Kilas Balik Berdirinya ILO Alias Organisasi Ketenagakerjaan Internasional

Selasa, 11 April 2023 18:18 WIB

Ilustrasi demo buruh. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini tanggal 11 April merupakan hari berdirinya International Labour Organization disingkat ILO atau Organisasi Ketenagakerjaan Internasional.

Adanya ILO dimaksudkan untuk mempromosikan keadilan sosial dan hak asasi manusia dan tenaga kerja yang diakui secara internasional.

Mengutip laman resmi ILO, organisasi ini didirikan pada 11 April 1919 sebagai bagian dari Perjanjian Versailles sebagai cerminan dari keyakinan bahwa perdamaian universal dan abadi hanya dapat dicapai jika didasarkan pada keadilan sosial.

Konstitusi ILO dirancang pada awal 1919 oleh Komisi Perburuhan yang diketuai oleh Samuel Gompers, kepala Federasi Perburuhan Amerika Serikat (AFL). Terdapat sembilan negra perwakilan yakni Belgia, Kuba, Cekoslowakia, Prancis, Italia, Jepang, Polandia, Inggris, dan Amerika Serikat.

Proses tersebut menghasilkan sebuah organisasi tripartit, satu-satunya yang menyatukan perwakilan pemerintah, pengusaha dan pekerja dalam badan eksekutifnya.

Kekuatan pendorong pembentukan ILO muncul dari pertimbangan keamanan, kemanusiaan, politik dan ekonomi.

Advertising
Advertising

Para pendiri ILO mengakui pentingnya keadilan sosial dalam mengamankan perdamaian, dengan latar belakang eksploitasi pekerja di negara-negara industri saat itu. Meningkatnya pemahaman tentang saling ketergantungan ekonomi dunia dan perlunya kerja sama untuk mendapatkan kesamaan kondisi kerja di negara-negara yang bersaing memperebutkan pasar.

Mengacu pada gagasan tersebut, disepakati poin-poin berikut dalam Preamble of the ILO Constitution:

  • Bahwa perdamaian universal dan abadi hanya dapat dibangun jika didasarkan pada keadilan sosial;
  • Bahwa masih adanya kondisi kerja dengan ketidakadilan, kesulitan, dan kesengsaraan bagi sejumlah besar orang menghasilkan keresahan yang begitu besar sehingga perdamaian dan keharmonisan dunia terancam; dan perbaikan kondisi tersebut sangat dibutuhkan;
  • Bahwa kegagalan suatu bangsa untuk mengadopsi kondisi kerja yang manusiawi merupakan hambatan bagi bangsa lain yang ingin memperbaiki kondisi di negaranya sendiri.

Pilihan editor : PBB: 1 dari Setiap 150 Orang di Dunia Terjebak Perbudakan Modern
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

10 jam lalu

Studi HAM Universitas di Banjarmasin: Proyek IKN Tak Koheren dan Gagal Uji Legitimasi

Tim peneliti di Pusat Studi HAM Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin mengkaji proses Ibu Kota Negara (IKN): sama saja dengan PSN lainnya.

Baca Selengkapnya

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

14 jam lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

20 jam lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

21 jam lalu

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

1 hari lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

1 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

1 hari lalu

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

Antony Blinken memperingatkan serangan Israel bisa memicu sebuah pemberontakan.

Baca Selengkapnya

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

1 hari lalu

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

Gabungan kekayaan pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin mencapai kuadriliun. Berapa triliun banyaknya?

Baca Selengkapnya

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

1 hari lalu

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

Korea Utara pada Ahad mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan "hak dan keistimewaan" kepada Palestina

Baca Selengkapnya

7 Momen Langka Sidang Majelis Umum PBB Sepanjang Masa: Terbaru Dubes Israel Hancurkan Piagam PBB

1 hari lalu

7 Momen Langka Sidang Majelis Umum PBB Sepanjang Masa: Terbaru Dubes Israel Hancurkan Piagam PBB

Dubes Israel untuk PBB Gilad Erdan mengeluarkan mesin penghancur kertas di podium Sidang Majelis Umum PBB pada Jumat, 10 Mei 2024.

Baca Selengkapnya