Ukraina Bantah Bos Grup Wagner: Rusia Sangat Jauh dari Merebut Bakhmut

Reporter

Daniel A. Fajri

Editor

Ida Rosdalina

Senin, 3 April 2023 17:38 WIB

Tentara Ukraina menembakkan howitzer M119 ke garis depan, di tengah serangan Rusia di Ukraina, dekat kota Bakhmut, Ukraina 10 Maret 2023. REUTERS/Oleksandr Ratushniak

TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina menyebut pasukan Rusia sangat jauh dari merebut kota timur Bakhmut. Pertempuran masih berkecamuk di sekitar gedung administrasi tempat kelompok tentara bayaran Grup Wagner mengklaim telah mengibarkan bendera Rusia.

Seorang Juru Bicara Komando Militer Timur Ukraina Serhiy Cherevatyi mengatakan kepada Reuters bahwa tidak jelas letaknya pasukan Rusia mengibarkan bendera mereka. Dia menegaskan klaim mereka merebut kota itu adalah keliru.

"Mereka mengibarkan bendera di atas semacam toilet. Mereka menempelkannya di sisi entah apa, menggantung kain mereka dan mengatakan bahwa mereka telah merebut kota. Bagus, biarkan mereka mengira telah mengambilnya," kata pejabat itu pada Senin, 3 April 2023.

Bakhmut telah menjadi tempat salah satu pertempuran paling berdarah dalam perang Rusia- Ukraina, yang saat ini memasuki tahun kedua. Banyak korban berjatuhan di kedua sisi dan sebagian besar kota timur dihancurkan oleh pengeboman.

Kepala kelompok tentara bayaran Wagner Rusia, Yevgeny Prigozhin, mengatakan pada Minggu malam bahwa pasukannya telah mengibarkan bendera Rusia di atas gedung administrasi.

Advertising
Advertising

Prigozhin mengatakan bahwa dari sudut pandang "hukum", Bakhmut telah ditangkap oleh Rusia, sebuah gagasan yang dibantah keras oleh Cherevatyi.

"Ada pertempuran di sekitar gedung dewan kota (Bakhmut), mereka belum merebut apa pun secara legal," kata Cherevatiy.

"Bakhmut adalah milik Ukraina dan mereka belum merebut apa pun dan sangat jauh dari melakukan itu," katanya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidato Minggu malam. 2 April 2023, juga mengatakan pihaknya belum mundur dari Bakhmut. Namun, dia mengakui pertempuran sengit terjadi di kota itu.

Invasi Rusia ke Ukraina menewaskan ribuan tentara di kedua sisi, puluhan ribu warga sipil Ukraina, dan jutaan orang terlantar. Agresi itu juga mengguncang ekonomi global dan mengganggu hubungan internasional.

Inggris, Amerika Serikat, dan Eropa sekutu Ukraina telah menyediakan senjata dan uang bagi Kyiv. Rusia menyebut operasi militernya terpaksa diluncurkan karena provokasi Barat.

REUTERS

Pilihan Editor: Malaysia Hapus Hukuman Mati dan Hukuman Seumur Hidup

Berita terkait

Ada Apa di Balik Perombakan Kabinet Putin di Masa Perang?

4 hari lalu

Ada Apa di Balik Perombakan Kabinet Putin di Masa Perang?

Perombakan mengejutkan dilakukan Presiden Putin, menggantikan Shoigu dengan ekonomi Andrei Belousov sebagai menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

18 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

18 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

23 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya

Para Menteri NATO Pertimbangkan Dana Militer 100M Euro untuk Ukraina

45 hari lalu

Para Menteri NATO Pertimbangkan Dana Militer 100M Euro untuk Ukraina

Dana ini akan memberikan NATO sebuah peran yang lebih langsung dalam membantu Ukraina dalam melawan invasi Rusia.

Baca Selengkapnya

Pasca-Kemenangan Pilpres, Putin Dikabarkan Kunjungi Cina pada Mei

19 Maret 2024

Pasca-Kemenangan Pilpres, Putin Dikabarkan Kunjungi Cina pada Mei

Negara pertama yang akan dikunjungi Putin setelah terpilih kembali sebagai Presiden Rusia adalah Cina.

Baca Selengkapnya

Wakil PM Italia: Suara Rusia untuk Putin Harus Diterima

18 Maret 2024

Wakil PM Italia: Suara Rusia untuk Putin Harus Diterima

Wakil PM Italia Matteo Salvini dikenal sebagai sekutu setia Putin sebelum Rusia menginvasi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Tentara Bayaran di Ukraina, Ini Asal Negara Mereka

18 Maret 2024

Tentara Bayaran di Ukraina, Ini Asal Negara Mereka

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, 13.387 tentara bayaran asing dari puluhan negara telah bertempur di Ukraina sejak Februari 2022

Baca Selengkapnya

Gelaran Pemilu Rusia Dibayangi Serangan Ukraina

17 Maret 2024

Gelaran Pemilu Rusia Dibayangi Serangan Ukraina

Presiden Putin menyebut peningkatan serangan dari Ukraina ke wilayah Rusia adalah upaya untuk menganggu gelaran Pemilu Rusia 2024

Baca Selengkapnya

Tak Mau Bernasib Sama dengan Ukraina, Swedia Resmi Jadi Anggota NATO

8 Maret 2024

Tak Mau Bernasib Sama dengan Ukraina, Swedia Resmi Jadi Anggota NATO

Meninggalkan reputasinya sebagai pembela HAM, Swedia akhirnya menjadi anggota NATO, didorong kekhawatirannya akan ancaman Rusia.

Baca Selengkapnya