Honduras Kembalikan Kendali Penjara ke Polisi Militer setelah Kerusuhan Maut

Reporter

Tempo.co

Kamis, 22 Juni 2023 16:16 WIB

Pasukan keamanan beroperasi di luar penjara wanita Centro Femenino de Adaptacion Social (CEFAS) setelah kerusuhan mematikan di Tamara, di pinggiran Tegucigalpa, Honduras, 20 Juni 2023. REUTERS/Fredy Rodriguez

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Honduras akan mengembalikan kendali sebagian besar sistem kepenjaraan negara itu dari kepolisian nasional kepada polisi militer pada tahun depan, kata kantor kepresidenan Honduras pada Rabu malam, seperti dilansir Reuters Kamis 22 Juni 2023.

Pernyataan tersebut diumumkan sehari setelah kerusuhan di penjara wanita yang merenggut hampir 50 nyawa.

Langkah tersebut merupakan bagian dari upaya terbaru dalam memberantas kejahatan yang mencakup penangguhan beberapa hak konstitusional untuk menjangkau lebih banyak wilayah dalam jangka waktu yang lebih lama, serta memberi peran yang lebih besar bagi angkatan bersenjata dalam upaya keamanan nasional, menurut pemerintah.

Honduras akan mengubah pulau-pulau yang berjarak ratusan kilometer dari lepas pantai menjadi koloni penjara bagi para pemimpin geng yang sangat berbahaya, kata kantor kepresidenan.

Presiden Honduras Xiomara Castro berjanji akan mengambil tindakan tegas untuk mengatasi kematian di penjara wanita, yang dia kaitkan dengan serangan terencana oleh anggota geng yang dilakukan dengan sepengetahuan penjaga.

Advertising
Advertising

Polisi mengatakan bentrokan terjadi ketika anggota bersenjata geng Barrio 18 menahan penjaga dan menyerang anggota geng lawan, Mara Salvatrucha (MS-13).

Kedua geng, yang berasal dari Amerika, bersaing untuk mengontrol perdagangan narkoba dan pemerasan di dalam tahanan, serta kerap bentrok antara mereka sendiri, atau dengan pihak berwenang.

Kerusuhan pada Selasa kemungkinan dimulai sebagai tindakan pembalasan atas kebijakan terbaru pemerintah yang menindak korupsi dan kekuasaan geng di balik tembok penjara, kata pihak berwenang.

Pemerintahan Castro memecat semua anggota komite yang mengawasi kebijakan penindakan sebelumnya tersebut.

Ia juga mengembalikan kendali sebanyak 21 dari 26 penjara di negara itu kepada polisi militer. Presiden Castro sempat mencopot polisi militer dari pengawasan penjara ketika dia menjabat pada awal 2022, serta ketika itu menyerahkan kendali penjara kepada kepolisian nasional.

Pemerintah Honduras juga memperluas kebijakan pengecualian negara dengan membuat langkah yang memungkinkan pihak berwenang membatasi kebebasan mobilisasi dan berkumpul, serta menggeledah rumah dan melakukan penangkapan tanpa surat perintah.

Organisasi hak asasi manusia mengecam kebijakan pengecualian negara tersebut, yang mengikuti keputusan serupa dari El Salvador, di mana puluhan ribu tersangka anggota geng telah dipenjara selama satu setengah tahun terakhir.

Untuk para wanita yang tetap dipenjara di tempat kerusuhan itu terjadi, pemerintah meminta pengadilan mempertimbangkan kembali penahanan bagi mereka yang belum diadili dan mereka yang memiliki penyakit mematikan.

Pilihan Editor: Tawuran Antargeng di Penjara Wanita Honduras, Korban Tewas Mencapai 46 Orang

REUTERS

Berita terkait

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

18 jam lalu

153 Orang Tewas akibat Banjir Bandang di Afghanistan

Korban tewas akibat banjir bandang dahsyat di Afghanistan utara telah meningkat menjadi 153 orang di tiga provinsi

Baca Selengkapnya

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

1 hari lalu

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

Jaksa menuntut pria yang masuk ke rumah mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan menyerang suaminya dengan palu harus menjalani hukuman 40 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Cara Mendeteksi Penyakit Lupus, Perhatikan 5 Gejala pada Tubuh

2 hari lalu

Cara Mendeteksi Penyakit Lupus, Perhatikan 5 Gejala pada Tubuh

Lupus merupakan penyakit autoimun yang ditunjukkan dari gejala sakit kulit, demam, sakit sendi, rambut rontok, dan gangguan saraf.

Baca Selengkapnya

Beri Makan Gibran yang Kelaparan di Bogor, TikToker Asal Depok Malah Diancam Dipenjarakan

3 hari lalu

Beri Makan Gibran yang Kelaparan di Bogor, TikToker Asal Depok Malah Diancam Dipenjarakan

TikToker asal Depok diancam dipenjarakan akibat video memberi makan bocah yang kelaparan di Desa Rawa Panjang, Kabupaten Bogor viral di media sosial.

Baca Selengkapnya

Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

4 hari lalu

Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

Berikut sederet kejadian anggota TNI bunuh warga sipil. Terakhir Kopti SB personel TNI AL menembak pemuda RS, umur 18 tahun, di Kota Makassar.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

7 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

7 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

8 hari lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

8 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

8 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya