TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin keuangan negara-negara kaya Kelompok Tujuh (G7) memperingatkan meningkatnya ketidakpastian ekonomi global, Sabtu, 13 Mei 2023, ketika mereka menyelesaikan pertemuan tiga hari yang dibayangi oleh kebuntuan pagu utang AS dan dampak dari invasi Rusia ke Ukraina.
Pertemuan mereka di kota Jepang, Niigata, berlangsung di tengah-tengah kekhawatiran atas gagal bayar AS memicu ketidakpastian atas prospek global, yang telah diselimuti oleh inflasi yang sangat tinggi dan kegagalan bank AS.
"Ekonomi global telah menunjukkan ketahanan terhadap berbagai guncangan, termasuk pandemi Covid-19, perang agresi Rusia melawan Ukraina, dan tekanan inflasi terkait," kata para pemimpin dalam komunike setelah pertemuan.
"Kita harus tetap waspada dan tetap gesit dan fleksibel dalam kebijakan ekonomi makro kita di tengah meningkatnya ketidakpastian tentang prospek ekonomi global."
Komunike tersebut tidak menyebutkan kebuntuan pagu utang AS, yang melanda pasar pada saat biaya pinjaman meningkat karena pengetatan moneter yang agresif oleh bank sentral AS dan Eropa.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pada Jumat bahwa dia akan bertemu dengan para bankir senior Wall Street minggu depan tentang kemungkinan bahwa Washington kemungkinan gagal bayar utangnya untuk pertama kalinya sejak 1789.
"Jelas, kesulitan ekonomi terbesar di dunia akan berdampak negatif bagi semua orang," kata Presiden Bank Dunia David Malpass kepada Reuters di sela-sela pertemuan G7 pada hari yang sama. "Dampaknya akan buruk jika tidak diselesaikan."