AS Tembak Jatuh Objek Misterius Dekat Perbatasan Kanada, Mata-Mata atau UFO?

Reporter

Tempo.co

Senin, 13 Februari 2023 13:45 WIB

Balon mata-mata China yang diduga melayang ke laut setelah ditembak jatuh di lepas pantai di Surfside Beach, Carolina Selatan, AS 4 Februari 2023. REUTERS/Randall Hill

TEMPO.CO, Jakarta - Jet tempur Amerika Serikat (AS) pada Minggu menembak jatuh sebuah objek berbentuk segi delapan dekat Danau Huron yang terletak di dekat perbatasan dengan Kanada. Hal itu disampaikan juru bicara Pentagon Patrick Ryder seperti dilansir Al Jazeera Senin 13 Februari 2023.

Peristiwa tersebut adalah insiden terakhir sejak kemunculan balon yang diduga merupakan mata-mata Cina yang membuat pasukan keamanan di Amerika Utara dalam siaga penuh. Benda itu adalah objek terbang keempat yang ditembak jatuh di atas wilayah udara Amerika Utara oleh rudal AS dalam waktu lebih dari sepekan.

Glen VanHerck, Jenderal Angkatan Udara AS yang bertugas menjaga wilayah udara AS, mengatakan kepada wartawan bahwa pihak militer belum dapat mengidentifikasi jenis tiga objek terbaru itu, bagaimana mereka bisa melayang tinggi, atau dari mana asalnya.

"Kami menyebut mereka objek, bukan balon, karena alasan tertentu," kata VanHerck, kepala Komando Pertahanan Luar Angkasa Amerika Utara (NORAD) dan Komando Utara.

Ketika ditanya apakah dia mengesampingkan makhluk luar angkasa, VanHerck menegaskan bahwa dia belum mengesampingkan kemungkinan apa pun."Saya akan mempercayakan kepada komunitas intel dan komunitas kontraintelijen untuk mencari jawaban," katanya.

Advertising
Advertising

Sementara itu pejabat pertahanan lainnya, yang berbicara secara anonim, mengatakan bahwa militer tidak melihat bukti bahwa benda-benda itu berasal dari luar angkasa.

Atas perintah Presiden Joe Biden, pesawat tempur F-16 AS menembak jatuh objek tersebut pada pukul 14:42 waktu setempat di atas Danau Huron di perbatasan AS-Kanada, kata juru bicara Pentagon Patrick Ryder dalam sebuah pernyataan resmi.

"Meskipun tidak menimbulkan ancaman militer, objek tersebut berpotensi mengganggu lalu lintas udara domestik karena terbang pada ketinggian 6.100 meter, dan mungkin memiliki kemampuan pengawasan," kata Ryder.

Objek itu tampak berbentuk segi delapan (oktagonal), dengan tali yang menggantung tetapi tidak ada muatan yang terlihat, kata seorang pejabat AS yang berbicara tanpa menyebut nama. Objek itu diyakini sama dengan yang baru-baru ini terdeteksi di atas Montana dekat lokasi militer yang sensitif, mendorong penutupan wilayah udara AS, kata Pentagon.

Militer akan mencoba mengumpulkan objek yang jatuh di atas Danau Huron untuk mempelajarinya lebih lanjut, kata VanHerck kepada wartawan. Dia mengatakan ada kemungkinan objek tersebut jatuh ke perairan Kanada.

Insiden itu menimbulkan pertanyaan tentang serentetan objek tidak biasa yang muncul di langit Amerika Utara dalam beberapa pekan terakhir dan meningkatkan ketegangan dengan Cina.

"Kami membutuhkan fakta tentang dari mana asalnya, apa tujuannya, dan mengapa frekuensinya meningkat," kata anggota DPR AS Debbie Dingell, salah satu dari beberapa legislator asal Michigan yang memuji keputusan militer menjatuhkan objek tersebut.

<!--more-->

Agen Khusus FBI yang ditugaskan ke Tim Tanggap Bukti biro siap untuk memproses materi yang diambil dari balon Cina yang ditembak jatuh oleh jet militer AS di lepas pantai Carolina Selatan, dalam gambar ini dirilis oleh FBI di Washington, AS 9 Februari 2023. Presiden Joe Biden, yang mendapat kecaman dari beberapa anggota parlemen, karena ia tidak melihat balon mata-mata Cina yang transit di Amerika Serikat. FBI/Handout via Reuters

Pejabat AS mengidentifikasi objek pertama sebagai balon pengintai milik Cina dan menembak jatuh di lepas pantai South Carolina pada 4 Februari. Pada Jumat, objek kedua ditembak jatuh di atas es laut dekat Deadhorse, Alaska.

Sementara objek ketiga dihancurkan di atas Yukon, Kanada pada Sabtu, dan penyelidik masih mencari serpihannya. "Keamanan warga adalah prioritas utama kami dan itulah mengapa saya membuat keputusan untuk menembak jatuh objek tak dikenal itu," kata Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau kepada wartawan, Minggu.

Kawasan Amerika Utara telah mewaspadai penyusupan udara menyusul kemunculan balon udara Cina berwarna putih yang menarik perhatian di atas langit Amerika awal bulan ini.

Balon setinggi 60 meter itu - yang dituduh Amerika digunakan Beijing untuk memata-matai Amerika Serikat - menyebabkan insiden internasional, serta membuat Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membatalkan perjalanan ke Cina hanya beberapa jam menjelang keberangkatan.

Pejabat Pentagon mengatakan mereka memperketat pengawasan radar sejak saat itu. Kekhawatiran terhadap masalah pengawasan membuat pejabat AS waspada dan hanya dalam jangka dua kali dalam 24 jam, pejabat AS menutup wilayah udara, meski dibuka lagi tidak lama kemudian.

Pada Minggu, Administrasi Penerbangan Federal secara singkat menutup ruang di atas Danau Michigan. Pada Sabtu, militer AS mengerahkan jet tempur di Montana untuk menyelidiki anomali radar di sana.

Cina menyangkal balon pertama digunakan untuk pengawasan dan mengatakan itu adalah pesawat penelitian sipil. Mereka mengutuk Amerika Serikat karena menembak jatuh balon itu di lepas pantai South Carolina pada Sabtu lalu.

Pemimpin Mayoritas Senat AS Chuck Schumer mengatakan kepada penyiar AS ABC bahwa dua objek terbaru adalah balon yang lebih kecil daripada yang sebelumnya. Gedung Putih hanya mengatakan bahwa objek yang baru saja ditembak jatuh "tidak mirip" dengan balon Cina, menyatakan bahwa deskripsi Schumer tentang balon tersebut "jauh lebih kecil".

"Kami tidak akan menguraikan mereka dengan pasti sampai kami dapat mengumpulkan puing-puing, seperti yang sedang kami lakukan," kata seorang juru bicara Gedung Putih.

Otoritas di Kanada yang berupaya mengumpulkan puing-puing dari objek yang ditembak jatuh di atas Yukon, menghadapi tantangan karena wilayah tersebut adalah wilayah berpenduduk jarang di ujung barat laut Kanada, berbatasan dengan Alaska.

Pilihan Editor: Heboh Balon Mata-mata, AS Tembak Jatuh Lagi Objek Tak Dikenal di Langit Alaska

Al JAZEERA | REUTERS

Berita terkait

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

34 menit lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

5 jam lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

1 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

2 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

3 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

3 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

3 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

4 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

4 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik yang Dicuri dari Indonesia dan Kamboja

Jaksa wilayah New York AS menuduh dua pedagang seni terkemuka melakukan perdagangan ilegal barang antik dari Indonesia dan Cina senilai US$3 juta.

Baca Selengkapnya