7 Menteri Israel Pimpin Ribuan Orang Buka Pemukiman Ilegal di Tepi Barat, Aksi Dikawal Polisi

Selasa, 11 April 2023 10:30 WIB

Para pemukim Israel mengadakan pawai protes dari Tapuach Junction ke pos terdepan pemukim Israel di Evyatar, di Tepi Barat yang diduduki Israel, 10 April 2023. REUTERS/Nir Elias

TEMPO.CO, Jakarta - Tujuh menteri termasuk Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich memimpin ribuan warga Israel melakukan pawai ke pos pemukim ilegal di wilayah pendudukan Tepi Barat, yang sempat ditinggalkan dua tahun lalu, pada Senin, 10 April 2023.

Para pengunjuk rasa menuntut agar pos terdepan Avitar, yang dibangun di atas tanah Palestina di Gunung Sabih di selatan Nablus, diaktifkan kembali. Pos ilegal ini menjadi ulah terbaru otoritas Perdana Menteri Benjamin dan anggota sayap kanan Kabinetnya.

Melambai-lambaikan bendera Israel dan meneriakkan slogan dan lagu religius, pemukim Israel berbaris menuju pos terdepan. Mereka dilindungi oleh pasukan keamanan Israel yang menyerang pengunjuk rasa Palestina di dekatnya.

Bulan Sabit Merah Palestina merawat 216 orang yang menderita inhalasi gas air mata dan 22 terluka oleh peluru karet.

Pawai tersebut dipimpin oleh lebih dari 20 anggota Knesset dan tujuh menteri Israel, yang memimpin tuntutan untuk legalisasi pos terdepan. “Dengan pertolongan Tuhan, kami akan melegalkan lusinan lagi,” kata Ben-Gvir di pawai.

Advertising
Advertising

Rivka Katzir, 74 tahun, yang tinggal di pemukiman Elkan, mengatakan, “Saya percaya bahwa satu-satunya solusi untuk semua masalah ini adalah jika kita akan menyelesaikan tempat ini. Jika ada pemukiman baru yang ingin kita kembangkan, maka kita akan berjalan ke sana.”

Semua pemukiman Israel ini ilegal menurut hukum internasional, tetapi Israel membedakan antara yang direncanakan oleh negara dan pos terdepan yang didirikan oleh kelompok pemukim tanpa izin pemerintah.

Pos Avitar didirikan oleh salah satu kelompok tersebut pada tahun 2013, dan dihancurkan serta dibangun kembali beberapa kali antara saat itu dan Juli 2021, ketika pemukim terakhir digusur. Selama bertahun-tahun, pos terdepan tersebut memicu bentrokan sengit antara tentara Israel dan warga Palestina dari kota terdekat Beita, di mana 12 warga Palestina tewas.

Menteri termasuk Ben-Gvir dan Smotrich berada di garis depan tuntutan perluasan permukiman. Bulan lalu Knesset membuka jalan bagi para pemukim kembali ke empat pemukiman di Tepi Barat dengan mengubah undang-undang tahun 2005 yang memerintahkan evakuasi mereka. Langkah ini dikutuk oleh para pemimpin Palestina dan Uni Eropa.

Pada bulan Februari Israel memberikan pengakuan delapan pos ilegal Tepi Barat, yang juga dikutuk oleh organisasi internasional.

Ghassan Daghlas, yang bertanggung jawab di Kepresidenan Palestina untuk masalah pemukiman di Tepi Barat utara, mengatakan kepada Arab News bahwa pawai pemukim bertujuan untuk melegitimasi pencurian dan penjarahan tanah Palestina demi pemukiman Israel.

“Kami menghadapi pertempuran permukiman baru dengan pemerintah Israel sayap kanan ekstrem ini, dan jika kebijakan mereka tidak ditanggapi dengan tanggapan rakyat Palestina dan internasional yang kuat, mereka akan mengaktifkan kembali permukiman di Tepi Barat utara dan membangun kembali permukiman yang dikosongkan pada 2005,” ujarnya.

REUTERS | ARABNEWS

Pilihan editor Salju Turun di Malaysia, Suhu hingga -3 Derajat di Puncak Gunung Kinabalu

Berita terkait

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

8 menit lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

1 jam lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

3 jam lalu

Retno Marsudi Singgung Isu Palestina di KTT OKI

Retno Marsudi mengingatkan seluruh negara anggota OKI berutang kemerdekaan kepada rakyat Palestina.

Baca Selengkapnya

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

4 jam lalu

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

Hamas tak berharap banyak pada pembicaraan damai kali ini karena Israel masih bersikukuh pada sikapnya yang tak mau mengakhiri perang Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

6 jam lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

7 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

9 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

17 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

19 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

20 jam lalu

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

AJI Jakarta dengungkan boikot terhadap project cloud yang dikerjakan Google untuk Israel. Momentumnya diselarasakan dengan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya