Korban Tewas Tambang Runtuh di China Jadi 6 Orang, 47 Masih Hilang

Reporter

Tempo.co

Jumat, 24 Februari 2023 19:55 WIB

Pekerja memilah batu bara di tambang batu bara Qianyingzi di Suzhou, Provinsi Anhui, Cina timur, 20 Oktober 2021. Pembangkit listrik tenaga batu bara melibatkan banyak proses, di antaranya pasokan batu bara, pengangkutan via kereta, dan pembangkitan energi. Xinhua/Han Xu

TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas setempat di China pada Jumat 24 Februari 2023 menginstruksikan pemeriksaan keselamatan di semua tambang batu bara terbuka di Mongolia Dalam, setelah enam orang tewas dalam runtuhan tambang batu bara akibat tanah longsor pada Rabu.

Setidaknya 47 korban masih dinyatakan hilang dalam runtuhnya sebuah tambang yang dioperasikan oleh perusahaan lokal kecil Xinjing Coal Mining Co. Pada Kamis malam pukul 22.30 waktu setempat, enam korban selamat ditarik keluar dari puing-puing, menurut laporan media pemerintah.

Tambang itu terkubur di bawah tumpukan puing-puing selebar setengah kilometer dan tingginya diperkirakan 80 meter, kata televisi pemerintah CCTV.

Terjadinya tanah longsor untuk kedua kalinya menghentikan upaya penyelamatan karena meningkatkan risiko keruntuhan, kata media pemerintah.

Li Zhongzeng, wali kota Alxa League, mengatakan misi penyelamatan itu dihambat tingginya ancaman tanah longsor. “Upaya penyelamatan mencakup penggalian secara berlapis dan dengan metode menurun trapesium dari kedua sisi gunung,” ungkap Li.

Advertising
Advertising

Sedikitnya 300 pekerja penyelamat menggunakan alat berat dan anjing penyelamat dalam mencari para penambang yang terkubur, kata media pemerintah.

Sekitar setengah dari tambang batu bara di wilayah Mongolia Dalam adalah operasi tambang terbuka. Belum jelas apakah lokasi-lokasi penambangan tersebut akan tetap beroperasi selama pemeriksaan keselamatan.

Mongolia Dalam adalah wilayah penghasil batu bara kedua terbesar di China. Provinsi penghasil batu bara utama lainnya, seperti Shanxi dan Shaanxi, juga telah mengarahkan jajarannya untuk melakukan inspeksi keselamatan di lokasi-lokasi penambangan.

Tambang yang runtuh akibat longsor itu dulunya berada di bawah tanah, kemudian diubah menjadi tambang terbuka pada 2012.

Tambang itu sempat ditutup produksinya selama tiga tahun sebelum kembali dibuka pada April 2021, kata media pemerintah, tanpa merinci alasan penutupan itu.

Batu bara adalah sumber energi utama di China, tetapi tambang-tambangnya termasuk yang paling mematikan di dunia.

Tingginya bahaya di lokasi-lokasi penambangan batu bara di China diakibatkan oleh lemahnya kepatuhan pada standar keselamatan, meski pemerintah sudah selama bertahun-tahun mendesak peningkatan keselamatan.

Data yang dirilis oleh Administrasi Keselamatan Pertambangan Nasional China bulan ini menunjukkan bahwa jumlah kecelakaan di tambang batu bara naik hampir dua kali lipat pada 2022 dibandingkan dengan 2021.

Jumlah kematian terkait kecelakaan tambang mencapai 245 orang, tertinggi dalam enam tahun, tidak lama setelah China mendorong peningkatan produksi batu bara.

Pilihan Editor: Tambang Batu Bara di China Runtuh, 4 Tewas dan 49 Terjebak

REUTERS

Berita terkait

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

6 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

10 jam lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

12 jam lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

13 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

1 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

1 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

2 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

2 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

4 hari lalu

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

Seorang pria warga negara Indonesia (WNI) ditangkap polisi Daegu, Korea Selatan setelah menikam rekan senegaranya hingga tewas dan melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

5 hari lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya