China: Krisis Ukraina Tidak Boleh Lepas Kendali

Reporter

Tempo.co

Editor

Ida Rosdalina

Jumat, 24 Februari 2023 15:21 WIB

Anna, mengangkut makanan yang diberikan oleh para sukarelawan menggunakan kereta bayi di depan rumah yang hancur di sebuah desa, di tengah invasi Rusia ke Ukraina, dekat Kherson, Ukraina 31 Januari 2023. REUTERS/Nacho Doce

TEMPO.CO, Jakarta - China ingin mencegah krisis Rusia-Ukraina lepas kendali dan mengatakan, Jumat, 24 Februari 2023, dialog dan perundingan adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan krisis. Pada peringatan pertama invasi Rusia ke Ukraina, China menyerukan gencatan senjata dan penurunan eskalasi secara bertahap dalam makalah kementerian luar negeri 12 poin.

.Makalah kementerian sebagai besar adalah pengulangan garis China sejak Rusia melancarkan apa yang mereka sebut “operasi militer khusus” pada 24 Februari tahun lalu. China telah menahan diri dari mengutuk sekutunya atau menyebut intervensi Rusia terhadap tetangganya sebagai sebuah “invasi” dan juga mengkritik sanksi Barat atas Rusia.

“Konflik dan perang tidak memberi keuntungan pada siapa pun. Semua pihak harus tetap rasional dan menahan diri, menghindari mengipas api dan meningkatkan ketegangan, dan mencegah krisis memburuk lebih parah atau bahkan lepas kendali,” kata kementerian dalam makalahnya.

Perang tersebut memasuki tahun kedua dengan tak ada tanda-tanda untuk berakhir dan Rusia dikucilkan dari PBB, sementara para pemimpin G7 bersiap untuk berkoordinasi membantu Ukraina.

Presiden China Xi Jinping diperkirakan menyampaikan sebuah “pidato perdamaian”, Jumat untuk menandai peringatan satu tahun perang tersebut. Ia kemungkinan akan mendesak perdamaian sambil menghindar mengutuk untuk Rusia.

Advertising
Advertising

Ukraina secara konsisten menolak seruan gencatan senjata sementara pasukan Rusia menduduki teritorinya, dengan mengatakan setiap jeda dalam pertempuran memungkin Rusia untuk mengumpulkan kembali pasukannya.

Duta Besar Uni Eropa untuk China, Jorge Toledo, mengatakan makalah China bukan proposal perdamaian tetapi UE akan mempelajarinya lebih cermat, meskipun ia mencatat kecemasan UE bahwa makalah itu tidak menyebut pihak agresor.

Toledo, berbicara kepada wartawan di Beijing, mengatakan China memiliki tanggung jawab khusus untuk mempertahankan dan menegakkan nilai-nilai Piagam PBB.

Pada acara yang sama, charge d'affaires Ukraina menyebut makalah China “sebuah pertanda baik”, sambil menambahkan Ukraina berharap China lebih aktif dalam dukungan politik.

Utusan Ukraina, Zhanna Leshchynska, mengatakan Ukraina berharap China juga mendesak Rusia menghentikan perang dan menarik pasukannya.

REUTERS

Pilihan Editor: Badai Musim Dingin di AS: Seorang Relawan Tewas, Ribuan Penerbangan Ditunda

Berita terkait

Satgas Yonif 509 Kostrad Lakukan Koteka Barbershop di Wilayah Intan Jaya Papua, Apa Tugas dan Fungsi Utama Kostrad?

5 jam lalu

Satgas Yonif 509 Kostrad Lakukan Koteka Barbershop di Wilayah Intan Jaya Papua, Apa Tugas dan Fungsi Utama Kostrad?

Calon suami Ayu Ting Ting dan Satgas Yonif 509 Kostrad melakukan program Koteka Barbershop. Apa tugas dan fungsi utama Kostrad?

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

19 jam lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

1 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

1 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

1 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

1 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

1 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

1 hari lalu

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

Banjir bandang di Sungai Yangtze pada 1931 merupakan salah satu bencana alam terburuk dalam sejarah China, bahkan di dunia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

2 hari lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

2 hari lalu

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bertemu untuk membahas penguatan kerja sama

Baca Selengkapnya