Seperti Apa Senjata Nuklir Rusia yang Disimpan di Belarus? Intip Kekuatannya

Reporter

Andika Dwi

Rabu, 31 Mei 2023 12:07 WIB

Rudal balistik antarbenua Sarmat diluncurkan selama uji coba di kosmodrom Plesetsk di wilayah Arkhangelsk, Rusia, Rabu, 20 April 2022. Rusia mengatakan telah melakukan uji peluncuran pertama rudal balistik antarbenua Sarmat, persenjataan nuklir yang menurut Presiden Vladimir Putin akan membuat musuh mereka ciut. Kementerian Pertahanan Rusia/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin telah berencana untuk menyimpan sebagian senjata nuklir taktis negaranya di Belarus sejak Maret lalu. Pada Kamis, 25 Mei lalu, Putin pun bergerak maju dengan rencana itu. Pemindahan hulu ledak ke luar Rusia kali ini menjadi yang pertama sejak Uni Soviet jatuh pada 1991.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengecam penyebaran nuklir tersebut. Namun, Washington sendiri tidak berniat mengubah posisinya terhadap senjata nuklir strategis maupun melihat tanda-tanda Rusia sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir. Di samping itu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan bahwa Barat seakan melakukan semua kemungkinan untuk memperpanjang dan meningkatkan konflik bersenjata di Ukraina.

Presiden Belarusia Alexander Lukashenko pun menyatakan, senjata nuklir taktis sudah bergerak sesuai dengan perintah yang ditandatangani Putin walau belum ada konfirmasi dari Kremlin. Setelah Lukashenko menghadiri pembicaraan dengan para pemimpin negara bekas Soviet lainnya, ia akan memeriksa tibanya senjata-senjata itu.

Jenis Senjata Nuklir yang Disimpan Rusia

Senjata nuklir Rusia yang disimpan di Belarusia yakni berjenis taktis, berbeda dengan senjata nuklir strategis. Senjata nuklir taktis digunakan untuk keuntungan taktis di medan perang. Biasanya, dampak nuklir taktis lebih kecil daripada nuklir strategis yang dirancang untuk menghancurkan kota-kota besar.

Menurut Shoigu, dokumen yang ia tanda tangani di Minsk (Ibu Kota Belarusia) menyangkut proses penyimpanan senjata nuklir taktis di Belarusia. Di Washington, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller menggambarkan rencana itu sebagai “contoh terbaru dari perilaku tidak bertanggung jawab yang telah kita lihat dari Rusia sejak invasi besar-besaran ke Ukraina lebih dari setahun yang lalu”.

Miller mengulangi peringatan Washington bahwa penggunaan senjata kimia, biologi, atau nuklir dalam konflik akan menghadapi “konsekuensi berat”. Ia menambahkan, pihaknya tidak melihat indikasi apa pun bahwa Rusia sedang bersiap menggunakan senjata nuklir sehingga AS merasa tidak perlu menyesuaikan postur nuklir strategis mereka.

Putin berulang kali memperingatkan bahwa Rusia, sebagai negara pemilik senjata nuklir paling banyak, akan menggunakan segala cara untuk mempertahankan diri. Ia telah menjadikan perang Ukraina sebagai pertempuran untuk kelangsungan hidup Rusia melawan Barat yang agresif.

AS dan sekutunya mengatakan, mereka ingin Ukraina mengalahkan pasukan Rusia di medan perang. Akan tetapi, di saat bersamaan, AS menyangkal bahwa mereka ingin menghancurkan Rusia serta menyangkal bahwa perang Ukraina berkaitan dengan perluasan NATO pasca-Soviet.

Belarusia berbatasan dengan tiga anggota NATO: Polandia, Lituania, dan Latvia. Dengan begitu, Rusia akan tetap mengendalikan senjatanya.


Keunggulan Senjata Nuklir Taktis Rusia

Rusia memiliki keunggulan jumlah yang sangat besar atas AS dan aliansi militer NATO dalam hal senjata nuklir taktis. AS yakin Rusia memiliki sekitar 2.000 hulu ledak taktis yang berfungsi. Sementara itu, AS sendiri hanya memiliki sekitar 200 senjata nuklir taktis yang setengahnya berada di pangkalan Eropa.

Shoigu mengatakan bahwa rudal Iskander-M, yang dapat membawa hulu ledak konvensional atau nuklir, telah diserahkan kepada angkatan bersenjata Belarusia. Beberapa pesawat Su-25 juga telah dikonversi untuk penggunaan senjata nuklir. Pihak Kementerian Pertahanan Rusia turut menyatakan, prajurit Belarusia sudah menerima pelatihan yang diperlukan.

Menurut AS, dunia menghadapi bahaya nuklir paling parah sejak Krisis Rudal Kuba 1962 karena pernyataan Putin selama konflik Ukraina. Namun, Moskow mengaku bahwa posisinya kerap disalahtafsirkan.

Advertising
Advertising

Traktat Nonproliferasi Nuklir (Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons) sendiri menyatakan bahwa tidak ada tenaga nuklir yang dapat mentransfer senjata atau teknologi nuklir ke tenaga non-nuklir. Walau demikian, perjanjian tersebut mengizinkan senjata nuklir untuk dikerahkan di luar perbatasan suatu negara dengan kontrol yang tetap berada di bawah negara tersebut.

SYAHDI MUHARRAM | REUTERS

Pilihan Editor: Pentagon Sebut Pesawat Militer AS jadi Sasaran Manuver Agresif Jet Cina

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

3 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Percobaan Pembunuhan Perdana Menteri Slovakia Robert Fico, Ini Respons Putin, Zelensky, dan Joe Biden

15 jam lalu

Percobaan Pembunuhan Perdana Menteri Slovakia Robert Fico, Ini Respons Putin, Zelensky, dan Joe Biden

Perdana Menteri Slovakia Robert Fico alami percobaan pembunuhan. Begini respons pimpinan dunia seperti Putin, Zelensky, Joe Biden hingga Rishi Sunak.

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

2 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Andrei Belousov: Rusia Harus Menang di Ukraina dengan Korban Minimal

4 hari lalu

Andrei Belousov: Rusia Harus Menang di Ukraina dengan Korban Minimal

Menhan Rusia yang baru, Andrei Belousov mengatakan tugas utama Rusia adalah menang di Ukraina dengan jumlah pasukan yang minimal.

Baca Selengkapnya