27 Tewas dalam Kebakaran Tambang Emas Peru
Reporter
Tempo.co
Editor
Sita Planasari
Senin, 8 Mei 2023 13:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Setidaknya 27 pekerja tewas dalam kebakaran di sebuah tambang emas di daerah terpencil Peru selatan, kata pihak berwenang Senin 8 Mei 2023. Kecelakaan ini menjadikannya salah satu tragedi pertambangan terburuk dalam sejarah negara Amerika Selatan baru-baru ini.
Jaksa penuntut umum Giovanni Matos mengatakan kepada televisi saluran N bahwa ada "27 orang tewas di dalam tambang". Polisi dan kejaksaan memastikan bahwa kebakaran yang melahap terowongan di dalam tambang La Esperanza 1 di wilayah Arequipa itu disebabkan oleh korsleting.
Media lokal mengatakan sebelumnya bahwa kobaran api dimulai setelah ledakan di tambang di provinsi Condesuyos yang terpencil, 10 jam berkendara dari kota Arequipa, ibu kota daerah. Ledakan itu menyulut penyangga kayu di dalam tambang di kota Yanaquihua.
Para korban berada 100 meter di bawah tanah, kata media setempat.
Anggota keluarga menuju ke kantor polisi terdekat untuk mendapatkan informasi tentang kerabat mereka. Kerabat yang berduka juga berkumpul di dekat tambang mencari berita tentang orang yang mereka cintai.
"Dimana kamu sayang, kamu dimana?" teriak Marcelina Aguirre Quispe, yang suaminya termasuk di antara para korban.
"Kami tahu ada korsleting dan dari situ terjadi ledakan. Kami sangat terkejut dengan semua yang terjadi," kata Francisco Idme Mamani, yang saudara laki-lakinya, Frederico, 51 tahun, juga tewas.
Berita tentang kebakaran itu baru dipublikasikan Minggu setelah polisi mengumpulkan rincian korban tewas. Tim penyelamat berusaha mengamankan ranjau sebelum mengeluarkan jenazah para korban.
"Kita harus membuat tempat yang aman agar kita bisa memasukinya dan menemukan mayatnya," kata Matos.
Belum ada laporan korban selamat, maupun konfirmasi tentang berapa banyak orang yang berada di tambang pada saat kebakaran. Wali Kota Yanaquihua James Casquino mengatakan kepada kantor berita Andina bahwa sebagian besar penambang akan mati karena sesak napas dan luka bakar.
<!--more-->
KECELAKAAN PERTAMBANGAN
Insiden tersebut merupakan salah satu kecelakaan pertambangan terburuk dalam beberapa tahun terakhir di Peru, produsen emas terbesar di Amerika Latin.
"Kementerian dalam negeri dan pertahanan telah bekerja sejak tragedi ini terjadi pada pemulihan dan pengangkutan jenazah," kata kepresidenan dalam sebuah tweet.
Tambang tersebut, yang dioperasikan oleh Minera Yanaquihua, adalah perusahaan legal tetapi terdapat banyak tambang ilegal di wilayah tersebut.
Perusahaan telah mengoperasikan tambang di Peru selama 23 tahun.
Tahun lalu, 39 orang tewas dalam insiden terkait pertambangan, menurut kementerian pertambangan dan energi. Pada 2020, empat pekerja tewas setelah terjebak saat tambang di Arequipa runtuh.
Pertambangan adalah salah satu mesin ekonomi Peru, terhitung lebih dari delapan persen dari PDB. Peru adalah produsen perak, tembaga, dan seng terbesar kedua di dunia, menurut sumber resmi. Ini juga merupakan produsen seng, timah, timah, dan molibdenum terbesar di Amerika Latin.
Pilihan Editor: Dua Tewas, Puluhan Polisi Kolombia Disandera dalam Protes Perusahaan Minyak
CHANNEL NEWSASIA