ART Indonesia Tak Digaji 16 Tahun di Malaysia, Pengadilan Beri Kompensasi Rendah

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 22 Juni 2023 08:00 WIB

Ilustrasi perlindungan untuk asisten rumah tangga. Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur menyataklan ketidakpuasannya atas keputusan dua Pengadilan Hubungan Industrial Malaysia karena memberikan uang kompensasi tak sepadan terhadap terhadap asisten rumah tangga Indonesia yang tidak digaji masing-masing selama 16 dan 10 tahun.

Duta Besar RI Hermono mengatakan akan mengirimkan nota ketidakpuasan terhadap dua kasus yang diputuskan Pengadilan Hubungan Industrial di Port Klang dan Sitiawan pekan lalu, demikian dikutip dari Free Malaysia Today, Rabu, 21 Juni 2023.

Dalam kasus pertama, majikan tidak membayar pembantu selama 16 tahun dari 2006 tetapi pengadilan memutuskan korban berhak atas kompensasi sekitar RM73.500 atau Rp236 juta.

“Sejak dia bekerja, dia hanya menerima sejumlah RM2,500 pertama dan pembayaran lain sebesar RM5,000. Pengadilan kemudian menghitung bahwa sisa gaji yang menjadi haknya adalah sekitar RM73.500," kata Hermono.

“Perhitungan ini didasarkan pada gaji bulanan sebesar RM450 dari tahun 2006. Keberatan kami adalah bahwa upah akan berubah selama bertahun-tahun dan tidak akan tetap sama."

Advertising
Advertising

“Artinya dia tidak mendapatkan kenaikan apapun selama 180 bulan. Kami tidak setuju dengan ini,” katanya kepada FMT.

Hermono mengatakan dalam kasus kedua, pembantu tersebut telah bekerja dari tahun 2004 tetapi majikan tidak membayarnya selama 10 tahun sejak tahun 2013.

Dia mengatakan Pengadilan Industri memerintahkan majikan untuk membayar sejumlah RM11.000 atau Rp35 juta sebagai gaji yang terutang kepadanya selama 10 tahun.

“Kami berpandangan bahwa keputusan ini tidak adil karena dia bekerja selama 10 tahun tetapi hanya dibayar sejumlah ini tanpa mempertimbangkan kenaikan tahunan dan perubahan upah minimum selama periode tersebut.

"Kami sedang mempersiapkan untuk mengirimkan surat itu melalui kementerian luar negeri kami," katanya.

Dalam sebuah forum di Universiti Malaya, Selasa, Hermono menyoroti tiga isu yang kerap memicu gesekan di antara masyarakat kedua negara — penganiayaan terhadap pekerja migran Indonesia, sengketa perbatasan, dan warisan budaya bersama.

Dia mengatakan kedua negara telah berhasil menyelesaikan dua masalah tetapi menyayangkan masalah pekerja migran Indonesia, seperti kekerasan mental dan fisik, gaji tidak dibayar serta eksploitasi, belum terselesaikan.

Dia mengatakan, mereka telah menemukan banyak kasus gaji yang tidak dibayarkan dan menekankan perlunya memperkuat perlindungan yang diberikan kepada pekerja migran Indonesia di Malaysia.

Hermono mengatakan negaranya telah melakukan operasi besar-besaran dalam beberapa bulan terakhir terhadap para penyelundup manusia yang mengirim pekerja Indonesia tanpa dokumen untuk bekerja di luar negeri, termasuk ke Malaysia.

“Sekitar 480 pedagang telah ditahan. Kami berharap dapat mengurangi jumlah pekerja tidak berdokumen di Malaysia dengan melakukan operasi semacam itu.

“Kita tidak bisa mengandalkan Malaysia sendiri untuk menyelesaikan masalah ini,” katanya, dan menambahkan bahwa banyak majikan cenderung mempekerjakan pekerja ilegal untuk mengurangi biaya mereka.

FMT

Pilihan Editor Zelensky Akui Serangan Balasan Lebih Lambat, Ini Kata Putin

Berita terkait

Malaysia Sempat Mengutuk Facebook yang Hapus Berita PM Anwar Ibrahim Bertemu Pemimpin Hamas

11 jam lalu

Malaysia Sempat Mengutuk Facebook yang Hapus Berita PM Anwar Ibrahim Bertemu Pemimpin Hamas

Sebelumnya Oktober lalu, Fahmi memperingatkan tindakan tegas terhadap Meta dan Facebook dan medsos jika mereka memblokir kontennya

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Minta Pengusaha Malaysia Kenneth Koh Lunasi Denda Rp11,8 M Bila Mau 9 Mobil Mewahnya Kembali

16 jam lalu

Bea Cukai Minta Pengusaha Malaysia Kenneth Koh Lunasi Denda Rp11,8 M Bila Mau 9 Mobil Mewahnya Kembali

Bea Cukai menyatakan pengusaha asal Malaysia, Kenneth Koh. cukup melunasi denda yang kini mencapai Rp11,8 miliar bila ingin 9 mobil mewahnya kembali.

Baca Selengkapnya

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

20 jam lalu

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

Meta Platforms kembali menaikkan unggahan Facebook dari media Malaysia tentang pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan petinggi Hamas.

Baca Selengkapnya

Aksi Orangutan di Sabah Malaysia Kepanasan, Mampir ke Kafe Cari Minuman Dingin

2 hari lalu

Aksi Orangutan di Sabah Malaysia Kepanasan, Mampir ke Kafe Cari Minuman Dingin

Orangutan dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Sabah juga pernah datang ke kafe itu untuk menghabiskan makanan sisa pengunjung.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kerusuhan Berbau Rasial 13 Mei 1969 di Malaysia

3 hari lalu

Kilas Balik Kerusuhan Berbau Rasial 13 Mei 1969 di Malaysia

Inilah peristiwa kerusuhan massal nan kelam di Malaysia yang menewaskan sedikitnya 184 Orang

Baca Selengkapnya

Kerusuhan 13 Mei 1969 Terjadi di Malaysia dan Penjarahan 13 Mei 1998 di Indonesia Jadi Kenangan Kelam

3 hari lalu

Kerusuhan 13 Mei 1969 Terjadi di Malaysia dan Penjarahan 13 Mei 1998 di Indonesia Jadi Kenangan Kelam

Indonesia dan Malaysia punya kenangan kelam pada kerusuhan dan penjarahan pada 13 Mei, pada 1969 dan 1998. Berikut kejadiannya.

Baca Selengkapnya

Faisal Halim Pesepak bola Malaysia yang Disiram Air Keras Mulai Stabil, Begini Statistiknya saat Bermain

7 hari lalu

Faisal Halim Pesepak bola Malaysia yang Disiram Air Keras Mulai Stabil, Begini Statistiknya saat Bermain

Faisal Halim sempat mendapat hukuman dari Federasi Sepakbola Malaysia sebelum disiram air keras.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

9 hari lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Kondisi Atlet Sepak Bola Malaysia yang Disiram Air Keras Kini Kritis Tapi Stabil

9 hari lalu

Kondisi Atlet Sepak Bola Malaysia yang Disiram Air Keras Kini Kritis Tapi Stabil

Atlet sepak bola Malaysia yang menjadi korban serangan air keras, Faisal Halim, berada dalam kondisi kritis.

Baca Selengkapnya

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

9 hari lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya