Korea Utara Uji Drone Bawah Laut Serangan Nuklir, Bisa Ciptakan Tsunami Radioaktif
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Jumat, 24 Maret 2023 12:42 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara menguji pesawat tak berawak atau drone berkemampuan nuklir bawah laut baru. Menurut laporan media pemerintah KCNA, senjata ini dirancang untuk melepaskan tsunami radioaktif yang dapat menghancurkan kapal dan pelabuhan angkatan laut musuh.
Selama latihan militer yang dilakukan minggu ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, mengawasi langsung. Militer Korea Utara mengerahkan dan menguji sistem senjata baru, yang misinya untuk menguji kemampuan senjata yang dapat merusak dalam skala super.
“Drone nuklir bawah laut ini dapat dikerahkan di pantai dan pelabuhan manapun atau ditarik oleh kapal permukaan untuk operasi,” kata KCNA, Jumat, 24 Maret 2023.
Kantor berita tersebut mengatakan bahwa selama latihan, drone itu ditempatkan di perairan provinsi Hamgyong Selatan pada Selasa. Drone itu berlayar di bawah air selama 59 jam dan 12 menit, pada kedalaman sekitar 80 hingga 150 meter (260 hingga 490 kaki), sebelum diledakkan di perairan lepas pantai timurnya pada Kamis. KCNA tidak merinci kemampuan drone nuklir itu.
Sistem drone bawah laut dimaksudkan untuk melakukan serangan diam-diam di perairan musuh dan menghancurkan kelompok penyerang angkatan laut dan pelabuhan operasional utama, menurut KCNA. Adapun kantor Berita Yonhap Korea Selatan mengatakan titik target akhir drone itu adalah tiruan pelabuhan musuh yang didirikan di perairan Teluk Hongwon.
Latihan drone dilaporkan terjadi ketika kapal serbu amfibi AS tiba di Korea Selatan untuk latihan militer bersama dengan nama kode "Freedom Shield". Setelah tahun uji coba senjata dan pedang berderak Pyongyang yang belum pernah terjadi sebelumnya, AS dan Korea Selatan telah meningkatkan kerja sama pertahanan. Pada 13 Maret lalu, AS dan Korea Selatan meresmikan latihan militer gabungan terbesar kedua negara dalam lima tahun terakhir.
Akhir pekan lalu, kedua sekutu melakukan latihan udara dan laut yang melibatkan pembom strategis B-1B AS. Angkatan laut dan korps marinir AS dan Korsel akan memulai latihan pendaratan amfibi Ssangyong skala besar. Latihan akan berlanjut selama dua minggu hingga 3 April.
Yonhap mengatakan kantor berita Korea Utara juga mengecam latihan bersama AS-Korea Selatan, yang diklaim telah mendorong situasi militer dan politik semenanjung Korea ke titik berbahaya yang tidak dapat diubah. Korea Utara telah lama mengklaim bahwa Washington dan Seoul terlibat dalam latihan militer untuk mempersiapkan invasi di masa depan. Uji senjata oleh Korea Utara adalah tanggapan atas latihan semacam itu.
Menurut KCNA, Kim Jong Un memandu latihan drone bawah air minggu ini. Ia mengatakan itu drone nuklir itu harus menjadi peringatan bagi Washington dan Seoul untuk menyadari kemampuan pencegahan perang nuklir Korea Utara yang mendapat dukungan tak terbatas.
Korea Utara juga menegaskan telah menembakkan empat rudal jelajah pada Rabu dalam latihan misi serangan nuklir taktis. Penembakan rudal jelajah ini dikonfirmasi oleh militer Korea Selatan. KCNA mengatakan dua rudal jelajah strategis tipe “Hwasal-1” dan dua rudal jelajah strategis tipe “Hwasal-2”, diluncurkan di provinsi Hamgyong Selatan. Rudal itu telah mencapai target dengan akurat yang ditetapkan di Laut Timur atau dikenal pula sebagai Laut Jepang.
Peluncuran itu terjadi kira-kira seminggu setelah Korea Utara menguji coba rudal terbesar dan terkuatnya, Hwasong-17 – uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) keduanya sepanjang tahun ini.
AL JAZEERA