Top 3 Dunia: Reaksi Benny Wenda hingga Korban Serangan Rudal Rusia Bertambah
Editor
Dewi Rina Cahyani
Senin, 6 Maret 2023 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita top 3 dunia kemarin dimulai dari Benny Wenda, tokoh separatis Papua yang bersuara atas kemarahan Indonesia terhadap PM Fiji. Melalui akun Twitternya, ia bereaksi keras.
Berita top 3 dunia kedua adalah dua pilot Ukraina yang berlatih simulator penerbangan di Arizona, Amerika Serikat. Selama latihan, mereka dievaluasi oleh militer AS. Berita terakhir adalah serangan rudal Rusia di Zaporizhzhia, Ukraina selatan, bertambah menjadi 11 orang tewas. Berikut berita selengkapnya:
1. Ini Reaksi Benny Wenda atas Kemarahan Indonesia pada PM Fiji
Pemerintah Indonesia bereaksi keras atas tindakan Perdana Menteri Fiji Stiveni Rebuka menerima pemimpin kelompok separatis Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat (ULMWP) Benny Wenda di sela pertemuan negara-negara Pasifik di Nadi, Fiji, pada pekan lalu.
Wenda dalam unggahan di Twitter, mempertanyakan alasan kemarahan Indonesia itu.
"Pemerintah Indonesia dengan marah memprotes keputusan Fiji yang mendukung ULMWP menjadi anggota penuh Melanesian Spearhead Group (MSG). Namun pemerintah yang sama ini berulang kali menyatakan dukungannya terhadap perjuangan Palestina," kata Wenda, Jumat, 3 Maret 2023.
ULMWP sudah 10 tahun mengajukan permohonan untuk menjadi anggota di kelompok MSG. Namun, hingga saat ini hanya mendapatkan status sebagai pengamat, sama seperti Timor Leste.
Pemerintah Indonesia mengirim nota diplomatik kepada menanggapi pertemuan Perdana Menteri Stiveni Rebuka dan Benny Wenda.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah pada Kamis, 2 Maret 2023, mengkonfirmasi pengiriman nota diplomatik kepada pemerintah Fiji itu.
"Kurang lebihnya dalam nota tersebut Indonesia menyampaikan kekecewaan yang mendalam atas pertemuan PM Fiji dengan seseorang yang mengklaim secara sepihak dirinya mewakili masyarakat Papua, Indonesia," katanya.
Baik kantor perdana menteri dan Kementerian Luar Negeri Fiji belum menanggapi secara publik nota diplomatik Indonesia itu.
<!--more-->
2. AS Latih Pilot Ukraina dengan Simulator Jet Militer, Akan Segera Kirim F-16?
Dua pilot Ukraina sedang berlatih simulator penerbangan di Arizona, Amerika Serikat, dan dievaluasi oleh militer AS, kata pejabat setempat pada Sabtu.
Seperti dilansir Reuters Ahad 5 Maret 2023, pernyataan itu muncul ketika pemerintah AS di Washington masih bungkam soal pengiriman jet tempur atau pesawat nirawak (drone) canggih dengan kendali jarak jauh ke Ukraina.
Namun, belum ada komitmen dari Barat untuk mengirimkan jet tempur canggih dan drone besar bersenjata ke Ukraina.
"Kegiatan pengenalan" di Arizona itu akan memfasilitasi dialog antara personel Ukraina dan AS dan memberi kesempatan untuk mengamati bagaimana Angkatan Udara AS beroperasi, kata seorang pejabat pertahanan AS yang berbicara secara anonim.
"Kegiatan ini membuat kami dapat lebih membantu pilot Ukraina menjadi kian efektif dan lebih membantu mengembangkan kemampuan mereka," kata pejabat tersebut.
"Program ini juga mengawasi bagaimana pilot Ukraina membuat perencanaan dan pelaksanaan misi lewat simulator penerbangan sehingga kami dapat memberi saran bagaimana menggunakan kemampuan yang mereka miliki," kata seorang pejabat pemerintah AS yang juga berbicara secara anonim.
NBC News sebelumnya melaporkan keberadaan pilot-pilot Ukraina itu di Arizona pada Sabtu.
Negara-negara sekutu lainnya, ujar pejabat pertahanan, telah menggelar kegiatan serupa sebelumnya. Pejabat itu tidak mengungkap berapa lama kedua pilot Ukraina itu akan berada di Arizona.
Menurut kedua pejabat itu, belum ada kabar baru soal komitmen pengiriman jet tempur F-16 ke Ukraina.
"Ini mengenai melatih mereka menggunakan pesawat mereka sendiri, bukan mengenai F-16," kata pejabat pemerintah.
Colin Kahl, Wakil Menteri Pertahanan AS Bidang Kebijakan, mengatakan di DPR AS pada Selasa (28/2) bahwa pemerintah belum memulai pelatihan F-16 untuk Ukraina.
Pelatihan peralatan militer, baik untuk penggunaan maupun perawatan, selama ini menjadi indikator utama bahwa pengiriman peralatan kemungkinan akan dilakukan.
Pernyataan Kahl muncul pada rapat dengar pendapat di DPR yang berfokus kepada pengawasan bantuan militer hampir US$32 miliar dolar atau sekitar Rp488,88 triliun yang telah diberikan pemerintah Presiden Joe Biden kepada Ukraina sejak invasi Rusia setahun lalu.
Bantuan militer itu mencakup pesawat nirawak, sistem artileri jarak jauh, dan kemampuan pertahanan udara. Pentagon atau Departemen Pertahanan AS memerlukan waktu sedikitnya 18 bulan untuk menilai kelayakan pengiriman F-16 dan pelatihan pilotnya.
"Jadi, Anda sebenarnya tidak menghemat waktu dengan memulai pelatihan lebih awal," kata Kahl kepada panel DPR AS.
Menurut Kahl, kerumitan bertambah karena tidak ada kejelasan mengenai armada apa yang akan diperoleh Ukraina. "Mereka (Ukraina) akhirnya bisa saja mendapatkan pesawat Tornado Inggris atau Gripens (Swedia) atau Mirage (Prancis), sehingga Anda tidak akan melatih mereka dengan F-16," katanya.
<!--more-->
3. Serangan Rudal Rusia ke Apartemen di Zaporizhzhia, Tewaskan 11 Warga Sipil
Korban serangan rudal Rusia di Zaporizhzhia, Ukraina selatan, bertambah menjadi 11 orang tewas, setelah jasad seorang perempuan ditemukan di bawah reruntuhan, Sabtu, 4 Maret 2023.
Seorang anak termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan Kamis pagi di gedung lima lantai, kata layanan darurat Ukraina dalam sebuah posting di aplikasi pesan Telegram.
Pejabat dari pemerintah daerah mengatakan di pos lain bahwa rudal S-300 Rusia telah menghantam gedung tersebut.
Dalam sebuah unggahan di Telegram tak lama setelah serangan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berjanji untuk meminta pertanggungjawaban Rusia.
"Negara teroris ingin mengubah setiap hari bagi rakyat kami menjadi hari teror. Tapi kejahatan tidak akan berkuasa di tanah kami."
"Kami akan mengusir semua penjajah dan mereka pasti akan dimintai pertanggungjawaban atas semuanya," kata Zelensky.
TWITTER | REUTERS