pada Sabtu, kantor berita TASS mengutip Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan pada Senin, 26 Juni 2023.
Dalam sebuah wawancara dengan televisi RT Rusia, Lavrov mengatakan Duta Besar AS Lynne Tracy telah berbicara dengan perwakilan Rusia pada Minggu dan memberikan "sinyal" bahwa Amerika Serikat tidak terlibat dalam pemberontakan, tetapi diharapkan persenjataan nuklir Rusia akan tetap aman, seperti dilansir TASS.
Dia juga mengutip Tracy yang mengatakan bahwa pemberontakan itu adalah urusan dalam negeri Rusia. Ditanya apakah ada bukti bahwa baik dinas intelijen Ukraina maupun Barat tidak terlibat dalam pemberontakan tersebut, Lavrov menjawab:
"Saya bekerja di departemen yang tidak mengumpulkan bukti tentang tindakan ilegal, tetapi kami memiliki struktur seperti itu, dan saya jamin, mereka sudah memahami ini."
Biden bantah Barat dan sekutu cawe-cawe
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menganggap pemberontakan singkat oleh tentara bayaran Grup Wagner terhadap Kremlin adalah bagian dari perjuangan dalam sistem Rusia. Ia menegaskan, Amerika Serikat dan sekutunya tidak cawe-cawe alias ikut campur di dalamnya.
"Kami tidak ada hubungannya dengan ini," kata Biden di Gedung Putih pada Senin, 26 Juni 2023, dalam komentar pertamanya soal pemberontakan tentara bayaran yang gagal di akhir pekan kemarin.<!--more-->
Biden ikut pantau pemberontakan
Perebutan kekuasaan di Rusia beberapa hari lalu berlangsung dramatis. Para pemberontak meluncur ke Moskow, namun berhenti sebelum mencapai ibu kota.
Ikut memantau dinamika itu, Biden mengaku telah mengarahkan tim keamanan nasionalnya untuk memperbarui situasi "jam demi jam" dan mempersiapkan berbagai skenario. Ia tidak memberikan perincikan.
Biden berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Minggu, 25 Juni 2023. Ia akan berbicara dengannya lagi pada Senin atau Selasa pagi
Gedung Putih mengatakan Biden juga berkonsultasi pada Senin dengan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni tentang situasi tersebut. Biden mengatakan dia dan timnya akan terus menilai dampak dari insiden tersebut.
"Masih terlalu dini untuk mencapai kesimpulan pasti tentang ke mana arahnya," tambahnya.
Gedung Putih juga bantah keterlibatan Barat
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby kepada wartawan mengatakan pesan Biden bahwa Barat tidak terlibat, dikirim langsung ke Rusia melalui berbagai saluran diplomatik. Dia tidak menjelaskan tanggapan Rusia.
Komunitas intelijen AS sadar bahwa pemberontakan yang diatur oleh kepala Wagner Yevgeny Prigozhin "adalah suatu kemungkinan.” Komunitas juga telah memberi pengarahan terkait kepada Kongres AS sebelum dimulai, kata seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Beberapa pemimpin Barat juga mengatakan insiden itu menunjukkan ketidakstabilan tumbuh di Rusia sebagai akibat dari keputusan Presiden Vladimir Putin untuk mengirim angkatan bersenjatanya ke Ukraina awal tahun lalu.
Pemerintahan Biden tidak akan membahas persepsi yang dipegang secara luas di Washington bahwa pemberontakan menunjukkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah dilemahkan oleh perang 16 bulannya melawan Ukraina.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Matt Miller mengatakan kepada wartawan bahwa belum jelas apa implikasi akhir dari apa yang akan terjadi. Tetapi dia mencatat pemberontakan pada Putin secara langsung adalah hal baru.<!--more-->
Biden pastikan semua sekutu tetap kompak
Biden mengatakan dia berbicara dengan sekutu kunci pada konferensi video untuk memastikan semua pihak tetap kompak.
"Mereka setuju dengan saya bahwa kami harus memastikan bahwa kami tidak memberi Putin alasan - tidak memberi Putin alasan - untuk menyalahkan ini pada Barat dan menyalahkan ini pada NATO," katanya.
AS terus kirim bantuan untuk Ukraina
Kirby mengatakan paket baru bantuan AS untuk Ukraina akan segera diumumkan. Sumber mengatakan kepada Reuters, Amerika Serikat akan segera mengumumkan pada hari Selasa paket bantuan militer baru untuk Ukraina senilai hingga US$500 juta atau sekitar Rp7,5 triliun.
Pemberontakan Grup Wagner timbulkan keraguan
Keraguan atas masa depan Wagner telah menimbulkan pertanyaan tentang apakah ia akan melanjutkan operasinya di negara-negara Afrika seperti Mali dan Republik Afrika Tengah, di mana pasukannya telah memainkan peran besar dalam konflik internal yang telah berlangsung lama.
Sejak perang di Ukraina merusak hubungan dan perdagangan Rusia dengan Barat, Kremlin juga telah menggarisbawahi komitmennya terhadap Afrika.
Lavrov mengatakan kepada RT bahwa Mali dan CAR sama-sama memelihara kontak resmi dengan Moskow di samping hubungan mereka dengan Grup Wagner, menambahkan: "Beberapa ratus prajurit bekerja di CAR sebagai instruktur; pekerjaan ini, tentu saja, akan dilanjutkan".
Lavrov juga mengatakan tuduhan Ukraina bahwa Rusia merencanakan serangan yang melibatkan pelepasan radiasi di pembangkit nuklir Zaporizhzhia di Ukraina selatan adalah "omong kosong", lapor TASS.
IDA ROSDALINA | DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Dituduh Bohong ke Putin soal Ukraina, Komandan Militer Rusia Desak Hal Ini ke Bos Wagner