Bos Grup Wagner: Serangan Ukraina Telah Dimulai di Sekitar Sayap Bakhmut
Reporter
Tempo.co
Editor
Ida Rosdalina
Kamis, 11 Mei 2023 21:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri pasukan tentara bayaran Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin, Kamis, 11 Mei 2023, mengatakan situasi di sisi-sisi dekat kota Bakhmut di Ukraina sejalan dengan "skenario terburuk".
Dalam sebuah pesan audio, Prigozhin mengeluhkan bahwa teritorial yang direbut selama berbulan-bulan “dilepas begitu saja” oleh mereka yang seharusnya menjaga wilayah-wilayah tersebut –yang ia katakan tanggung jawab pasukan reguler Rusia.
Prigozhin mengatakan unit-unit Ukraina telah memulai serangan balasan mereka, dan sedang mendekati Bakhmut dari sayap-sayap.
Menanggapi pertanyaan media Rusia tentang antisipasi serangan balasan Ukraina, Prigozhin mengatakan bahwa operasi Ukraina "sayangnya, sebagian berhasil".
Prigozhin ditanya tentang komentar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahwa serangan balasan Ukraina telah ditunda karena pasukan Ukraina menunggu lebih banyak bantuan dari negara asing. Dia mengatakan bahwa Zelensky "menipu" dengan mengatakan bahwa serangan belum dimulai.
Pasukan Rusia, yang dipelopori Wagner, telah melancarkan serangan berdarah di Bakhmut, di wilayah Donetsk timur Ukraina, sejak musim panas lalu.
Rabu, Prigozhin dan militer Ukraina mengatakan bahwa pasukan Kyiv telah mengalahkan unit tentara Rusia di dekat Bakhmut, dalam kemajuan yang signifikan bagi Ukraina. Prigozhin telah berulang kali menuduh pejabat senior pertahanan Rusia membuat pasukannya kekurangan amunisi di Bakhmut, dan menyalahkan mereka atas pembalikan situasi di sekitar kota.
Sementara itu, kementerian pertahanan Rusia, Kamis, mengatakan pasukannya terus maju di bagian barat Bakhmut dan pasukan terjun payung memberikan dukungan di sekitar sisi kota Ukraina, kantor berita Rusia melaporkan.
<!--more-->
Tidak Beroperasi di Sudan
Tentang tuduhan kelompok tentara bayarannya terlibat dalam konflik Sudan, Prigozhin membantahnya, Kamis. Ia menyatakan kelompoknya tidak beroperasi dan juga tidak terlibat dalam politik di sana sejak Omar al-Bashir dilengserkan pada 2019.
Menlu AS Antony Blinken, bulan lalu, mengatakan ia prihatin dengan keterlibatan Wagner di Sudan, meskipun dia tidak memberikan bukti apa pun.
"Wagner tidak berada di Sudan," kata Prigozhin, yang mendirikan kontraktor militer swasta itu pada 2014, dalam klip audio yang diposting di Telegram. "Wagner tidak pernah terlibat dalam urusan politik dalam negeri di Sudan setelah kepergian Omar al-Bashir."
Prigozhin membantah klaim jenderal militer Yassir al-Atta kepada surat kabar Asharq al-Awsat bahwa Wagner berada di Sudan, di tambang emas Jebel Amer di Darfur. Atta juga mengatakan seorang penembak jitu Wagner telah tewas.
Reuters tidak dapat memverifikasi klaim itu.
“Apa yang dikatakan Yassir al-Atta said dalam sebuah wawancara hari ini benar-benar omong kosong,” kata Prigozhin, yang menambahkan bahwa situs-situs geologis yang tidak teridentifikasi di Sudan telah ditutup sejak lama.
REUTERS
Pilihan Editor: Hasil Survei Pemilu Turki: Erdogan Tertinggal dari Pesaing Utamanya