Sejarah Wagner Group, Pasukan Bayangan Rusia di Timur Tengah, Afrika sampai Ukraina

Reporter

Andika Dwi

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 26 Mei 2023 08:28 WIB

Pendiri kelompok tentara bayaran swasta Wagner Group, Yevgeny Prigozhin membuat pernyataan bersama anggota Wagner selama konflik Rusia-Ukraina di Bakhmut, Ukraina, dalam gambar diam yang diambil dari video yang dirilis 20 Mei 2023. Layanan pers "Concord" / Selebaran melalui REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Wagner merupakan sebuah perusahaan militer swasta (private military company atau PMC) asal Rusia yang menjadi topik perbincangan hangat dalam isu geopolitik beberapa waktu terakhir. Mereka erat kaitannya dengan invasi Rusia ke Ukraina yang berlangsung sejak Februari 2022.

Kehadiran Grup Wagner di medan perang Ukraina pun mengundang perdebatan internasional. Pasukan itu memiliki hubungan dekat dengan Pemerintah Rusia.

Wagner juga memicu kontroversi yang meluas dan berdampak terhadap stabilitas regional. Untuk memahami seluk-beluk kelompok tentara bayaran inip, perlu diketahui sejarah, ruang lingkup, serta peran mereka di negara selain Ukraina.

Sejarah Pasukan Wagner

Wagner Group didirikan pada 2014 oleh Yevgeny Prigozhin, seorang oligarki yang berhubungan dekat dengan Vladimir Putin. Ia juga dikenal sebagai “koki pribadi” Putin karena mempunyai bisnis katering yang memuaskan selera Presiden Rusia tersebut.

Prigozhin telah lama menjabat sebagai perwakilan Rusia untuk membantu Moskow dalam mencapai sasaran keamanan nasional.

Advertising
Advertising

Ia pernah didakwa oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat atas perannya dalam menjalankan troll factory atau sebuah organisasi yang didirikan untuk menimbulkan masalah, mempengaruhi pandangan politik, dan lain-lain melalui posting internet oleh orang yang tidak benar-benar ada—di Indonesia biasa disebut buzzer -- atas nama Badan Riset Internet (Internet Research Agency atau IRA) milik Federasi Rusia.

Upaya Prigozhin saat itu adalah mempengaruhi pemilihan paruh waktu AS 2018 sehingga ia turut dikenai sanksi oleh Departemen Keuangan AS berdasarkan Perintah Eksekutif 13848 (perintah yang memberlakukan hukuman karena ikut campur dalam pemilihan AS).

Prigozhin juga terkana sanksi atas perannya dalam perang Rusia di Ukraina. Sama seperti perjalanan Prigozhin yang penuh dalih, begitu pula dengan sejarah dan aktivitas Grup Wagner selama ini.

Peran Grup Wagner di Negara Konflik

Efektivitas Grup Wagner dinilai tidak merata seiring dikerahkannya pasukan tempur yang mencapai 1.000 hingga 5.000 personel. Banyak tentara bayaran Wagner dikirim ke sejumlah negara termasuk Ukraina, Libya, Sudan, Zimbabwe, dan Venezuela akibat segelintir kelompok teroris, lemahnya struktur pemerintahan, dan atau konflik yang sedang berlangsung. Mereka juga hadir di negara Afrika Tengah dan Afrika Selatan.

Wagner Group berhasil mendiversifikasi aliran pendanaannya dalam artian menerima sumber dana asing meskipun sebagian besar sudah dibiayai oleh kedekatan Prigozhin dengan Kremlin. Misalnya, untuk pekerjaan di Afrika Tengah, Wagner Group dibayar sebagian dengan emas dan berlian.

Pembayaran seperti ini ideal untuk organisasi yang menyembunyikan keuangannya. Permata secara fisik dapat dibawa ke mana-mana dan mudah “dicuci” sehingga bisa menghindari pemeriksaan sistem keuangan formal.

Wagner Group pernah dibayar dengan sumber daya alam—khususnya minyak dan gas—untuk pekerjaan di Suriah. Bayaran dalam bentuk komoditas berharga adalah hal penting karena Wagner Group seharusnya tunduk pada sanksi Departemen Keuangan AS sesuai dengan E.O. 13660 (rezim sanksi yang berfokus pada aktivitas ilegal di Ukraina).

Di Suriah, pasukan Wagner pernah dihajar oleh militer AS dalam baku tembak Februari 2018 di sekitar pabrik gas Conoco dekat Deir al-Zour. Terlepas dari kemunduran tersebut, keputusan Wagner Group untuk memicu perlawanan mencerminkan misi mereka yakni menjaga akses minyak dan gas untuk Rezim Assad.

Misi Wagner Group lantas diperluas ke wilayah rentan lainnya, terutama Afrika. Pada 2018, Wagner Group muncul di Afrika Tengah—negara yang kaya akan sumber daya, tetapi sangat tidak stabil—dan mendukung Presiden Faustin-Archange Touadera. Namun cakupan penuh aktivitas Wagner Group di Afrika Tengah masih tidak jelas.

Motif Wagner Group tidak lain adalah uang dan rasa nasionalis. Namun, motivasi pemimpin militernya, Dmitriy Utkin, kemungkinan besar lebih kompleks. Utkin merupakan mantan anggota pasukan khusus Rusia yang kabarnya tergila-gila dengan ideologi Adolf Hitler dan Nazi. Ia juga sempat dikenai sanksi oleh Departemen Keuangan AS pada 2017 di bawah E.O. 13660. Nama “Wagner” sendiri berasal dari komposer favorit Utkin, Richard Wagner.

Aktivitas Wagner Group di Ukraina

Sanksi untuk Wagner Group datang dari aktivitasnya di Ukraina ketika berjuang bersama gabungan pasukan militer Rusia, separatis Ukraina, dan kelompok supremasi kulit putih. Ukraina seakan menjadi tempat Wagner Group memperoleh pengalaman medan perang kritis dengan mendukung aneksasi Krimea oleh Rusia pada 2014.

Setelah itu, aktivitas tempur Wagner Group di Ukraina kian berani, khususnya di Kota Luhansk dan Donetsk. Wagner Group juga memperluas operasi di Suriah dan berfungsi sebagai kekuatan tempur untuk kepentingan Rusia.

Tidak seperti entitas kontraktor militer swasta AS—DynCorp dan Blackwater (sekarang bernama Academi)—yang umumnya hanya melindungi personel dan fasilitas Pemerintah AS, Wagner Group terlibat langsung dalam pertempuran.

Bergeser jauh ke utara, di Libya, Wagner Group berperan penting dalam memposisikan Federasi Rusia dalam memengaruhi hasil perang saudara. Secara khusus, Wagner Group telah memasukkan tentara bayaran ke dalam Tentara Nasional Libya milik Khalifa Haftar sebagai penyokong panglima perang.

Hal ini berujung pada posisi Haftar yang semakin kuat, begitu pun dengan pengaruh Rusia pada resolusi Libya yang berkaitan erat dengan akses ke cadangan energi.

Keberhasilan Wagner Group jelas menguntungkan Rusia dan menandakan upaya perluasan kekuasaan, terutama ke bagian dunia yang dianggap penting oleh Moskow secara geopolitik berdasarkan geografi ataupun akses ke sumber daya.

Ketika AS terus mengurangi kehadiran militernya di negara lain, Rusia justru memanfaatkan Wagner Group sebagai salah satu entitas untuk memperluas pengaruhnya dan secara oportunistis mengeksploitasi kekosongan kekuasaan dari Amerika Latin hingga Timur Tengah.

NIA HEPPY | SYAHDI MUHARRAM | The Cipher Brief

Pilihan Editor Profil Presiden Iran Ebrahim Raisi, Belum Lama Bertemu Jokowi dan Sambangi Masjid Istiqlal

Berita terkait

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

3 jam lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

13 jam lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

1 hari lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

1 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

1 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

1 hari lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

1 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

2 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

2 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

3 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya