Mengenal F-16, Jet Tempur Legendaris yang Dikirim AS untuk Bantu Taiwan Hadapi Cina

Jumat, 3 Maret 2023 13:35 WIB

Pesawat pembom B-1B Angkatan Udara AS, jet tempur F-35A Angkatan Udara Korea Selatan, dan jet tempur F-16 Angkatan Udara AS membentuk formasi saat latihan udara bersama, Korea Selatan, 19 Februari 2023. South Korean Defence Ministry/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat menyetujui rencana penjualan senjata baru senilai US$ 619 juta ke Taiwan. Senjata yang akan dikirimkan termasuk rudal untuk armada jet tempur F-16, karena pulau itu melaporkan hari kedua serangan angkatan udara Cina skala besar di dekatnya.

Pentagon mengatakan pada Rabu, 1 Maret 2023, bahwa Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui potensi penjualan senjata dan peralatan ke Taiwan yang mencakup 200 Advanced Medium Range Air-to-Air Missiles (AMRAAM) anti-pesawat dan 100 rudal AGM-88B HARM yang dapat menyerang daratan.

"Penjualan yang diusulkan akan berkontribusi pada kemampuan Taiwan untuk menyediakan pertahanan wilayah udara, keamanan regional dan interoperabilitas dengan Amerika Serikat," katanya dalam sebuah pernyataan.

Hal senada juga disampaikan oleh Kementerian pertahanan Taiwan. Menurutnya, rudal itu akan membantu mempertahankan wilayah udara untuk menghadapi ancaman dan provokasi dari militer Cina. Raytheon Technologies dan Lockheed Martin adalah kontraktor utama. China telah memberikan sanksi kepada kedua perusahaan karena menjual senjata ke Taiwan.

Profil F-16, Jet Tempur Legendaris Amerika Serikat

Jet Tempur F-16 adalah salah satu jet tempur legendaris buatan Amerika Serikat. Pada 49 tahun silam, tepatnya 2 Februari 1974, F-16 Fighting Falcon terbang untuk pertama kalinya secara resmi. Jet tempur ini telah digunakan oleh 28 negara dan per Juni 2018 telah mencapai angka produksi 4.604.

Advertising
Advertising

Mengutip buku The World’s Air Forces, sejarah F-16 bermula dari usulan konsep pesawat tempur ringan berteknologi mumpuni namun efektif dalam bermanuver oleh Kolonel John Boyd bersama dengan sekelompok insinyur dan analis pertahanan dari Angkatan Udara dan Departemen Pertahanan AS merespons kebutuhan militer saat itu pada awal 1970-an.

Usulan mereka lalu disusun lebih lanjut melalui program bernama Lightweight fighter (LWF). Dimulai pada Mei 1971, program ini didukung dari Kongres Amerika Serikat dengan sokongan dana senilai 50 juta Dolar AS. Program LWF kemudian berganti nama menjadi Air Combat Fighter (ACF) karena empat negara NATO yakni Belgia, Belanda, dan Denmark ingin memesannya.<!--more-->

General Dynamics kemudian dipilih oleh Angkatan Udara AS untuk menggarap pengembangan dan pengujian prototipe F-16. Akhirnya pada 13 Desember 1973, prototipe F-16 yang ketika itu dinamai YF-16 untuk pertama kali roll-out dari hangar dan mulai terbang di awal tahun 1974.

F-16 yang masih dalam bentuk prototipe secara tidak sengaja terbang untuk pertama kalinya pada 20 Januari 1974. Hal itu terjadi ketika dilakukan pengujian kecepatan tinggi di darat. Pilot terpaksa menerbangkan pesawat guna menghindari marabahaya akibat adanya potensi hilang kendali. Penerbangan resmi F-16 dilakukan pada 2 Februari 1974.

Fitur dan Keunggulan Jet Tempur F-16

Mengutip buku Beyond the Horizons: The Lockheed, sebagai salah satu jet tempur terlaris, F-16 memiliki sederet keunggulan. F-16 tergolong jet tempur yang sangat gesit berkat bentuk dan bobotnya yang ringan untuk ukuran jet tempur. Untuk propulsi, F-16 ditunjang satu mesin turbofan General Electric F110-GE-129. Versi lainnya menggunakan Pratt & Whitney F100-PW-229. Ini membuat F-16 dapat melesat hingga 2.121 km/jam alias 2 kali kecepatan suara.

F-16 dapat membawa berbagai jenis persenjataan seperti rudal air-to-air seperti AIM-9 Sidewinder dan AIM-9 Sidewinder, rudal udara-ke-darat seperti AGM-65 Maverick dan AGM-88 HARM, rudal anti-kapal, roket, beberapa jenis bom pintar, serta perangkat electronic countermeasures. Selain itu, F-16 juga dilengkapi dengan meriam putar 20 mm M61A1 Vulcan untuk pertempuran jarak dekat.

Usai melewati serangkaian pengujian dan penerbangan, pada Januari 1975, F-16 diumumkan akan dipesan Angkatan Udara AS sebanyak 650 unit. Ditambah dengan beberapa negara NATO yang juga ikut memesan, total unit yang dibeli mencapai sekitar 1600 unit. Pada 21 Juli 1980 Angkatan Udara AS juga secara resmi menamai F-16 dengan "Fighting Falcon".

Tahap produksi dari jet tempur F-16 mulai dilakukan General Dynamics pada akhir 1975, dan dilanjutkan produksinya oleh Lockheed Martin dari tahun 1993 hingga sekarang. F-16 menjadi jet tempur buatan AS dengan jumlah produksi terbanyak kedua setelah F-4 Phantom II.

HATTA MUARABAGJA | REUTERS

Pilihan Editor: Taiwan Diganggu Cina, AS Kirim Rudal hingga Jet Tempur F-16

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

1 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

6 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

9 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

9 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

10 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

13 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

19 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

22 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

1 hari lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya