Menlu AS dan Singapura Pesimistis dengan Situasi di Myanmar

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 17 Juni 2023 13:13 WIB

Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Anthony Blinken dan Menlu Singapura Vivian Balakrishnan pada Jumat sama-sama menyatakan rasa pesimistis atas situasi di Myanmar yang sedang mengalami krisis politik sejak kudeta militer pada 2021.

"Kami mendukung rekonsiliasi, lebih banyak dialog, kami jelas ingin memastikan tingkat kekerasan turun," kata Balakrishnan dalam konferensi pers bersama di Washington, dikutip dari transkrip resmi Departemen Luar Negeri AS.

"Dan tentu saja dari sudut pandang Singapura, kebijakan kami adalah kami semua harus memastikan senjata atau bahkan alat-alat dan teknologi yang dapat digunakan untuk membahayakan dan melukai warga sipil, harus dilarang," kata dia.

Balakrishnan mengakui bahwa tidak ada kemajuan dari junta Myanmar untuk melaksanakan rencana perdamaian yang tertuang dalam Konsensus Lima Poin. Namun, bukan berarti ASEAN harus kembali melibatkan junta dalam pertemuan tingkat tinggi maupun pertemuan menteri organisasi tersebut, kata dia.

Indonesia selaku ketua ASEAN tahun ini telah melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk duduk bersama dan negosiasi, tambah dia. "Terakhir kali, butuh 25 tahun untuk beberapa bentuk transisi demokrasi terjadi di Myanmar; Saya harap ini tidak akan memakan waktu lama," ucap Balakrishnan.

Advertising
Advertising

Sementara itu, Blinken mengatakan bahwa AS akan mendukung upaya ASEAN untuk mencapai resolusi yang dapat mengakhiri kekerasan di Myanmar, serta mengembalikan Myanmar ke jalur demokrasi.

"Sangat penting bagi kita semua untuk melanjutkan, mempertahankan tekanan yang pantas terhadap junta dan mencari cara untuk melibatkan oposisi di Myanmar," kata Blinken.

Sejak kudeta militer 1 Februari 2021, junta yang dipimpin oleh Jenderal Senior Min Aung Hlaing telah melakukan kampanye kekerasan dan penindasan yang kejam terhadap rakyat Myanmar.

Pasukan junta telah membunuh hampir 2.000 warga sipil, menahan lebih dari 14.000 orang, membuat lebih dari 700.000 orang harus mengungsi, dan menjerumuskan negara ke dalam krisis ekonomi dan kemanusiaan yang mengancam kehidupan dan kesejahteraan jutaan orang, menurut laporan PBB.

Selain itu, setidaknya 382 anak telah dibunuh atau terluka oleh kelompok bersenjata. Serangan Tatmadaw--sebutan militer Myanmar--terhadap penduduk sipil juga telah membuat lebih dari 250.000 anak mengungsi sejak kudeta.

Pilihan Editor: Tak Bisa Bertemu Suu Kyi, Utusan PBB untuk Myanmar Noeleen Heyzer Tak Lanjutkan Mandat

REUTERS

Berita terkait

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

14 jam lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

20 jam lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

21 jam lalu

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

1 hari lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

1 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

1 hari lalu

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

Antony Blinken memperingatkan serangan Israel bisa memicu sebuah pemberontakan.

Baca Selengkapnya

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

1 hari lalu

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

Gabungan kekayaan pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin mencapai kuadriliun. Berapa triliun banyaknya?

Baca Selengkapnya

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

1 hari lalu

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

Korea Utara pada Ahad mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan "hak dan keistimewaan" kepada Palestina

Baca Selengkapnya

7 Momen Langka Sidang Majelis Umum PBB Sepanjang Masa: Terbaru Dubes Israel Hancurkan Piagam PBB

1 hari lalu

7 Momen Langka Sidang Majelis Umum PBB Sepanjang Masa: Terbaru Dubes Israel Hancurkan Piagam PBB

Dubes Israel untuk PBB Gilad Erdan mengeluarkan mesin penghancur kertas di podium Sidang Majelis Umum PBB pada Jumat, 10 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 11 Mei 2024 diawali oleh tanggapan Dubes Palestina Zuhair Al-Shun soal perdagangan antara Indonesia-Israel

Baca Selengkapnya