China Balik Tuding Balon Mata-mata AS Gentayangan di Atas Xinjiang

Kamis, 16 Februari 2023 10:19 WIB

Balon mata-mata Cina yang dicurigai terlihat sebelum ditembak jatuh di lepas pantai Garden City, South Carolina, AS, 4 Februari 2023. Penembakan balon Cina dengan satu misil ini sepekan setelah balon itu masuk ke wilayah AS dan memicu memburuknya hubungan Cina-AS. Travis Huffstetler/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Setelah AS menembak jatuh balon mata-mata China pekan lalu, kini giliran Beijing yang menuduh Washington mengirim balon pengintai di atas wilayah Xinjiang dan Tibet.

China mengancam akan mengambil tindakan terhadap entitas Amerika Serikat yang merusak kedaulatan negaranya.

Washington dan Beijing terkunci dalam pergumulan mengenai objek terbang setelah militer AS bulan ini menembak jatuh apa yang disebutnya balon mata-mata China di atas pantai Carolina Selatan. Beijing mengatakan balonnya adalah kapal penelitian sipil yang secara keliru diterbangkan, dan Washington bereaksi berlebihan.

Minggu ini, China membalas bahwa balon AS telah terbang di atas wilayah udaranya tanpa izin lebih dari 10 kali dalam penerbangan keliling dunia sejak Mei 2022.

“Tanpa persetujuan otoritas China yang relevan, pesawat itu telah terbang secara ilegal setidaknya 10 kali di atas wilayah udara China, termasuk di Xinjiang, Tibet, dan provinsi lain,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin dalam pengarahan harian rutin, Rabu, 15 Februari 2023.

Advertising
Advertising

Gedung Putih membantah tuduhan China itu.

Washington menambahkan enam entitas China yang terkait dengan dugaan program balon pengawasan Beijing ke daftar hitam ekspor.

"AS telah menyalahgunakan kekuatan, bereaksi berlebihan, meningkatkan situasi, dan menggunakan ini sebagai dalih untuk memberikan sanksi ilegal kepada perusahaan dan institusi China," kata Wang.

China dengan tegas menentang ini dan akan mengambil tindakan balasan terhadap entitas AS yang merusak kedaulatan dan keamanan China sesuai dengan hukum," kata Wang, tanpa merinci tindakan tersebut.

Sengketa balon menunda upaya kedua belah pihak untuk mencoba memperbaiki hubungan yang rusak, meskipun Presiden AS Joe Biden juga mengatakan bahwa dia tidak yakin hubungan antara kedua negara melemah akibat insiden tersebut.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang menunda perjalanan ke Beijing karena balon, sedang mempertimbangkan untuk bertemu diplomat top China, Wang Yi, di Munich minggu ini, kata sumber.

Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman mengatakan pada hari Rabu bahwa komunikasi dengan China tidak berhenti, tetapi tidak memberikan rincian tentang pertemuan tingkat tinggi di masa depan.

"Kami berharap ketika kondisi memungkinkan kita akan bertemu lagi secara langsung. Tidak ada pengumuman hari ini," katanya.

Sherman menegaskan kembali bahwa klaim China tentang balon AS adalah salah.

"Mereka sekarang mengatakan bahwa ada trilyun balon oleh AS di China. Itu sama sekali tidak benar. Tidak ada balon pemerintah AS di China," katanya dalam sebuah acara di Brookings Institution di Washington.

Pilihan editor: Duta Besar Ukraina Komentari Pengemudi Fortuner yang Disebut Musuh Negaranya

REUTERS | FATIMA ASNI SOARES

Berita terkait

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

7 menit lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

3 jam lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

5 jam lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

19 jam lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

23 jam lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

1 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

1 hari lalu

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

Grup vokal legendaris dari Amerika Serikat, All 4 One menggelar konser bertajuk All 4 One 30 Years Anniversary Tour di Jakarta pada 23 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

1 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

1 hari lalu

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

Pejabat AS mengatakan Israel tak bisa menang melawan Hamas karena strateginya meragukan.

Baca Selengkapnya

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

2 hari lalu

Mengenang Banjir Yangtze 1931, Banjir Bandang di China yang Menewaskan 3,6 Juta Jiwa

Banjir bandang di Sungai Yangtze pada 1931 merupakan salah satu bencana alam terburuk dalam sejarah China, bahkan di dunia.

Baca Selengkapnya