Gugat CIA 100 Juta Dollar, Putri Malcolm X Tuding Badan Intelijen Terlibat Kematian Ayahnya

Rabu, 22 Februari 2023 14:35 WIB

Putri Malcolm X, Ilyasah Shabazz. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga pemimpin hak-hak sipil Amerika Serikat yang tewas terbunuh, Malcolm X, pada Selasa mengumumkan rencana untuk menuntut badan-badan termasuk CIA, FBI, Departemen Kepolisian New York dan lainnya sebesar US$100 juta.

Gugatan itu diumumkan bertepatan dengan peringatan pembunuhan Malcolm X alias El Hajj Malik El Shabazz tahun 1965 pada Selasa lalu. Keluarga tokoh kulit hitam Muslim AS itu menuduh badan-badan pemerintah tersebut memainkan peran dalam kematiannya.

Dua putrinya, Ilyasah Shabazz dan Qubilah Shabazz, bergabung dengan pengacara Ben Crump pada konferensi pers di lokasi bekas Audubon Ballroom di Manhattan, di mana Malcolm X ditembak mati saat kerumunan berkumpul untuk mendengarnya berbicara pada 21 Februari 1965.

Selama bertahun-tahun keluarga kami berjuang agar kebenaran terungkap,” kata Ilyasah Shabazz dalam konferensi pers. “Kami ingin keadilan ditegakkan untuk ayah kami.”

Selama beberapa dekade pertanyaan telah beredar tentang siapa yang bertanggung jawab atas kematiannya.

Advertising
Advertising

Tiga pria dihukum, tetapi dua diantaranya dibebaskan pada 2021. Ini setelah penyelidikan baru atas kasus-kasus terhadap mereka menunjukkan bukti yang digunakan untuk mendapatkan hukuman tak terbukti, dan bahwa pihak berwenang telah menahan beberapa informasi.

Ilyasah Shabazz, yang juga menjadi salah satu pengelola aset ayahnya, mengajukan pemberitahuan klaim, yang merupakan langkah pertama dalam proses gugatan.

Ia mengatakan bahwa agensi itu“berkonspirasi satu sama lain dan dengan individu lain dan bertindak, dan gagal bertindak, sedemikian rupa sehingga menyebabkan kematian Malcolm X yang tidak wajar.”

Email yang meminta komentar dikirim ke CIA, FBI, Departemen Kehakiman, dan departemen hukum Kota New York. Namun, NYPD menolak berkomentar.

Crump mencatat tanggal peringatan dan mengatakan bahwa sejak saat itu, "ada spekulasi mengenai siapa yang terlibat dalam pembunuhan Malcolm X."

Dia mengutip pembebasan dua terpidana pada 2021 dan mengatakan bahwa lembaga pemerintah termasuk jaksa wilayah Manhattan, NYPD dan FBI "memiliki bukti faktual, bukti pembebasan yang mereka sembunyikan secara curang dari orang-orang yang dihukum secara tidak sah atas pembunuhan Malcolm X."

Ditanya apakah dia yakin lembaga pemerintah berkonspirasi untuk membunuh Malcolm, Crump berkata, “Itulah yang kami duga, ya. Mereka menyusup ke banyak organisasi hak sipil.”

Malcolm X disejajarkan dengan tokoh Martin Luther King Jr, sebagai salah satu orang Afrika-Amerika yang paling berpengaruh dalam sejarah Amerika Serikat.

Pada 1965, 58 tahun yang lalu, Malcolm X, tanpa 2 pengawalnya, tewas ditembak mati oleh 3 pria bersenjata ketika hendak menyampaikan pidato publik di Aula Audubon, sebuah panggung teater di Harlem, bagian utara Manhattan, Amerika Serikat.

Pada Februari 2020, setelah Netflix merilis serial dokumenter "Who Killed Malcolm X?", Jaksa Wilayah Manhattan, Cyrus Vance, meminta timnya untuk meninjau kasus tersebut untuk menentukan apakah penyelidikan harus dibuka kembali atau tidak.

Pilihan Editor: Malcolm X, Politisi Muslim AS yang Akhir Hidupnya Tragis

ARAB NEWS (Fatima Asni Soares)

Berita terkait

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

50 menit lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

5 jam lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

5 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

6 jam lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

9 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

11 jam lalu

Ratusan Polisi New York Serbu Universitas Columbia untuk Bubarkan Demonstran Pro-Palestina

Ratusan polisi Kota New York menyerbu Universitas Columbia untuk membubarkan pengunjuk rasa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

12 jam lalu

HAM PBB Prihatin Penangkapan Mahasiswa Pro-Palestina

Komisaris Tinggi HAM PBB prihatin atas tindakan hukum membubarkan aksi pro-Palestina di sejumlah universitas di Amerika Serikat

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

21 jam lalu

Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

Demo Pro-Palestina marak terjadi di banyak kampus di AS dengan tuntutan para mahasiswa berkisar dari gencatan senjata atas perang Israel vs Hamas.

Baca Selengkapnya

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

1 hari lalu

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

Dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia diselenggarakan acara perdana "Diplomats Go to Campus" di Surabaya dan Malang

Baca Selengkapnya

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

1 hari lalu

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

Tanggal 30 April diperingati sebagai Hari Jazz Sedunia. Bagaimana kisah musik Jazz sebagai perlawanan?

Baca Selengkapnya