Pelaku Pembakaran Al-Quran di Rusia Bakal Jalani Hukuman di Wilayah Komunitas Muslim

Reporter

Tempo.co

Minggu, 18 Juni 2023 17:31 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato dalam upacara untuk menerima mandat diplomatik dari duta besar asing yang baru diangkat di Kremlin di Moskow, Rusia, 5 April 2023. Sputnik/Vladimir Astapkovich/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin memastikan siapa pun yang membakar al-Quran akan dinyatakan bersalah dan harus menjalani hukuman di wilayah Federasi Muslim yang penduduknya mayoritas beragama Islam.

“Mereka akan menjalani hukuman seperti termaktub di (aturan) Kementerian Kehakiman, di tempat-tempat yang kebebasan terampas yang salah satunya wilayah Rusia yang mayoritas warganya Muslim,” kata Presiden Putin seperti dikutip dari kantor berita TASS.

Komentar itu disampaikan Putin saat rapat dengan komisaris militer, yakni jurnalis pro-militer Rusia dan para penulis di kanal Telegram. Ucapan Putin itu, juga terlontar setelah Nikita Zhuravel, yakni warga Kota Volgograd, ditahan pada bulan lalu karena diduga membakar al-Quran di depan sebuah masjid.

Advertising
Advertising

Tindakan Zhuravel itu terekam kamera dan telah memancing kemarahan warga, khususnya di wilayah Chechnya yang mayoritas warganya pemeluk Islam. Di sana, ribuan warga melakukan aksi protes karena membakar al-Quran dianggap seperti menodai kitab suci. Zhuravel saat ini sudah dibawa ke tempat penahanan sementara di Gronzy Ibu Kota Chechenya.

Moskow Times mewartakan sejumlah pengacara dan aktivis telah memperingatkan kalau keputusan mengirim kasus Zhuravel ke tim penyidik di Chechen sama dengan menempatkannya berisiko tinggi menjadi korban penyiksaan, bahkan bisa membuatnya mati. Komite investigasi Rusia mengklaim Zhuravel melakukan aksi membakar al-Quran karena mendapat imbalan uang 10 ribu rubel (Rp 1,8 juta) dari badan intelijen Ukraina.

Terkait insiden ini, Menteri Kehakiman Rusia Konstantin Chuichenko mengusulkan agar setelah putusan hakim dijatuhkan, terdakwa harus menjalani hukuman di suatu lembaga pemasyarakatan yang lokasinya mayoritas muslim.

Putusan untuk kasus Zhuravel belum dijatuhkan. Namun situs Caucasian Knot menyebut pengacara yang bernama Galina Tarasova menyebut kasus ini seharusnya diselidiki di tempat di mana kejahatan dilakukan. Sedangkan pengacara lainnya yang bernama Ekaterina Vanslova menyoroti rencana pengiriman Zhuravel ke wilayah di mana dia bakal berisiko tinggi mengalami penyiksaan, bahkan mengancam jiwanya.

Sumber: middleeastmonitor.com

Pilihan Editor:Sobek Al Quran, Warga Prancis Ditahan di Yunani

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

2 jam lalu

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

Seorang ajudan dari Pemerintah Rusia mengklaim Vladimir Putin dan Xi Jinping bertemu dalam "suasana hati yang sedang baik" di Beijing.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

4 hari lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya

5 Rukun Haji yang Wajib Dilaksanakan Jemaah Haji, Harus Bagaimana Jika Terlewat?

4 hari lalu

5 Rukun Haji yang Wajib Dilaksanakan Jemaah Haji, Harus Bagaimana Jika Terlewat?

Rukun haji wajib dilaksanakan selama ibadah haji, apabila terlewat satu tahap, maka ibadah haji seseorang tidak sah atau harus diulang seluruhnya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

5 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya