Anak Unggah Video Belanja Barang Mewah di Singapura, Menlu PNG Mundur

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 13 Mei 2023 15:00 WIB

Justin Tkatchenko (Wikipedia)

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Papua Nugini (PNG) Justin Tkatchenko mengundurkan diri pada Jumat, 12 Mei 2023, di tengah kontroversi tentang biaya dan jumlah anggota delegasi negara tetangga itu dalam menghadiri penobatan Raja Charles III di London.

Tkatchenko mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia "minggir" setelah berkonsultasi dengan Perdana Menteri James Marape, yang akan merangkap sebagai menlu. Namun dia tetap di parlemen.

"Saya ingin memastikan peristiwa baru-baru ini tidak mengganggu kunjungan resmi dan pertemuan puncak yang akan kita adakan dengan semua Pemimpin Dunia dalam beberapa minggu mendatang," kata Tkatchenko.

"Saya juga ingin memastikan masalah ini dibersihkan dan informasi yang salah serta kebohongan dikoreksi," katanya.

Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri India Narendra Modi dijadwalkan akan melakukan kunjungan bersejarah ke Port Moresby pada 22 Mei mendatang.

Rabu lalu, Tkachenko mengatakan Biden akan menandatangani pakta pertahanan dengan PNG, yang didekati oleh Amerika Serikat dan China di tengah perebutan pengaruh di wilayah kepulauan Pasifik. Tkachenko terlibat erat dalam negosiasi AS.

Advertising
Advertising

Marape mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat malam bahwa dia akan mengambil alih pengawasan persiapan kedatangan Biden, Modi, dan lebih dari selusin pemimpin kepulauan Pasifik. Dia memuji Tkachenko karena mengutamakan kepentingan nasional.

Media dan situs berita online di PNG, yang merupakan anggota Persemakmuran, memanas dengan cercaan dan kritik terhadap biaya perjalanan delegasi besar PNG yang terdiri dari 30 orang untuk menghadiri penobatan Charles di Westminster Abbey London, dengan banyak yang mengatakan dananya akan lebih baik digunakan untuk rumah sakit.

Setiap anggota delegasi menghabiskan 50.000 kina (Rp207, 8 juta) untuk membayar hotel dan tiket pesawat.

Marape juga mengatakan dia ingin meminta maaf kepada keluarga Tkatchenko, dan terutama putrinya Savannah atas apa yang disebutnya "pengalaman traumatis selama beberapa hari terakhir".

"Tidak ada wanita yang pantas diperlakukan seperti Savannah diperlakukan selama beberapa hari terakhir," katanya.

Putri Tkatchenko, yang menemaninya dalam perjalanan, menjadi pusat kritik setelah memposting video TikTok tentang belanja barang mewah sebelum menaiki pesawat di Singapura.

Sebelumnya, Tkatchenko meminta maaf atas pernyataan yang dia buat kepada penyiar negara bagian Australia, di mana dia menyebut orang-orang yang mengkritik putrinya di media sosial sebagai "binatang primitif", yang memicu reaksi lebih lanjut.

Marape mengatakan itu adalah "pilihan kata yang buruk".

Tkatchenko diminta oleh Marape untuk mewakili PNG menggantikannya.

REUTERS

Pilihan Editor Krisis Utang AS, Para Menteri Keuangan G7 Peringatkan Ketidakpastian Global

Berita terkait

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

10 hari lalu

Joe Biden Klaim Pamannya Dimakan Kanibal di Papua Nugini, Begini Kata PM Marape

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan negaranya tidak pantas dicap kanibal setelah Presiden AS Joe Biden bercerita tentang pamannya yang tewas di sana pada Mei 1944.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri sebut Jokowi Bikin Indeks Demokrasi RI Mendekati Nol, Lebih Rendah dari Papua Nugini dan Timor Leste

44 hari lalu

Faisal Basri sebut Jokowi Bikin Indeks Demokrasi RI Mendekati Nol, Lebih Rendah dari Papua Nugini dan Timor Leste

Berdasar V-Dem Democracy Index 2024, Faisal Basri sebut Jokowi membuat indeks demokrasi mendekati nol, lebih rendah dari Papua Nugini dan Timor Leste.

Baca Selengkapnya

Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

19 Februari 2024

Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

Papua Nugini dilanda perang suku terbesar dalam sejarah. PM Australia ikut resah.

Baca Selengkapnya

Ketahui Pembesaran Prostat yang Dialami Raja Charles III

7 Februari 2024

Ketahui Pembesaran Prostat yang Dialami Raja Charles III

Selama pengobatan pembesaran prostat, Raja Charles III diminta menunda tugas-tugas publik

Baca Selengkapnya

TNI Pastikan Kerusuhan di Papua Nugini Tidak Berdampak ke Indonesia

14 Januari 2024

TNI Pastikan Kerusuhan di Papua Nugini Tidak Berdampak ke Indonesia

Kapuspen TNI Mayjen Nugraha Gumilar memastikan kerusuhan yang terjadi di Papua Nugini tidak berdampak ke Indonesia. Perbatasan diklaim kondusif.

Baca Selengkapnya

Papua Nugini Berangsur Tenang setelah Pemogokan PNS Berujung Kerusuhan Massal

12 Januari 2024

Papua Nugini Berangsur Tenang setelah Pemogokan PNS Berujung Kerusuhan Massal

Tentara dan polisi berpatroli di jalan-jalan Port Moresby yang sepi sepanjang Jumat setelah Papua Nugini mengumumkan keadaan darurat

Baca Selengkapnya

Kerusuhan di Papua Nugini, KBRI Port Moresby Tingkatkan Perlindungan bagi WNI

12 Januari 2024

Kerusuhan di Papua Nugini, KBRI Port Moresby Tingkatkan Perlindungan bagi WNI

KBRI Port Moresby telah berkoordinasi dengan pemerintah dan kepolisian Papua Nugini untuk meningkatkan pelindungan dan keamanan bagi WNI

Baca Selengkapnya

Papua Nugini Rusuh Akibat Gaji PNS Dipotong: 15 Orang Tewas, Penjarahan Meluas

11 Januari 2024

Papua Nugini Rusuh Akibat Gaji PNS Dipotong: 15 Orang Tewas, Penjarahan Meluas

Papua Nugini diguncang kerusuhan setelah gaji PNS dan polisi dipotong. Aksi protes berlangsung rusuh yang mengakibatkan penjarahan.

Baca Selengkapnya

Kaleidoskop 2023: Jejak Penobatan Raja Charles III, Perang Israel Hamas dan 3 Peristiwa Lainnya

26 Desember 2023

Kaleidoskop 2023: Jejak Penobatan Raja Charles III, Perang Israel Hamas dan 3 Peristiwa Lainnya

Tahun 2023 segera berakhir dan aneka peristiwa dunia menjadi jejak-jejak buram. Yang paling kelam adalah kebengisan Israel di perang Israel Hamas.

Baca Selengkapnya

Australia dan PNG Tanda Tangani Perjanjian Keamanan 'Tingkat Keras'

7 Desember 2023

Australia dan PNG Tanda Tangani Perjanjian Keamanan 'Tingkat Keras'

Australia dan Papua Nugini (PNG) menandatangani perjanjian keamanan di mana kedua negara akan berkonsultasi jika ada serangan eksternal.

Baca Selengkapnya