Sri Lanka Batalkan Ekspor 100.000 Monyet Langka ke Cina

Selasa, 27 Juni 2023 13:15 WIB

TEMPO.CO, COLOMBO-- Pemerintah Sri Lanka membatalkan rencana untuk mengekspor sekitar 100.000 monyet yang terancam punah ke Cina, menyusul protes oleh pecinta hewan dan kasus yang masih berlangsung di pengadilan.

Monyet langka itu bernama Kera Toque. Binatang ini endemik di Sri Lanka dan umum di pulau berpenduduk 22 juta orang itu, tetapi digolongkan sebagai ‘terancam punah’ dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Pada Senin, 26 Juni 2023, Departemen Konservasi Satwa Liar (DWC) Sri Lanka mengatakan kepada Pengadilan Banding bahwa mereka telah memutuskan untuk tidak melanjutkan ekspor. Menurutnya tindakan yang diajukan oleh 30 aktivis satwa liar dan lingkungan dapat dihentikan.

"Seorang pengacara negara memberi tahu pengadilan atas nama DWC bahwa tidak ada monyet yang akan diekspor ke China atau tempat lain," kata seorang pejabat pengadilan dikutip India Today.

Menteri Pertanian Mahinda Amaraweera pada bulan ini sempat menyebut bahwa Cina menginginkan monyet untuk 1.000 kebun binatang di seluruh negerinya. Menurutnya langkah tersebut merupakan solusi untuk hewan yang merusak tanaman.

Advertising
Advertising

Peminat satwa liar menyambut baik keputusan pemerintah pada Senin untuk tidak melanjutkan ekspor. “Ini adalah hasil yang sangat baik untuk konservasi satwa liar di Sri Lanka,” kata mereka dalam pernyataan singkat.

Usulan penjualan ke Cina datang saat menghadapi krisis ekonomi terburuk yang pernah ada. Sejauh ini ada rincian keuangan yang tersedia.

Sri Lanka terpaksa mendapatkan dana talangan dari IMF pada Maret tahun ini setelah gagal membayar utang luar negerinya sebesar US$46 miliar dan menyatakan bangkrut pada April tahun lalu.

Para pencinta lingkungan dan konservasionis telah memperingatkan bahwa monyet-monyet itu dapat dikirim ke laboratorium daripada kebun binatang. Mereka khawatir, walau sadar jika itu menghasilkan sedikit uang bagi negara yang menghadapi krisis ekonomi terburuk dalam lebih dari tujuh dekade.

Para organisasi pecinta binatang, seperti dikutip Reuters mengatakan Cina hanya memiliki sekitar 18 kebun binatang, yang masing-masing harus menampung sekitar 5.000 monyet.

"Macaque, dengan kualitasnya yang mirip manusia, sangat populer, terutama dengan fasilitas pengujian medis di AS dan Eropa. Potensi pendapatan dari perdagangan semacam itu akan jauh lebih besar daripada penjualan spesies ini ke kebun binatang," empat konservasi organisasi mengatakan dalam pernyataan bersama. "Apakah ini tujuan penjualan kera-kera ini?"

Selain menuntut pembatalan, mereka juga ingin pemerintah mengalokasikan sumber daya untuk mempelajari perilaku monyet dan mengurangi kehilangan hasil panen, yang menjadi alasan Kementerian Pertanian mempertimbangkan menangkap dan mengekspor hewan tersebut.

Pilihan Editor: Sri Lanka akan Barter Teh dengan Minyak Iran Senilai US$250 Juta Mulai Juli

REUTERS | INDIA TODAY

Berita terkait

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

2 jam lalu

Tingkatkan Ekspor ke Amerika Selatan, Kemendag Akan Pakai Perjanjian Perdagangan Bilateral dengan Cile

Kemendag berencana memanfaatkan perjanjian dagang bilateralnya dengan Cile untuk meningkatkan ekspor ke Amerika Selatan.

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

15 jam lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

17 jam lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

23 jam lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

1 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

1 hari lalu

Cina kepada Pemimpin terpilih Taiwan: Pilih Damai atau Perang

Cina menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri, namun Taiwan bersikeras pihaknya sudah memiliki pemerintahan independen sejak 1949.

Baca Selengkapnya

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

1 hari lalu

Kalah dari Cina, Biden Naikkan Tarif Impor Termasuk Mobil Listrik

Biden memutuskan menaikkan tarif impor produk Cina termasuk mobil listrik dan baterainya.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

1 hari lalu

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.

Baca Selengkapnya

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

1 hari lalu

5 Proyek Besar Cina di Era Presiden Jokowi

Hubungan ekonomi Cina-Indonesia disebut mencapai masa keemasan di era Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

2 hari lalu

AS Batasi Izin Ekspor Teknologi untuk Cina, Qualcomm dan Intel Tak Bisa Pasok Chip ke Huawei

AS membatasi izin ekspor teknologi untuk Cina. Qualcomm dan Intel tak lagi bisa memasok produknya ke perusahaan seperti Huawei.

Baca Selengkapnya