Jumlah Imigran yang Melintas di Perbatasan AS-Meksiko Menurun Sejak Title 42 Berakhir

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Senin, 15 Mei 2023 14:14 WIB

Migran berdiri di dekat sungai Rio Bravo setelah melintasi perbatasan untuk, meminta suaka di Amerika Serikat, saat anggota Garda Nasional Angkatan Darat Texas berjaga-jaga untuk menghambat penyeberangan migran dari Ciudad Juarez, Meksiko 13 Mei 2023. REUTERS/ Jos Luis Gonzales

TEMPO.CO, Jakarta - Penyeberangan imigran di perbatasan Amerika Serikat - Meksiko tiba-tiba turun, sejak pembatasan Title 42 berakhir dan mengembalikan hukuman pidana untuk masuk secara ilegal kemungkinan merupakan alasan terbesar, kata pemerintahan Biden pada Minggu, 14 Mei 2023.

Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Alejandro Mayorkas mengatakan agen patroli perbatasan telah melihat penurunan 50% dalam jumlah imigran yang melintasi perbatasan sejak Kamis, ketika pemerintahan Presiden Joe Biden beralih ke peraturan suaka baru yang dimaksudkan untuk mencegah penyeberangan ilegal.

"Jumlah yang kami lihat dalam dua hari terakhir jauh menurun dibandingkan sebelum berakhirnya Title 42," kata Mayorkas dalam program "State of the Union" CNN. Dia mengatakan ada 6.300 pertemuan perbatasan Jumat dan 4.200 pada hari Sabtu, tetapi memperingatkan angka itu masih di awal rezim baru.

Mayorkas memuji hukuman pidana bagi imigran yang memasuki negara secara ilegal, yang dilanjutkan berdasarkan undang-undang yang ada setelah Title 42 berakhir, untuk penurunan penyeberangan. Aturan era Covid yang diadopsi di bawah mantan Presiden Donald Trump memungkinkan pejabat untuk mengusir migrain dengan cepat tanpa proses suaka tetapi tidak menjatuhkan hukuman.

Biden, ditanya saat bersepeda di dekat rumah peristirahatannya di Pantai Rehoboth, Delaware, bagaimana dia yakin situasi perbatasan akan terjadi, menjawab: "Jauh lebih baik dari yang Anda semua harapkan."

Advertising
Advertising

Biden mengatakan ia belum berencana mengunjungi perbatasan dalam waktu dekat.

Pemerintahan Biden berencana mewajibkan para imigran untuk menjadwalkan janji imigrasi melalui sebuah aplikasi atau berusaha mencari perlindungan dari negara-negara yang mereka lewati dalam perjalanan menuju perbatasan AS. Jika mereka tidak mengikuti proses tersebut dan tertangkap memasuki AS secara ilegal, mereka tidak diizinkan untuk mencoba lagi, bahkan melalui cara yang legal selama lima tahun. Ada ancaman penjara untuk pelanggaran-pelanggaran lain.

“Ada cara yang sah, aman, dan tertib untuk tiba di Amerika Serikat. Itu melalui jalur yang telah diperluas oleh Presiden Biden dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan kemudian ada konsekuensi jika seseorang tidak men

Pejabat dari komunitas di sepanjang perbatasan setuju bahwa mereka belum melihat sejumlah besar imigran yang dikhawatirkan banyak orang akan semakin membebani fasilitas dan kota-kota perbatasan AS.

"Jumlah migran yang kami perkirakan awalnya – dalam aliran besar - belum datang," Victor Trevino, walikota Laredo, Texas, mengatakan kepada CBS News' "Face the Nation."

Tetapi Partai Republik yang mengendalikan DPR AS memperingatkan lonjakan masih bisa terjadi.

Wakil Rakyat Mark Green, ketua Komite Keamanan Dalam Negeri DPR dari Partai Republik, mengatakan kepada CNN: "Apa yang gagal dikatakan oleh menteri adalah, minggu ini telah melihat lebih banyak penyeberangan daripada waktu mana pun, minggu mana pun, dalam sejarah kita."

Mayorkas membela kebijakan administrasi Biden terhadap gugatan oleh American Civil Liberties Union yang mengklaim pembatasan tersebut melanggar hukum AS dan perjanjian internasional.

"Ini bukan sebuah larangan suaka. Kami memiliki kewajiban kemanusiaan, seperti halnya keamanan, untuk memangkas para penyelundup,” katanya kepada ABC.

<!--more-->

Sistem Imigrasi yang Rusak

Dengan kebijakan imigrasi AS yang berantakan, fasilitas penampungan, rumah sakit, dan kota dibiarkan berjuang sendiri setelah puluhan ribu migran mengarungi sungai dan memanjat tembok serta tanggul ke wilayah AS minggu lalu pada hari-hari sebelum Title 42 berakhir.

Trevino mengatakan rumah sakit penuh atau hampir penuh, tanpa unit perawatan intensif anak yang tersedia dan deklarasi darurat berlaku.

Walikota El Paso, Texas, Oscar Leeser mengatakan kepada CBS bahwa Palang Merah membantu organisasi swasta dan kelompok gereja menyediakan makanan dan bantuan lain bagi para migran.

"Proses imigrasi kacau .Tidak ada “jika” “dan” atau “tetapi”. Namun, kami mulai mendapatkan sumber daya yang kami butuhkan.

Ada sedikit gerakan menuju kesepakatan bipartisan untuk menangani imigrasi di Kongres.

Persis sebelum Title 42 berakhir pada Kamis, Republikan di DPR menyetujui undang-undang yang akan memulai konstruksi di sebuah dinding perbatasan, memperluas upaya penegakan hukum federal dan mewajibkan pencari suaka untuk mengajukan perlindungan AS di luar negeri.

REUTERS

Pilihan Editor: PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan Pemerintahan Stabil di Tengah Isu Penggulingan

Berita terkait

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

11 jam lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

1 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

18 Negara Ini Desak Hamas Terima Kesepakatan Bebaskan Sandera

2 hari lalu

18 Negara Ini Desak Hamas Terima Kesepakatan Bebaskan Sandera

Sekelompok 18 negara meminta Hamas untuk segera membebaskan sandera dan menerima perjanjian gencatan senjata.

Baca Selengkapnya

Protes Kebijakan Biden di Gaza, Juru Bicara Deplu AS Mengundurkan Diri

2 hari lalu

Protes Kebijakan Biden di Gaza, Juru Bicara Deplu AS Mengundurkan Diri

Jubir bahasa Arab untuk Deplu AS telah mengundurkan diri dari jabatannya karena penentangannya terhadap kebijakan Biden di Gaza.

Baca Selengkapnya

Unjuk rasa Pro-Palestina di Kampus-kampus AS Terus Berlangsung, Apa Penyebabnya?

3 hari lalu

Unjuk rasa Pro-Palestina di Kampus-kampus AS Terus Berlangsung, Apa Penyebabnya?

Unjuk rasa Pro-Palestina mahasiswa di AS atas perang Gaza kian intensif dan meluas selama seminggu terakhir, termasuk di Yale dan New York University.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

3 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

6 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

6 hari lalu

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan negaranya tidak pantas dicap kanibal setelah Presiden AS Joe Biden bercerita tentang pamannya yang tewas di sana pada Mei 1944.

Baca Selengkapnya

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

7 hari lalu

Serangan Israel di Rafah Tewaskan 18 orang, Termasuk 14 Anak-anak

Serangan brutal Israel pada Sabtu malam di Rafah menewaskan 18 orang, termasuk 14 anak-anak. Dokter berhasil menyelamatkan bayi dari jasad ibu hamil

Baca Selengkapnya

Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

12 hari lalu

Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani memimpin delegasi untuk bertemu Presiden AS Joe Biden dan pejabat lainnya di tengah ketegangan antara Iran dan Israel.

Baca Selengkapnya