Cina Meradang FBI Sebut Covid-19 Bocor dari Lab Wuhan: Merusak Kredibilitas

Reporter

Tempo.co

Kamis, 2 Maret 2023 17:37 WIB

Patients lie on beds in the emergency department of a hospital, amid the coronavirus disease (COVID-19) outbreak in Shanghai, China January 4, 2023. Hospitals in Shanghai were overwhelmed by visitors on Wednesday (January 5) as international health experts predict at least one million deaths in China this year, but Beijing has reported five or fewer deaths a day since the policy u-turn. REUTERS/Staff

TEMPO.CO, Jakarta - Cina bereaksi keras atas pernyataan Biro Investigasi Federal AS, FBI ihwal asal usul virus Corona atau Covid-19. Dalam wawancara dengan Fox News, Direktur FBI Christopher Wray mengatakan bahwa sumber Covid-19 kemungkinan besar dari insiden di laboratorium di Wuhan.

Beijing pada Rabu, 1 Maret 2023, menuduh Washington merusak kredibilitasnya sendiri karena pernyataan Wray itu. Pejabat Cina dengan marah membantah klaim tersebut, menyebutnya sebagai kampanye kotor terhadap Beijing.

"Amerika Serikat sekali lagi membangkitkan teori kebocoran laboratorium, yang tidak akan mendiskreditkan Cina, yang akan semakin menurunkan kredibilitasnya sendiri," kata juru bicara kementerian luar negeri Mao Ning dalam pengarahan rutin pada hari Rabu.

Komentar Wray muncul setelah sebuah laporan awal pekan ini mengatakan Departemen Energi AS telah menetapkan bahwa kebocoran dari laboratorium Cina kemungkinan besar menjadi penyebab wabah COVID-19. Temuan departemen ini penting karena bekerja sama dengan jaringan laboratorium nasional, termasuk beberapa yang melakukan penelitian biologi tingkat lanjut. Namun badan-badan lain dalam komunitas intelijen AS percaya bahwa virus itu muncul secara alami di dunia.

Dalam wawancara hari Selasa, Wray menuduh pemerintah Cina berusaha menghentikan upaya AS untuk menyelidiki penyebab pandemi tersebut. "Pemerintah Cina telah melakukan yang terbaik untuk menggagalkan dan mengaburkan pekerjaan di sini, pekerjaan yang kami lakukan, pekerjaan yang dilakukan oleh pemerintah AS dan mitra asing dekat kami," kata Wray. "Dan itu sangat disayangkan bagi semua orang."

Advertising
Advertising

Pada jumpa pers hari Rabu, Mao menegaskan kembali klaim Cina bahwa virus itu bisa lolos dari laboratorium penelitian militer AS di Fort Detrick, Maryland. “AS harus menghormati sains dan fakta, bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia sesegera mungkin, mengundang pakar internasional untuk melakukan penelitian ketertelusuran di negaranya, dan berbagi hasil penelitian dengan komunitas internasional,” katanya.

Komunitas ilmiah memandang penting untuk menentukan asal-usul pandemi virus Corona untuk melawan atau bahkan mencegah pandemi berikutnya dengan lebih baik.

CHANNEL NEWS ASIA

Pilihan Editor: Zelensky: Ukraina Selamat di Musim Dingin, Rusia Masih Ancaman

Berita terkait

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

47 menit lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

2 jam lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

4 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

12 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

14 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

18 jam lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

19 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

19 jam lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

19 jam lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

23 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya